Part 35 - Two Lovers

2.9K 376 37
                                    

Cie, yang kaget dapet notif update dua kali 😋😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cie, yang kaget dapet notif update dua kali 😋😘

Entah mengapa suara bising pesawat yang lepas landas membuat Jisoo merasa mual

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah mengapa suara bising pesawat yang lepas landas membuat Jisoo merasa mual. Padahal ia baru saja sampai di Bandara. Belum menginjakkan kakinya di pesawat.

Ia merasa seluruh isi perutnya akan keluar jika satu kali saja mendengar panggilan operator yang mengumumkan jadwal keberangkatannya bersama Jin ke California.

" Perjalanannya akan cukup memakan waktu. " Kata Jin pada Jisoo yang tampak gugup. " Santai saja, kita akan lakukan banyak hal menyenangkan disana. "

Jisoo mengangguk meski ragu. Ia meraih tangan Jin dan menggamitnya. Sempat heran, tapi Jin tersenyum senang karenanya.

" Aku akan belajar mencintaimu. Tolong buat mudah saja. Jangan pikirkan hasil akhirnya. Bukankah pada akhirnya kita akan tetap menikah ? "

Itulah yang Jisoo katakan sebelum Jin beranjak pergi meninggalkannya. Sesaat setelah kedatangan Ibunya ke rumah Jisoo tempo hari. Memberikan tiket ke California yang akan mereka gunakan hari ini.

Jin meminum teh nya dengan santai setelah sarapan yang sangat menyenangkan. Jisoo bersikap hangat padanya, meski kegugupan masih terlihat jelas.

Jisoo bahkan menunjukkan list kegiatan dan tempat-tempat yang harus mereka kunjungi saat di California nanti.

" Aku membuatnya malam tadi. Juga, aku sudah mendaftarkan kita ke konseling pra pernikahan. Great idea, right ? "

Jin mengkhayal jauh. Bisa dibayangkan bagaimana sebahagianya ia sekarang dengan sikap hangat Jisoo tersebut ? Meskipun masih sebuah rencana tapi, jika Jisoo yang membuat planning tersebut itu sudah cukup membuatnya sangat bahagia.

Jin merasa ia harus lebih sehat lagi untuk menikmati banyak waktu yang menyenangkan bersama Jisoo. Jin ingin ia panjang umur dan berbahagia dalam hidupnya.

Tapi, itu tidak berlangsung lama setelah dilihatnya perban yang terlilit di pergelangan tangan Jisoo. Tersembunyi dibalik sweater lengan panjangnya.

" Apa semalam kau melakukan hal yang berbahaya ? "

" M-maksudnya ? "

Jin masih mengangkat cangkirnya saat menunjuk pada pergelangan tangan Jisoo. Jisoo buru-buru menurunkan lengan sweater nya.

" Apa membuat planning menggunakan pisau ? "

" Aniya .. "

Jin berdiri dan duduk kembali di sisi Jisoo. Meraih tangan Jisoo yang meringis ketika ia menyentuhnya.

" Aku memecahkan kaca rias. Karena lantai licin, aku terpeleset dan tanganku tidak sengaja terkena pecahan kacanya. " Dusta Jisoo yang tak langsung dipercayai oleh Seok Jin.

" Jisoo-ya, apa kau berusaha menutupinya dengan kebohongan ? "

" Aku jujur. Mengapa Oppa menuduhku seperti itu ? "

" Apa aku harus mengatakan sesuatu yang mestinya tidak mudah untuk kau lupakan ? Kau akan ingat ini dan setelah itu baru jujur padaku. "

" Apa maksudnya ? "

Jisoo kini menatap takut pada Jin. Tangannya bahkan bergetar dan berkeringat dingin. Ia tahu dirinya tidak pandai untuk berbohong. Tapi, saat ini Jisoo hanya mencoba untuk tak mengingat apapun. Yaitu sesuatu yang Jisoo pikirkan Jin kini.

" Ini tidak seperti yang Oppa pikirkan ! " Kilah Jisoo setelah Jin berbisik padanya. Mengatakan sesuatu yang bisa ia tebak tadi.

" Kau dan Kim Taehyung. Semalam. "

Semalam, Jin mendatangi kediaman Jisoo guna menghilangkan kekhawatirannya setelah menerima telepon dari Ibu Jisoo bahwa Jisoo berusaha melukai dirinya kembali.

Ia memacu mobilnya dengan kecepatan penuh. Dan apa yang Jin dapatkan bahkan sebelum sampai tiba dirumahnya ?

Perdebatan antara Jisoo dan Taehyung yang menyakitkan baginya. Karena ia berada di posisi dimana dirinyalah orang ketiga. Benteng pemisah antara Taehyung dan Jisoo.

Ya, seperti yang dilakukannya kini. Membawa Jisoo pergi dengan segala keegoisannya menjauh dari Kim Taehyung.

Jin mengabaikan Jisoo yang berusaha memberi penjelasan. Ia menarik kopernya, diikuti Jisoo menuju kabin begitu operator bandara mengumumkan jadwal keberangkatan mereka.

" Aku akan berpura-pura tidak tahu dan melupakannya. Seperti kau yang harus melupakannya sesegera mungkin. " Kata Jin akhirnya.

" Tapi Jisoo-ya, aku benar-benar tidak mau menikahi perempuan yang sama sekali tak mencintaiku. Ingat itu. " Tandasnya sambil berlalu meninggalkannya.

Jin berbalik kebelakang begitu sampai di pintu masuk pesawat. Ia menatap Jisoo yang mematung, menatapnya juga.

Tangan Jin terulur " Setelah ini, kebahagiaan hidupmu ada ditangan ku. Jangan sesali apapun, Jisoo. "

Pikiran Jisoo melayang. Hinggap pada satu persatu bayangan keluarganya. Pada Ibu dan Jungkook yang menangis saat melepaskan kepergiannya. Pada tempat-tempat di Seoul yang hanya akan jadi kenangan baginya. Juga pada Kim Taehyung.

Mengingat hal-hal yang harus ia lupakan setelah tiba di California nanti. Disana Jisoo akan hidup sebagai dirinya yang baru. Melupakan segala kenangan pahit yang sewaktu-waktu akan menyerangnya bersama kerinduan nanti.

Jisoo menyerah. Sampai sejauh ini ia hanya harus yakin saja dengan keputusan yang ia ambil. Memang apa yang harus Jisoo lakukan selain itu ? Tidak ada pilihan terbaik lain selain ini. Toh, menikah dengan Kim Seok Jin bukanlah pilihan yang buruk.

Perlahan tangan Jisoo terangkat.

" Pilihan yang bagus. " Kata Jin melihat Jisoo yang mencoba menyambut uluran tangannya.



Tbc

Komentarnya silahkan 😘🤗 tulis aja saran, kritik, atau keluhan disini.

Btw soal Part 34 yang pasti banyak diprotes karena sedikit. Aku kasih kejelasan disini. Jadi aku tulis sedikit karena memang waktu untuk ngetiknya mepet banget. Nah, kebetulan hari ini jadwalku kosong dan ada waktu ngetik, hari ini aku double up untuk menyambung rasa penasaran kalian 😂

Jangan hanya tinggalkan jejak berupa vote saja. Tulis komentarnya, komentar pedas pun gue terima loh sebagai bahan pembelajaran.

I purple you 💜 - Nanas


Spring Day ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang