————
Namjoon mendesah jengkel saat menangkap Jimin lagi-lagi tertidur di lantai. Dia lalu menoleh pada Jungkook yang duduk di samping Jimin, kemudian bertanya sambil mengarahkan dagunya kearah Jimin.
"Dari tadi?"Jungkook hanya mengangguk singkat lalu berkata, "Katanya cape."
Helaan napas Namjoon langsung memberat. Kenapa sulit sekali mengatur seorang Park Jimin? Tidak bisakah anak itu menurut barang sesaat saja?
"Hyung mau ngapain?" tanya Jungkook saat melihat Namjoon berjongkook di sebelah Jimin. "Nanti dia marah, lho."
"Ini anak harus dikerasin biar tau rasa."
"Tapi nanti dia nya marah lho, hyung."
Namjoon mengedikan bahunya. "Urusan nanti! Lagian kalo dia marah tinggal manggil Yoongi kesini."
Namjoon mendecak sebal, lalu dengan sengaja menarik mantel bulu milik Yoongi yang digunakan Jimin sebagai alas tidurnya.
Mata Jimin seketika itu juga terbuka lebar saat merasakan tubuhnya sedikit tertarik kebelakang. Tidurnya nyenyaknya terhempas begitu saja. Dan matanya langsung membesar saat melihat siapa pelaku yang sudah mengacaukan istirahatnya.
"Apaan sih?! Gak tau orang lagi istirahat apa." dengus Jimin sambil bangkit berdiri.
"Istirahat!? Jika latihan kamu saya ubah menjadi sebuah lingkaran, kamu tau seberapa banyak ruang dari lingkaran itu yang kamu gunakan untuk latihan?" tanya Namjoon menatap Jimin lembut.
"Mana ku tau!" acuh Jimin.
"Bahkan ¼ lingkaran saja terlalu banyak untuk menghitung waktu latihan mu."
Jimin memutar matanya jengah. Apa dengan kehadiran dirinya ditempat latihan saja tidak cukup? Apa harus dengan dirinya melakukan semua yang di arahkan oleh Namjoon? Menyebalkan.
"Aku bilang juga apa, Jimin hyung marah kan?" celetuk Jungkook.
"Memang kapan dia tidak marah padaku?" balas Namjoon.
Jungkook terkekeh, tidak pernah. Jika sudah berhadapan dengan Namjoon hyung, Jimin hyung akan langsung mengeluarkan aura permusuhan.
"Satu minggu, aku hanya meminta waktu satu minggu darimu." ujar Namjoon serius.
Jimin mendecak malas lalu berkata, "Aku tidak mau! Satu minggu itu waktu yang sangat lama."
Namjoon mengusap wajahnya kasar. "Hingga kalian bisa mengendalikan kekuatan kalian, mengerti?"
"Jeon Jungkook, coba kau ajak bicara pangeran sialan itu." titah Jimin berbalik menghadap Jungkook.
"Aku tidak mau. Dia menyebalkan." tolak Jungkook mentah-mentah.
"Lakukan saja Jungkook, atau aku akan melarang mu bertemu dengan Taehyung." ancam Jimin.
Jungkook mendesah kesal, kemudian memejamkan matanya berusaha mengajak June si pangeran Vampir menyebalkan itu berbicara.
"Untuk apa menyuruh Jungkook berbicara dengan June?" tanya Namjoon menatap Jimin dengan kerutan samar di dahinya.
"Itu akan membantu Jungkook menemukan iner-nya." jawab Jimin.
"Apa itu tidak apa-apa? Maksud ku, kau tau sendiri bagaimana reaksi Jungkook ketika berbicara dengan June."
"Aku tau kau khawatir, tapi Jungkook akan baik-baik saja. Percaya padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise | Yoonmin |
Random"Kepercayaan diperoleh bukan dengan banyak nya perkataan, melainkan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan."