"Sudah selesai?"
"Sudah hoon, penawar nya sedang bekerja sekarang. Jisoo harus beristirahat terlebih dulu, dan lagi kondisi tubuhnya sangat lemah sekali. Ada apa dengan dia? Mengapa banyak luka sayatan-"
"Kau tidak perlu banyak tanya, aku hanya memintamu mengobati nya, bukan untuk bertanya yang tidak penting" tatap Jimin tajam, pada seorang dokter muda yang sedang menunduk dihadapan nya
"Ma-maafkan saya" jihoon menghembuskan nafasnya kemudian menepuk pundak sang dokter
"terimakasih Hyung, tugasmu sudah selesai sekarang. Jimin akan mentransfer uangnya ke rekening mu"
"Ah, iya terimakasih. Kalau begitu saya pamit dulu" namanya Park jisung. Ia adalah dokter muda sukses yang datang dari keluarga Park, sepupunya Jihoon. Mereka sudah kenal dekat, jadi bukan hal sulit untuk jihoon meminta bantuan pada dokter muda ini tanpa harus membayar mahal
Lagian semua biaya yang ditanggung untuk penawar racun itu Jimin yang pegang, jihoon tak mengeluarkan uang sedikit pun. Semua luka ditubuhnya pun sudah terobati, termasuk Jimin juga
Walau hanya ada satu anggota tubuhnya yang tidak bisa kembali seperti semula, yaitu kelingking jarinya yang sudah terpotong akibat kebrutalan Jimin tadi
Ia kembali meringis ketika membayangkan rasa sakit yang ia dapat ketika kelingking itu terpotong
Telpon genggam Jimin berbunyi dari sakunya, ia mengeluarkan nya kemudian mengangkat telpon itu. "Jungkook? Ada apa?" Jimin berjalan keluar dari rumahnya dan berdiri di teras sambil memandang ke arah luar
Jihoon bingung, alisnya berkerut sambil membawa banyak pertanyaan di dalam otaknya.
Ia.. sedang menelepon siapa...?
Oke, entah jihoon sudah gila atau Jimin yang gila. karena sedari tadi, ia tidak mendengar bunyi dering handphone darimana pun
Tapi mengapa.. Jimin tiba-tiba keluar dan seolah olah sedang menelepon seseorang diluar sana..?
Entahlah, mungkin jihoon hanya berilusi
Kepalanya mendadak pening, dan ia merasakan seseorang menepuk pundaknya dari belakang
"Ji-jihoon..?" Iya, suara itu nampak tidak asin
Jihoon mengenali sang pemilik suara, kemudian berbalik menatap gadis dengan perban di sekujur tubuhnya sedang berdiri menatapnya dengan linglung
"Jisoo? Kau tidak boleh berjalan dulu! Kau masih sakit-"
"Jimin, menelepon orang itu lagi..?"
"Hah? Apa-"
Belum selesai jihoon berbicara, tapi jisoo sudah menariknya terlebih dahulu membawanya ke dalam kamar jihoon
"Ada apa jis?" Tanyanya menatap jisoo dengan aneh
"Tidak kah kau merasakan ada yang aneh dari Jimin??" Tatap jisoo serius
"Aneh seperti apa?" Bukan aneh lagi mungkin, dia memang sudah tidak waras dari awal. Psikopat sejak lahir
"Kau melihat dia sedang menelepon seseorang kan..?" Ucap jisoo dengan perlahan
"I-iya"
"Apa kau mendengar nada dering telepon nya?"
"Ti..tidak"
Oke, sekarang jihoon dan jisoo merasakan suatu kejanggalan. Ada yang aneh disini
Kalian ingat saat jisoo menginap di rumah Jimin gara gara sebuah insiden paku? Saat jisoo sedang berada di kamar Jimin, Jimin mendadak keluar dari kamar tanpa bicara sepatah kata pun. Dan katanya, ada seseorang yang menekan bell rumahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepy Namja | KJS
Teen Fiction"Jangan terbuai oleh tampang malaikat nya. Dibalik senyum manis itu, Terdapat niat tersembunyi didalamnya" mempunyai teman seorang psikopat? oh ralat, pembunuh. lebih tepatnya pembunuh handal, apakah akan mudah? © skiesweety , 2019 [END]