14 : Trauma

2.6K 376 15
                                    

Ini sudah larut malam tepatnya pukul 9.30, mengenaskan nasib yeoja yang kini hanya mampu menenteng sepatu nya dengan keadaan yang berantakan menuju rumahnya. Yeoja itu terus menangis membayangkan hal yang sebelumnya menimpa dirinya

"Eomma.. appa..! Hiks.. aku pulang"
Seri jisoo sambil membuka pintu rumah nya dengan ekspresi wajah yang kusut, mendengar suara putri tercintanya itu, eomma dan appa langsung berlari menghampiri jisoo

"Yaampun nak! Kamu kemana saja?? Kau tidak apa apa..?? Eomma khawatir..." Peluk eomma nya pada tubuh mungil gadis itu, appa nya juga tak kalah ikut memeluknya dengan erat

"Kau ini kemana saja? Eomma-mu bahkan sudah ingin menelpon polisi dari tadi. Aishh, kami sangat khawatir!" Gertak sang appa mengusap ngusap rambut jisoo

"Hiks.. hiks..." Gadis itu masih belum berhenti menangis dalam pelukan kedua orangtuanya. Tangannya bergetar, lalu menjatuhkan sepatu cantik yang sebelumnya ia tenteng

"Oh.. lihatlah keadaan mu sayang. Mengapa kau menyeker? Bajumu juga berantakan. Katakan pada eomma ada apa.." appa nya hanya terdiam mengusap wajahnya dan membiarkan sang istri bicara berdua dengan anaknya.

Jisoo masih belum bisa menjawab lalu ikut membalas pelukannya eommanya. Eomma sangat terkejut mengetahui suhu tubuh jisoo yang sangat dingin seperti mayat hidup

"Kau ketakutan!? Ada apa denganmu sayang??"

"Huk.. huk... Huaaaaaa"
Jisoo menangis sekencang-kencangnya, ketika eomma nya menanyakan mengapa sebab ia jadi seperti itu mengingatkan nya kembali pada kejadian tadi. Sungguh! Itu menakutkan.. jisoo bahkan membayangkan jika sekarang ia sudah tewas di tangan psikopat kejam itu, ia sudah bersyukur bisa pulang dengan selamat ke rumah.

Sementara appa nya itu menepuk pundak eommanya sambil menggelengkan kepala "sudah, biarkan dia menenangkan dirinya dulu. Kita tanya besok pagi" eommanya hanya menampilkan raut wajah yang bersalah ketika tidak bisa membuat keadaan Putri nya menjadi baik

Dia pun mencium puncak rambut jisoo sambil tersenyum sedih menatapi wajah anaknya seperti seseorang yang trauma habis menghadapi sesuatu yang menyeramkan

"Ayo ganti bajumu, tidurlah dulu. Kita bicarakan besok, hm?" Jisoo masih tidak merespon, namun ucapan eommanya itu dapat membuat tangisan nya menelan sedikit sedikit. Seolah olah menyetujui nya, jisoo beranjak menaiki tangga dengan tubuh nya yang bergetar

"Biar eomma bantu" hampir saja jisoo terjatuh karena terlalu lemas berjalan, dengan segera eommanya menuntun ia naik ke kamarnya

Ada apa dengan putriku?
Dia tidak seperti biasanya, oh ini kesalahan ku karena membiarkan nya pergi begitu saja tadi.

Maafkan eomma, jisoo
Eomma sangat mengkhawatirkanmu sayang

Sesudah membantu jisoo mengganti baju, eommanya menarik jisoo agar tidur pada ranjangnya. Ia menarik selimut tebal di bawah kaki jisoo sampai dadanya, lalu mengecup kening putrinya. Dia tersenyum menatapi wajah cantik Putri nya, namun jisoo masih saja membisu seolah olah tidak menyadari kehadiran eommanya disitu

"Tidurlah yang nyenyak. Besok kau harus sekolah" bisiknya pelan pada telinga jisoo

"Se-sekolah...? T-tidak mau!!" Eomma nya terkejut ketika putrinya tiba tiba merespon perkataan nya tadi, bukankah sebelumnya ia hanya terdiam saja? Pasti ada sesuatu dengan kata kata sekolah

"Sssstt.. iya sayang. Ini sudah malam, tidurlah" eommanya mengabaikan ucapan putrinya tadi, dan memilih untuk memberinya waktu istirahat. Dia mematikan lampu lalu menutup pintu kamar jisoo pelan pelan

Creepy Namja | KJSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang