Jin berlari menelusuri lorong Rumah Sakit. Ia nampak tergesa-gesa bersama Jisoo dan Jungkook yang menyusulnya dari belakang.Beberapa menit yang lalu, Jin mendapat telpon darurat dari Rumah Sakit. Tuan Jeon yang merupakan salah satu pasiennya kembali terkena serangan jantung. Kontan ia langsung meluncur kemari. Tuan Jeon bukan hanya sekedar pasiennya saja, tapi sudah seperti Ayahnya sendiri. Terlebih ia akan jadi besannya.
" Pasien sudah kami tangani, tapi denyut jantungnya kian melemah,Dok" seorang suster menghampiri Jin.
Semua orang yang mendengarnya semakin khawatir. Nyonya Jeon hingga terjatuh lemas, ditopang Jennie yang sama khawatirnya.
Jisoo meraih tangan Jin yang hendak memasuki ruang ICU. Menatapnya penuh harap.
" Oppa .. tolong selamatkan Appa. " Jisoo menjeda ucapannya. Ia menahan sakit di tenggorokan karena menahan tangis.
" Kau tak mau mengecewakanku kan ? Berjanjilah untuk menyelamatkannya, "
" Aku berjanji padamu. Tunggulah, " sahut Jin sebelum sekilas menyentuh pipi Jisoo dengan lembut dan berlalu memasuki ruang ICU.
*****
Taehyung menatap kedatangan Jisoo dengan seribu kutukan. Ia baru melihatnya kembali setelah sekian lama. Masih cantik seperti biasa. Hanya saja tubuh mungilnya terlihat semakin kecil dengan wajah yang pucat.
Taehyung tak berani menghampiri Jisoo. Ia merasa tak pantas untuk berada di dekat Jisoo. Melihatnya pun sudah membuat hati Taehyung bergetar dengan perasaan bersalah yang luar biasa.
Jungkook yang sadar akan keberadaannya menatap tajam dirinya. Ia meraih tubuh Jisoo dan memeluknya tanpa sedikitpun melepaskan tatapan dari Kim Taehyung. Ia tak membiarkan Jisoo untuk menatap pria bajingan itu.
" Tidak apa-apa. Jin Hyung akan menyelamatkannya. " Seru Jungkook menenangkan Jisoo yang terisak.
" Kau datang ? "
Nyonya Jeon bersuara. Ia menatap Jisoo dengan sarat kebencian disana. Jisoo menoleh. Menunduk takut pada sosok perempuan yang dulu begitu menyayanginya.
Jisoo teringat kejadian terakhir saat Ibunya itu mendatanginya di Asrama. Memaki Jisoo dan mengancam Jisoo agar segera pergi dari Seoul. Dan karena itulah Jisoo keluar dari Asrama.
Jungkook segera pasang badan menghalangi Ibunya yang kini menghampiri Jisoo.
" Eomma, ini bukan saat yang tepat untuk membuat keributan "
" Aniya .. Eomma hanya akan berbicara dengannya. Bisa kan, Jisoo ? " Nyonya Jeon menatap Jisoo yang bersembunyi dibalik tubuh Jungkook.
Jisoo menelan ludah. Mengangguk dengan berat tanpa melihat wajah Nyonya Jeon.
Nyonya Jeon menatap Jungkook. " Biarkan kami bicara berdua "
*****
" Kenapa kau berani muncul lagi ? " Tanya Ibu sembari menjambak rambut Jisoo kasar.
Jisoo meringis kesakitan. Ia menahan jambakan Nyonya Jeon yang kian keras. Air mata jatuh di pipinya yang sudah lebih dulu terkena tamparan.
" Mianhae .. mianhae .. " Jisoo terbata-bata. Menahan ledakan dihatinya yang lebih sakit dari sekedar luka fisik yang ia rasakan.
" Jangan katakan kau masih disini karena Seok Jin. Meski kau menerima perjodohan ini, tak akan ada yang berubah darimu Jisoo "
" Aku akan memperlakukan dirimu layaknya orang asing. Ah, aniya .. kau adalah penjahat yang sudah merampas kebahagiaan putriku !! "
Jisoo di dorong keras ke tembok. Tubuhnya yang bergetar tak mampu menahan setiap pukulan dari Nyonya Jeon. Ia hanya menggigit bibirnya menahan tangis. Tak berselang lama tubuhnya terjatuh. Darah keluar dari hidungnya bersama isakan yang tak tertahankan lagi.
Nyonya Jeon mundur, ia menatap darah dari hidung Jisoo. Lalu beralih pada tangannya yang banyak terselip rambut Jisoo disana.
Wajahnya nampak ketakutan. Ia sudah kehilangan kendali pada Jisoo. Nyonya Jeon semakin panik saat Taehyung secara tiba-tiba berteriak dari sisi kanan mereka. Ia berlari mendekati Jisoo yang terduduk tak berdaya.
" Sooya !! "
Taehyung meraih tubuh Jisoo yang nampak jelas masih sadar dan menghindarinya.
" Apa yang kau lakukan padanya ?! "
Nyonya Jeon menggeleng. Ia langsung berlari meninggalkan mereka berdua. Tanpa diduga ternyata Jin tiba-tiba muncul dari belakang Taehyung. Meraih tubuh Jisoo.
" Jisoo-ya .. "
Taehyung merebut paksa Jisoo, tapi penolakan yang diterimanya. Jisoo memilih meraih tubuh Jin dan menenggelamkan diri disana bersama tangisannya yang pecah. Meluapkan segala ketakutan dan kesedihannya.
Ia terisak hebat, manakala menatap darah dan rambutnya yang terjatuh dilantai. Jisoo merasa bahwa Tuhan telah menyempurnakan kepedihan dalam hidupnya. Jisoo sadar ia benar-benar tak diinginkan oleh Ibunya dan Leukimia menggerogoti tubuhnya.
" Oppa ... Oppa ... "
" Tenanglah, aku disini .. "
" Ahhh, Oppa .. " Jisoo semakin terisak. Ia memukul-mukul dadanya yang terasa sangat perih. Ada denyutan keras yang membuatnya sulit bernafas. Terasa sakit.
Jin ikut terisak. Ia menahan tangan Jisoo untuk tak memukul lagi dadanya.
" Sooya .. " Taehyung memanggilnya lirih. Menatap Jisoo nanar dengan mata yang memanas. Entah sejak kapan air matanya ikut luruh. Melihat Jisoo yang seperti orang sekarat lebih menyakitkan ketimbang melihatnya di pelukan pria lain.Jisoo menderita, dan salah satu penderitaannya dibuat oleh Taehyung sendiri. Pria yang menyatakan sangat mencintai Jisoo tapi mencampakkannya dengan begitu mudah.
" Aku ingin mati saja .. tolong aku !! Tolong aku agar cepat mati .. "
" Aniya .. kau harus hidup. Bertahanlah .. aku mohon "
Tbc
Review dong menurut kalian Part ini gimana ? Apa yang kurang juga dalam cerita ini .. comment yah
Btw ini gua Up di pedalaman dengan jaringan nihil. Modal handphone yang sialnya malah error 😭😭
Babang Suga tolongin 😵
Vote sayang, bantu share juga yah .. peluk cium bini Suga 😘🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day ✔️
FanfictionHighest rank 🎖️1 vjisoo 10 Feb 2020 🎖1 Jinsoo 25 Agustus 2019 🏅 3 Vjisoo 16 April 2019 🏅 22 JinSoo 27 Juli 2019 🏅 58 Kim Seok Jin dari 9,19K story 27 Sept 2019 🏅 2 Vsoo 28 Okt 2019 🏅Taesoo Jika kau mengingatku, tersenyumlah dan lanjutkan j...