Chapter 10 : Unexpected

476 61 1
                                    

Dengan novel di tangannya, Jisoo sudah membaringkan tubuhnya di sofa. Setelah memborong beberapa buku dan makan dengan Jimin tadi, ia memilih langsung pulang kerumah.

Sebenarnya Jimin menawarkan untuk mengantarnya pulang, namun ia menolak dengan alasan takut merepotkan. Karena Jisoo pikir, ia sudah sangat merepotkan tadi. Jimin memahami dan membiarkan Jisoo menggunakan taksi online seperti ia berangkat.

Setelah sampai rumah, ia segera mengobrak abrik bawaannya dan mengambil satu buku yang sangat ia ingin baca karena penasaran.

Beberapa menit berlalu matanya masih setia dengan bukunya, hingga pendengarannya menangkap suara mobil entah dimana. Namun karena penasaran ia bangkit dan terdiam, karena mobil itu sudah tak bersuara.

Jisoo pikir suara mobil itu mungkin berasal dari pekarangan rumah tetangganya, jadi ia merebahkan kembali badannya. Dan tak lama bel rumahnya berbunyi, ia bingung siapa yang datang.

Tanpa berlama lama Jisoo membuka pintu rumahnya sedikit terkejut dan merasa heran, karena diluar rumahnya sudah ada lelaki dengan senyum mengembang yang ia yakini siapa saja yang melihatnya akan ikut tersenyum.

"Loh B-bob--"

"Hai." potongnya dengan menyapa Jisoo.

Jisoo yang heran hanya mengerjapkan matanya berkali kali, tatapan matanya seperti orang linglung.

Tanpa sadar Bobby mendekat dan melambaikan tangannya di depan wajah Jisoo, membuatnya sedikit tersentak.

"Kenapa? Malah bengong."

"Lo yang kenapa. Gak ada hujan, gak ada angin, tiba tiba ada di rumah gue."

Bobby tertawa mendengar ucapan Jisoo, dia mengendikan bahunya. Karena memang dia saja bingung kenapa bisa sampai dirumah Jisoo, seperti sekarang.

"Gak jelas."

"Tega, tamu gak disuruh masuk."

Jisoo memutar bola matanya jengah, kemudian mengajak Bobby untuk masuk ke rumahnya. Suasana canggung yang dirasakan mereka sekarang.

Bobby berdehem guna memecah keheningan antara Jisoo dan dirinya saat ini. "Lo tadi keluar?"

Jisoo hanya menjawab dengan anggukkan, ia masih sibuk dengan novelnya. Dan mata Bobby menangkap bunga mawar yang sudah berada didalam vas, kemudian dia tersenyum.

Dia senang sebab bunga yang di pesannya tadi malam sudah sampai dan sudah beralih pada tempat yang lebih bagus. Bobby tak merasa sia-sia memberi bunga pada Jisoo, karena wanita ini bisa merawatnya walau nanti akan layu namun berbeda jika tetap dibiarkan menjadi buket seperti pertama kali.

"Lo mau minum apa? Gue sampe lupa nawarin."

Lelaki yang ditawarkan minum hanya menggeleng. Membuat Jisoo heran, tujuan nya ke rumahnya ada apa. Apa hanya untuk duduk sejenak kemudian pulang lagi.

"Gue kesini mau ngajak lo keluar. Kan ini udah menjelang malam, jadi gue mau ngajak lo makan malam."

Jisoo membuka mulutnya, lalu menunjuk dirinya sendiri. Kemudian mendapat anggukan kecil oleh lelaki itu. Jisoo masih tak percaya, dengan tak ada kerjaan Bobby mengajaknya makan malam? Gurauan macam apa ini.

"Ayo cabut, kalo bisa di cafe yang sama pas kita makan ya."

Ia gelagapan karena tangan Bobby sudah bertengger di tangannya, menariknya untuk segera masuk kedalam mobil.

"Santai woi, berasa diculik om-om mesum gue."

Suara tawa Bobby menggema didalam mobil. Dan tanpa pikir panjang, dia langsung menjalankan mobilnya menjauhi pekarangan rumah Jisoo, dan membawa Jisoo ke cafe milik Lisa.

My Serendipity; Bobsoo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang