23

1.8K 190 23
                                    

"Ini bukan urusan ku. Tapi, aku harap kalian memikirkan Jimin untuk saat ini." Hoseok menjeda ucapannya, menatap kedua orang yang duduk di samping nya bergantian. "Aku yakin kalian tau apa yang harus kalian lalukan untuk nya."

Hoseok langsung keluar dari bilik khusus yang di tempati Jimin, membiarkan kedua Alpha itu untuk memikirkan perkataannya.

Keduanya hanya diam, menatap lurus pada sosok Jimin yang tengah terbaring tak sadarkan diri dengan luka yang memenuhi seluruh tubuhnya.

Kau bodoh.

Yoongi hanya diam mendengar makian Suga. Ya, Yoongi akui dirinya bodoh dan karena kebodohannya itu juga lah yang membuat keadaan Jimin seperti sekarang. Bahkan sejak tadi, Yoongi sudah mengepalkan tangan nya menahan emosinya yang naik ketika melihat luka-luka sialan yang memenuhi tubuh Jimin.

Berbeda dengan Yoongi. Taehyung tidak merasakan emosi apapun, yang ada dalam dirinya hanya kesakitan. Ya, hanya rasa sakit yang Taehyung rasakan ketika melihat tubuh Jimin yang di penuhi luka.

"Kau membuat kesalahan hyung." ujar Taehyung tanpa menoleh ke arah Yoongi.

"Aku_"

"Yang terjadi pada kalian berdua adalah urusan kalian, aku tidak berhak untuk ikut campur. Aku hanya berharap, hyung bisa memperbaiki keadaan." lanjut Taehyung.

Yoongi menghela napasnya panjang. "Aku tidak tau. Kau tau sendiri bagaimana Jimin, dia keras kepala."

"Lalu, apa hyung akan diam saja dan membiarkan semua ini?"

"Tidak. Aku tau aku salah, dan aku akan melakukan yang seharusnya ku lakukan."

Taehyung mencibir, "Kenapa tidak dari kemarin."

Yoongi mendecak malas. "Aku minta maaf, kau tau sendiri hyung mu itu sangat menyebalkan."

Taehyung terkekeh pelan, "Ya, dan aku berharap Jimin hyung masih mau menerima mu."

Yoongi mendecak kesal. Satu hal itu sudah mengganggu pikirannya sejak Jimin meninggalkan bilik nya kemarin, dan kenapa Taehyung harus kembali membahasnya disaat ia sudah mai melupakannya.

"Aku sudah melupakan itu, kenapa kau mengingatkan ku lagi."

"Aku hanya ingin kau sadar diri, hyung."

Yoongi hanya mendecak, kemudian melangkahkan kakinya mendekati ranjang Jimin.

"Kau mau apa hyung?"

"Membantu Jimin." jawabnya sambil menyayat kecil jarinya, kemudian membuka mulut Jimin perlahan dan membiarkan darah yang menetes dari jarinya masuk kedalam mulut Jimin.

"Memang nya kau sudah siap menghadapinya?"

"Jika menunggu siap, aku akan kehilangan hyung mu."

Taehyung hanya terkekeh pelan. Jujur saja, setelah dirinya dan Jimin tinggal di pondok semuanya perlahan mulai berubah. Dirinya, Jimin, dan yang membuat perasaannya resah adalah perubahan yang ada dalam hubungannya dan Jimin. Tidak ada lagi Jimin disisinya, tidak ada lagi Jimin yang selalu mengadu hal kecil padanya, tidak ada lagi Jimin yang berteriak marah padanya karena tidak mau lagi dilindungi oleh nya. Semuanya sekarang hilang.

Taehyung rindu semua itu, dia merasa kehilangan.

Bahkan sekarang dia tidak tau apa yang sedang direncanakan oleh hyung nya itu. Jika biasanya dirinya yang paling mengerti Jimin, tapi sekarang bahkan Taehyung merasa dirinya sama dengan yang lainnya yang membiarkan Jimin dalam dunianya sendiri.

"Keluar hyung." ucapan lirih Jimin menyadarkannya dari lamunannya.

"Kita perlu bicara, Jim."

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, hyung."

Promise | Yoonmin |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang