Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, keluarga surya pratama telah sampai dikediamannya dengan selamat, setelah melakukan perjalanan cukup menghambat waktu dijalan dari bandara menuju kediaman mereka ananda selalu bermanja-manja pada sang bunda. Mereka keluar dari dalam mobil sementara aditya membantu alvin untuk membawa barang bawaannya.
" ananda ayo masuk" ucap aditya saat adiknya berdiri tepat dibelakang bagasi mobilnya.
"nanti aja ka, aku masih penasaran sama suara tadi pas di mobil kakak. Boleh tidak aku cek ka?." Tanya sekar dengan raut muka puppy eyes
" duh kamu tuh engga usah pasang muka melas gitu deh de, udah tau kakak paling engga tega melihat kamu seperti itu. Yasudah coba kamu cek sendiri ya de, ini kunci mobilnya." Ucap aditya sambil memberikan kunci mobilnya pada ananda lalu dia kembali masuk ke ruang tamu.
" kita lihat ada apa di bagasi mobil kakak, kok kaya nya berulang-ulang suara nya.. eh tapi kok jadi horor seperti ini yah. Bismillahirrahmanirrahim aja deh." Lirih ananda sambil membuka bagasi mobil kakak nya itu.
"aaaaaaaaaaa. Kamu siapa?.." teriak ananda sekencang mungkin saat membuka bagasi dan melihat seorang wanita berhijab.
"syutt, ish kakak cantik deh. Jangan teriak dong aku orang baik yang lagi numpang ngumpet, makasih banyak tumpangannya hehehe.. bye kakak cantik" ujar shanty yang bangun dari duduknya dan bersiap lari.
"ehh, tunggu tunggu nama kamu siapa ?.." ananda menarik tangan shanty yang hendak kabur itu.
"namaku shanty dee lestary. Aduh ribet nanti kalo kakak nya kamu kesini aku takut sama dia, dia dokter kan. Udah yah bye makasih banyak." Shanty berlari dan keluar dari garasi rumah aditya.
"hm.. tapi tangan dia terluka.. semoga engga kenapa-kenapa deh dia. Gue kira orang jahat tadi atau dedemit" dumel ananda seraya menutup bagasi mobil aditya lalu saat ananda berbalik badan alvin menjahilinya dengan memakai mukena layaknya hantu.
"aaaaaarrrghhhh.. bunda tolong ananda" ananda berteriak histeris sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya.
"hahahaha,, dasar penakut kak ananda. Begitu aja masa takut sih"ucap alvin sambil membuka mukenanya sedangkan dibelakang alvin berdiri dengan tegak bunda nia sambil menjewer kupingnya.
"bagus ya, jadi selama ini kau yang selalu menjahili kakakmu ya alvin. Selama tidak ada bunda dan ayah kalian selalu bertingkah layaknya seorang anak SMP, kalian itu sudah dewasa bukan anak kecil lagi alvin." Ucap bunda sambil memegang tangan ananda dan mengusap punggungnya.
"ayo sayang kita masuk, jangan takut nak. Disini ada bunda yang akan selalu melindungimu nak. Bunda akan menghukum alvin" bunda dan ananda masuk sedangkan alvin diam saat mendengar kemarahan bunda.
Mereka semua masuk ke ruang tamu sambil bercanda gurau. Terlihat harmonis sekali yah keluarga surya pratama (ko author jadi iri ya sama mereka hehehe). Sementara ditempat lain shanty berjalan terus sambil mencari alamat yang diberikan dokter aditya waktu itu.
"sshhh, perih juga kena batang pohon tadi." Ujar shanty meniup-niup luka di tangannya, dan berjalan menuju alamat yang ada dikartu nama dimana dia menemukan surat dari sang mendiang neneknya.
Di dalam pesantren tersebut terlihatlah rumah yang sederhana dan ada seorang wanita berhijab dan lelaki paruh baya yang sedang bergurau. Shanty melihat keluarga kecil itu dengan muka yang sedih.
" jadi ini pesantren, aku kira rumah besar gitu. Masuk atau engga ya, tapi nanti aku engga ada tujuan. Ayahku pasti sudah bahagia bersama keluarga nya sama hal nya seperti mereka." Ujar shanty tersenyum lalu berjalan dan pergi dari pesantren itu.
Shanty terus berjalan menyusuri jalan raya itu dan dia melihat gedung tinggi lalu masuk dan menaiki gedung tersebut. Sementara diwaktu yang sama seorang pengacara ternama di daerah tersebut melihat gerak- gerik wanita berhijab tersebut saat menaiki tangga di dalam kantornya tersebut.
"eehh cewek, mau ngapain anda?, Turun turun ini gedung milik saya. Aduh ribet deh sama ini bocah.." seru rangga dewa yang melihat wanita hendak terjun bebeas dari atas gedung milik nya.
"stop, kakak tuh engga tahu gimana penderitaan aku.. aku tuh lelah kak, aku engga ada siapa-siapa lagi. Nenek udah pergi tinggalin aku hiks.. hiks.. sekarang aku engga tau siapa orang tua kandung aku.. hiks.. aaaaaa Allah tuh jahat sama aku.." cerca shanty yang masih berdiri di ujung gedung milik rangga.
"aduh saya lagi mau mulai karir jadi pengacara, jadi saya mohon kepada anda. Jangan bikin gedung saya berhantu cuman karena gara-gara anda bunuh diri disini." Ujar rangga dingin.
"okey, dan sekarang kakak pun ngusir aku. Okey aku akan loncat sekarang juga.." shanty bersiap untuk melompat.
"hadduuuhhh, berisik tau engga. Rangga, gue ini lagi mau tidur ini. Semalaman gue bergadang di Bus." Seorang pria yang tampan datang sambil mengucek mata pandanya itu.
"Dicky, lihat tuh ada cewe yang mau bunuh diri di gedung saya." Tunjuk rangga ke arah shanty.
"ngapain kakak liatin aku?. Aku tuh sebatang kara engga ada lagi tujuan hidup hiks,, hiks,, hancur semua sudah hancur.." gertak shanty pada dicky, lalu dicky mendekat dan menarik tangan shanty untuk dia dekap.
"nangis aja sepuas kamu setelah itu, kamu boleh pergi dan jangan berfikir untuk mati.. fikirkan saja yang buat kamu senang, anggap saja dunia ini hanya sementara." Ujar dicky. Dan yang dicky rasakan saat ini adalah kenyamanan sama seperti dia memeluk sang bunda.
#eng ing eng.. siapakah sebenarnya dicky dan wanita yang dipeluknya, dan ada ikatan bathin kah diantara mereka berdua.cus vote dan komentar dibawah ini ya. Biar authornya semangat.
____________tbc___________
KAMU SEDANG MEMBACA
fragmented memories (kenangan yang terukir) -revisi
Non-Fictionبسم الله الرحمن الرحيم Farhan seorang dokter umum yang sedang melangsungkan pendidikan S2 di luar negeri.. dia harus terpisah dengan kekasih halalnya untuk beberapa waktu.. Farhan prov.. "Aku sangat merindukanmu ananda bagaimana kabarmu.. apakah ka...