Dua insan terlihat sedang duduk berdampingan di sebuah sofa, yakinlah sedari tadi tidak ada pembicaraan karena beberapa saat yang lalu mereka telah membuat kecanggungan.
Yang satu sedang membaca novel, tentu itu Jisoo. Dan satu lainnya sedang memandang, benar. Bobby sedang memandang Jisoo yang sedang fokus membaca walau dia tahu kalau Jisoo terlihat tidak nyaman jika terus dipandangi seperti ini.
"Jisoo."
Jisoo terlihat sedikit bergumam.
"Lo cantik."
Jisoo langsung mendelik sebal pada Bobby.
"Gue dari lahir emang udah cantik." ucap Jisoo kemudian kembali membaca.
"Jis. Mama lo ada?"
"Hah?"
"Gue mau berterima kasih karena beliau udah melahirkan the most beautiful angel kaya lo di bumi ini. Mau minta restu juga."
Pipi Jisoo terasa memanas karena penuturan Bobby barusan.
"Ih belajar gombal dari mana coba!" Jisoo memukul lengan Bobby lalu menutupi wajah malunya menggunakan lengan Bobby.
Jisoo benar benar merasa malu. Ia merasa seperti kembali menjadi remaja yang sedang dimabuk cinta. Hatinya berdebar kala kalimat kalimat gombal terdengar terlontar untuknya.
Ia mendongak menatap Bobby dan tak sengaja matanya menatap mata Bobby yang sedari tadi memang sedang memandang Jisoo. Ia melepas lengan Bobby lalu menegakan posisi, dan menjauh darinya.
Bobby menahan lengan Jisoo dan menangkup wajahnya. Dia mengelus pipi Jisoo dengan ibu jarinya sambil tersenyum. Perlahan Bobby mendekatkan wajahnya dengan wajah Jisoo, tanpa sadar Jisoo sudah menutup matanya karena mengira kemungkinan kemungkinan yang akan berdampak pada kecanggungan lainnya.
Chup~
Jisoo merasa benda kenyal dan sedikit lembab menyentuh kulit keningnya. Matanya perlahan terbuka.
Mata Jisoo mengerjap lucu kala Bobby melepas kecupan nya yang lumayan lama. Hanya kening tak ada yang lain.
Ibu jari Bobby turun mengelus bibir Jisoo yang terlihat mungil dan merah dilapisi lip tint tipis.
"Yang ini belum waktunya." ucap Bobby lalu mengacak rambut Jisoo.
Ia kembali memukul lengan Bobby dan langsung memeluk tubuh Bobby. Jisoo sepenuhnya merasa malu karena ia pikir Bobby akan melakukannya di bibir bahkan ia sudah menutup mata. Memalukan.
Bobby terkekeh pelan lalu mengelus kepala Jisoo.
"Jis."
Jisoo bergumam pelan di pelukan Bobby.
"Gimana? Would you be my wife?"
Jisoo menegakan badannya lalu manangkup wajah Bobby.
"Not now. Tapi gue udah ada pilihan--
"--Sekarang gue minta sesuatu dari lo boleh?"
Bobby terlihat mengernyitkan dahinya kemudian mengangguk setuju. Apapun untuk Jisoo.
***
Mereka terlihat sudah ada di area rumah sakit. Benar, permintaan Jisoo pada Bobby adalah ingin bertemu Jimin. Ia berjanji setelahnya tidak akan bertemu dengan Jimin lagi jika tidak ada ijin darinya.
Mau tidak mau Bobby menurut saja. Sebenarnya dia malas bertemu lagi dengan Jimin, namun tak apa. Toh dia juga seharusnya sekarang menjenguk Jimin bukan malah memusuhinya pada saat yang seperti ini.
Jisoo menggenggam tangan Bobby membawanya ke ruang rawat Jimin. Tibalah mereka di depan ruangan Jimin, Jisoo akan memegang knop pintu tersebut sedangkan Bobby melepaskan genggaman Jisoo dan menggeleng.
"Jangan gitu Bob, ayo masuk."
Bobby menghela napas akhirnya terpaksa ikut masuk.
Terlihat disana dua pasang mata menoleh padanya dan Jisoo. Bobby berjalan dibelakangnya dan dia lihat Jisoo sudah duduk menyisakan Bobby yang berdiri kikuk disana.
"Jadi lo Bobby?" ucap seseorang yang langsung merangkul Bobby.
Bobby hanya mendengus tak suka saat orang itu berlaku sok akrab di hadapannya. Dan dia hanya menjawab dengan anggukkan.
"Hei Jimin. Gue mau ngom--"
"Ck. Gausah ngerasa gak enak sama Jimin. Pilihan lo udah bener kalo nerima lamaran Bobby--
"-dia udah mapan dan gak pengecut karena ngajak lo nikah yang artinya membangun rumah tangga dan masa depan. Dibanding si pengecut ini yang bisanya cuman ngajak pacaran." itu ucapan Taehyung. Jisoo benar benar di buat melongo karenanya.
"Tae lo tau Bobby ngelamar gue?"
Taehyung mengangguk. Dia sudah tahu semuanya, begitu juga sebab kecelakaan Jimin.
Jimin sudah menceritakan semuanya dari awal dia mengikuti Jisoo yang bersama Bobby, mendengar lamaran Bobby untuk Jisoo. Jimin terkejut tentu saja sebab, beberapa waktu yang lalu Jimin sudah confess tentang perasaannya pada Jisoo. Namun setelah itu Jimin malah mendengar Bobby melamarnya. Dan karena sakit hati itu, Jimin pergi dengan mengendarai kendaraannya dengan kecepatan penuh sampai pada saat ada lampu lalu lintas yang menyala pada warna merah dia tidak melihat dan langsung menerobosnya, alhasil dia tertabrak oleh mobil yang pada saat itu juga dalam kecepatan tinggi.
Jisoo bangun dari duduknya menghampiri Jimin. Ia menggenggam tangannya.
"Jim. Sorry, kalo penyebab kecelakaan itu karena gue."
Jimin terlihat membalas genggaman Jisoo. Setidaknya untuk terakhir kalinya dia bisa menggenggam tangan mungil Jisoo sebelum ia benar benar menjadi milik orang lain.
"Gak papa Jis. Gue ngerti, lagian bener kan apa yang di ucapin Taehyung. Bobby lebih mapan di banding gue."
"Ekhem!"
Deheman Bobby membuat keduanya saling melepaskan genggaman. Jisoo menoleh pada Bobby dan tersenyum, Bobby melangkah menghampiri keduanya.
"Cepet sembuh. Kita akhirin semuanya disini. Setelah itu traktir gue karena pemenang yang udah dapetin hati Jisoo itu gue."
"So, Kim Jisoo. Will you marry me, will you be my wife and will you be a part of my life?" ucap Bobby kembali dan tatapannya beralih pada Jisoo.
"Yes. I will."
Bobby terkekeh sambil menepuk bahu Jimin. Bobby mendekat dan membawa Jisoo kedalam pelukannya, dia senang karena tahu alasan Jisoo membawanya kesini untuk membicarakan bahwa ia memang memilih Bobby.
Setidaknya kesakitan yang selalu ia terima sudah berakhir sampai disini. Dia benar benar akan memiliki Jisoo seutuhnya, dan tidak akan lagi ada yang mengganggu setelahnya.
...finish
...to be continued:)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Serendipity; Bobsoo [Completed]
FanficHanya karena kebetulan yang menyenangkan, sebuah perjuangan dan sebuah perasaan akhirnya mendapat pengakuan. Start : [01.04.2019] End : [16.10.2019]