"Merasa lebih baik?"Jimin menganggukkan kepalanya saat mendengar pertanyaan Hoseok, dia melangkah mendekati Hoseok lalu duduk di sampingnya.
"Kau sedang apa hyung?"
"Membuat sesuatu."
"Apa itu?" tanya Jimin penasaran, bahkan anak itu kini sudah memegang semua tumbuh-tumbuhan yang ada di depannya.
"Jangan pegang!" Hoseok menepis tangan Jimin, "Itu beracun. Nanti kalau kau kena racunnya, gimana?"
"Ya, tinggal hyung buatkan penawarnya." ujarnya dengan santai.
"Ck! Lebih baik kau pergi sana, jangan mengangganggu ku." usir Hoseok.
Jimin berdecih. "Baiklah! Aku akan mencari Jungkook saja."
Tiba-tiba Hoseok menghentikan kegiatannya, lalu. "Jangan sekarang. Dia sedang sensitif."
"Aku tidak peduli. Lagi juga, yang ingin kutemui June bukan Jungkook."
"Tetap saja, jangan sekarang."
Jimin mendengus pelan. Entahlah! Sejak kejadian tempo hari seperitnya Jimin merasa kalau Hoseok semakin protektif padanya. Mungkin memang hanya perasaan saja kali! Tapi aneh aja, tidak biasanya Hoseok selalu melarang dirinya melakukan ini dan itu.
"Hyung, kenapa sejak kemarin kau menjadi lebih protektif padaku?" tanya nya langsung. Tipikal Jimin sekali memang.
"Aku tidak merasa! Mungkin hanya perasaan mu saja."
"Kau yakin, hyung? Atau kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku?" tuduhnya.
Mendengar itu Hoseok mendelik malas." Tidak ada. Jangan berpikir yang aneh-aneh. Fokus saja dengan kesehatan mu."
"Jangan berbohong hyung! Kau tau kan kalau aku bisa mendengar pikiran mu?"
Hoseok mengangguk. "Iya. Lalu apa yang kau dengar dari pikiran ku sekarang?"
Jimin diam sambil menatap Hoseok dengan serius. Dia mencoba mencari-cari apa yang sedang di pikirkan oleh hyung di depannya. Namun, setelah beberapa saat ia melakukannya Jimin tidak menemukan apapun.
"Ck! Tapi aku yakin kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku." decaknya.
Hosoek terkekeh pelan. "Kau tidak menemukan apapun, kan?"
Jimin memalingkan wajahnya malas. Aneh! Biasanya dia bisa membacanya bahkan saat dirinya enggan pun masih tetap saja bisa mendengar apa yang di pikirkan Hoseok.
"AKU MAU BERTEMU DENGAN JIMIN HYUNG."
Baik Jimin maupun Hoseok langsung menoleh ketika mendengar suara teriakan Jungkook di ambang pintu. Mereka berdua menyermgit heran, pasalnya disana Jin sedang berusaha menahan – atau memaksa Jungkook untuk pergi.
"Jangan sekarang, Jeon."
"Tapi aku mau nya sekarang. Aku tidak akan melakukan apapun, hanya berbicara." kata Jungkook sambil memghempaskan lengan Jin yang mencekal pergelangan tangannya.
"Jungkook!"
Berjalan menuju Jimin, Jungkook tidak memperdulikan teriakan-teriakan Seokjin.
"Hyung, aku mau bicara dengan mu." ungkapnya ketika sudah berdiri di hadapan Jimin.
Jimin menatap Jungkook dengan kerutan samar di dahinya. "Bicara saja, aku tidak melarang mu."
"Apa yang hyung ingin kan? Aku sudah menuruti perintah hyung. Aku sudah menemukan iner-ku, tapi kenapa hyung tidak bisa membiarkan Tae hyung bersama dengan ku, kenapa hyung?" Jungkook berkata dalam satu tarikan napas. Matanya menatap Jimin penuh emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise | Yoonmin |
Random"Kepercayaan diperoleh bukan dengan banyak nya perkataan, melainkan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan."