"hey"
"Ayo bangun"
Suara kicauan burung dan sinar matahari yang begitu terang menyinari paras cantik seorang gadis. Ia bangun lalu mengucek mata nya seraya melihat ke sekeliling
"Sudah bangun? Ayo kita pulang"
Tidak ia sadari bahwa ia berada semalam di hutan ini berdua saja dengan park Jimin. Dan sekarang bisa ia lihat, matahari sudah mulai terbit, embun dan hawa pagi yang begitu sejuk di hutan itu membawa perasaan segar pada jisoo.
Malam, hutan itu terlihat gelap dan menyeramkan. Tapi tidak dengan pagi hari, hutan ini begitu terlihat hidup dan asri. Seperti hutan-hutan yang biasa ia lihat di dalam televisi
Ia menoleh ke samping, menyaksikan Jimin yang sedang menatap dirinya sambil bersiap-siap berdiri
Jisoo berdiri, lalu menyadari dengan adanya kantung hitam dibawah mata Jimin. "Kau tidak tidur??" Tanyanya terkejut
Ia menggeleng pelan "tidak"
"Bodoh! Kenapa tidak bangunkan aku saja, lalu kita—"
"Aku tidak apa apa, lagian sudah terbiasa tidak tidur. Berhentilah berbicara, lukamu harus segera diobati di rumah" lagi lagi Jimin memotong ucapannya ketika jisoo hendak menyemprotnya dengan omelan
Api unggun itu sudah padam, Jimin kemudian menarik tangan jisoo lalu berjalan menuju arah keluar dari hutan
"Ah!" Gadis itu meringis kesakitan, ia baru sadar jika kakinya terluka akibat pecahan kaca. Dan lagi, ia tak memakai alas kaki apapun. Pasti akan pedih sekali
"Kenapa?" Tanya Jimin yang heran, ketika gadis itu menahan tangannya
"Ka-kakiku.." jisoo menatap ke arah kakinya yang sudah terlihat pucat
"Ada apa dengan kakimu?" Jimin mengangkat sebelah alisnya
"Sakit Jim"
Tanpa basa-basi Jimin berjongkok di depan gadis itu, kemudian mengangkat sebelah kakinya tanpa permisi dari jisoo. Matanya langsung membulat, melihat kondisi kaki jisoo yang begitu naas
"Ini kenapa??"
"Te-terkena kaca waktu berlari ke sini"
Jimin terdiam, rasanya ia ingin mengomeli jisoo karena tidak berhati-hati. Tapi niat itu ia tahan, karena ia sadar
Jisoo tidak akan terluka seperti ini jika tak berlari ke dalam hutan, demi meloloskan diri darinya
"Ayo" jimin berjongkok membelakangi jisoo, menundukkan punggungnya seraya memberi kode kepada jisoo agar naik diatas nya
"A-apa?"
"Cepatlah naik, kau yakin bisa berjalan dengan kaki yang terluka seperti itu?" Kini ucapan Jimin mulai tegas
Jisoo menelan salivanya, lalu dengan ragu ragu menaiki punggung pria itu. Kedua tangannya ia kalungkan di leher Jimin, Jimin tersenyum kecil lalu memegangi kedua kaki jisoo dari depan
"Dada mu berisi juga ya"
Pipi jisoo memerah, mendengar penuturan Jimin yang terdengar frontal
Pletak!
"Dasar mesum!" Ia menjitak kepala Jimin dengan keras sementara pria itu hanya terkekeh.
Sialan, ia terlalu santai berada di dekat Jimin hingga melupakan bahwa ia adalah seorang pria normal. Jisoo sedikit menjauhkan dada nya dari punggung Jimin agar tidak terlalu menekan ke arahnya, bisa malu jisoo kalau Jimin mengucapkan hal-hal yang frontal lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepy Namja | KJS
Teen Fiction"Jangan terbuai oleh tampang malaikat nya. Dibalik senyum manis itu, Terdapat niat tersembunyi didalamnya" mempunyai teman seorang psikopat? oh ralat, pembunuh. lebih tepatnya pembunuh handal, apakah akan mudah? © skiesweety , 2019 [END]