Malam yang cukup sepi, di tengah keheningan ini park jihoon sedang asik bergelut dengan tugas tugasnya
Tanpa disadari jika lusa adalah hari H festival sekolah diadakan, dirinya sudah cukup pusing karena mendengar hilangnya park Jimin dan Kim jisoo dari sekolah
Terpaksa akhirnya pemeran utama dalam drama itu harus ia ganti, mau bagaimana lagi? Untung saja ada pemain cadangan, Lucas dan doyeon yang sudah menghafal teks drama bagian putri salju dan pangeran.
Park jihoon itu bisa dibilang anak teladan, semua pekerjaan bisa ia selesaikan dalam beberapa jam, tidak butuh waktu lama karena ia adalah anak yang rajin. Menjadi anggota osis, ketua kelas, ketua ekstrakurikuler Panahan, ikut bimbel dimana mana. Betul betul calon imam yang baik—ehm, maksudnya multitalenta.
"Jihoon, kamu ngantuk ya?" Jihoon tersadar dengan suara temannya itu, kang Daniel. Kebetulan mereka sedang video call kelas, hanya beberapa orang saja sih. Untuk membahas drama festival nanti
"Iya, aku lelah. Boleh kita lanjut besok saja?"
"Oh oke tidak apa, selamat malam" balas kang Daniel dan yang lainnya
Jihoon menghembuskan nafas kemudian menutup laptopnya. Dirinya memijit pelipisnya dengan mata terpejam
"Kim jisoo, park Jimin, park Chanyeol.. kemanakah sekumpulan orang itu" batinnya lelah
Menjadi ketua kelas bukanlah hal mudah, apalagi jihoon tipe orang yang amanah, tentu itu membuat bebannya berkali-kali lipat lebih banyak. Sudah beberapa guru menanyakan kehadiran 3 orang itu kepada Park jihoon, tetapi jihoon sendiri juga tidak tahu. Dan ia diamanahkan untuk mencari ketiga orang itu
Kematian tentang bae Irene sudah menyebar luas di sekolah, tentu park jihoon tahu soal berita itu. Ia lelah, terus menerus teman temannya mati tidak bernyawa dalam hitungan hari. Dan lagi begitu banyak kegiatan yang ia lakukan di sekolah cukup membuatnya pusing
"Hufft.. sudahlah Park jihoon, kau bisa pikirkan masalah itu nanti" monolog nya sambil berdiri berjalan keluar dari kamarnya
Tenggorokannya terasa kering, dilangkahkan kaki itu menuju dapur dengan pandangan yang suntuk. Jihoon meneguk segelas air putih dan menaruhnya kembali diatas meja
TING TONG..
Tiba tiba bell berbunyi
"Iya iya.. sebentar" dengan langkah yang berat ia menghampiri pintu, sebenarnya siapa yang berani bertamu disaat malam malam seperti ini? Jihoon tidak habis pikir
Tidak mungkin kalau orangtuanya pulang ke rumah karena kebetulan mereka baru saja pamit untuk ditugaskan di luar kota. Jihoon hanya sendiri di rumah, jihoon itu anak tunggal. Jadi sudah terbiasa kalaupun ditinggal sendiri seperti ini
Jihoon tidak melihat dari kaca siapa orang yang datang itu, sambil mengucek matanya ia membuka pintu.
"Siapa..—ah Kim jisoo!?"
Demi tuhan, jihoon sangat terkejut. Ia pikir jisoo adalah hantu, karena bisa dilihat wajah gadis tersebut yang sangat pucat. Jisoo tersenyum tipis, matanya nampak merah seperti habis menangis. Dengan cepat jihoon langsung memeluk jisoo, membawa gadis itu kedalam pelukannya
"Kau kemana saja astaga!? Kau tahu? Seluruh sekolah mencarimu!" Jisoo hanya terdiam
"A-aku..." Tangan jisoo bergetar, tak sanggup untuk kembali menangis ketika mendengar suara park Jimin tepat di telinganya
"Bunuh dia, tusuk dia dengan pisau yang aku beri"
Iya, Jimin menyuruhnya untuk membunuh nya. Pisau yang jisoo sembunyikan di belakang tubuhnya mulai basah terkena keringat, hati jisoo terasa sesak ketika tiba tiba park jihoon memeluknya dengan erat. Sungguh jisoo merasa seperti seorang pendosa, ia sangat tidak mau untuk melakukan ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepy Namja | KJS
Teen Fiction"Jangan terbuai oleh tampang malaikat nya. Dibalik senyum manis itu, Terdapat niat tersembunyi didalamnya" mempunyai teman seorang psikopat? oh ralat, pembunuh. lebih tepatnya pembunuh handal, apakah akan mudah? © skiesweety , 2019 [END]