Part 20

98 11 26
                                    

Bunda Nia berjalan menuju kamar Ananda lalu membuka knop pintunya dan melihat putri semata wayangnya dengan balutan gaun putih dengan khimar dan niqob yang senada.

"Subhanallah anak bunda udah cantik kok.. ngaca terus nih bikin bunda iri sama kecantikan Ana.. yuk siap-siap, semuanya sudah menunggu.. ayo Nuy.." ajak Bunda Nia dengan mengandeng Ananda juga Nuy.

Aditya memakai jas hitam tak lupa dengan dasi yang tertata rapih pada leherya,lalu dia menghampiri cewek yang menghias bunga tepat dihadapannya.

"hey, kamu cewek itu kan?." Tanya aditya pada shanty yang merapihkan beberapa bunga yang telah dia tata rapih, Shanty tersenyum dan mengangguk.

"hehehe.. maaf yaa kakak dokter gara-gara saya kakak dokter harus lawan phobia nya sampai pingsan. Saya sudah melupakan semua kejadian itu, saya minta maaf karena sudah banyak merepotkan kakak dokter." Jelas shanty dan memberikan beberapa tangkai bunga pada pigura di dinding.

Aditya tertawa dan mengambil bunga itu. "jadi selama ini yang tata bunga untuk acara rumah tuh kamu.. dan yang suka pakai masker doraemon itu kamu.. hahaha berarti kamu sama saya jodoh kali yah."celetuk Aditya membuat pipi Shanty merona merah seperti tomat.

"shan, ayo kita pulang.. acaranya mau di mulai kita harus taro bunga dulu nanti layu." Ajak salah satu staf Dicky dan mengajak shanty untuk pulang.

"kakak dokter sekali lagi maaf ya.. aku pamit assalammu'alaikum." Pamit Shanty dan mengikuti langkah kaki staf Dicky.

"kalau dia staf Dicky besok akan saya datengin.. saya penasaran apa yang membuat dia bertingkah konyol seperti itu.." pikir Aditya memasuki tempat dimana acara akad dimulai.

Farhan sudah duduk di depan penghulu bersama Ayah Surya dan beberapa saksi sementara dibelakang mereka sudah ada Ummi Fatimah bersama adiknya Farhan dan Larissa. Alvin membuka Acara akad nikah pagi ini saat acara akan di mulai Ananda menuruni tangga bersama Bunda Nia dan Nuy semua orang merampalkan Subhanallah memuji kecantikan Ananda pada pagi ini, Ummi Fatimah dan Ria membantu Ananda untuk duduk disamping Farhan.

"nak farhan apakah sudah siap." Ucap penghulu

"InsyaAllah saya siap pak." Farhan sekilas menatap kelopak mata Ananda lalu memalingkan wajahnya menatap Ayah Surya dan menggenggam tangannya.

"Bismillahirrahmanirrahim Farhan Alatas anakahtuka wa zawwajtuka makhtubataka Ananda Sekar Pratama binti Surya Pratama bi'mahri mushaf Al-Qur'an wa ala ibadah halan." Ucap Ayah Surya membuat acara seketika hening dalam hitungan tiga detik.

"Qobiltu nikaahahaa wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan" dengan satu helaan nafas Farhan Alatas pun dapat mengucapkan ijab qobul dengan lantang.

"bagaimana saksi SAH." Ucap penghulu

"SAH"

"SAH" para saksi mengucapkan Sah.

Setelah pengucapan akad nikah penghulupun mengucapkan untaian do'a dan diaamiinkan oleh seluruh anggota keluarga yang hadir di acara akad nikah, Ananda dan Farhan menandatangani buku nikah mereka lalu Bunda Nia memberikan kota cincin mas, Farhan mengambilnya dan memasangkan cincin itu pada cari manis Ananda begitupun sebaliknya. Setalah itu Farhan mendekati Ananda lebih dekat tanpa jarak kemudian menatap bola mata istrinya.

Farhan memegang ubun-ubun Ananda "Bismillahirrahmanirrahim Allahumma inni as'aluka min khairiha wa khairi ma jabaltaha 'alaihi. Wa a'udzubika min syarriha wa syarri ma jabaltaha 'alaihi." Farhan membaca do'a dan di aamiin kan oleh Ananda.

"Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan dirinya dan kebaikan yang engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepadaMu dari kejelekannya dan kejelekan yang engkau tetapkan atas dirinya."

fragmented memories (kenangan yang terukir) -revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang