Pukul empat pagi Ananda sudah bangun dan duduk di atas sajadah setelah melaksanakan solat malam dan tak lupa membaca ayat suci Al-Qur'an menunggu waktu subuh tiba. Bayangan Farhan saat menabrak pun terus saja terngiang dalam fikiran nya.
"Astagfirullah kenapa aku jadi memikirkan dia Ya Rabb, maafkan aku sudah zina fikiran saat memikirkan pria yang belum sah menjadi suamiku." Lirih Ananda
Pintu kamar Ananda terbuka dan terlihat pria tinggi dengan baju koko lengkap dengan alat sholatnya, lalu menghampiri Ananda.
"Jika kamu tidak ingin zinah mata, maka terimalah dia menjadi calon suami mu dek. Farhan pantas kok jadi calon imam mu, dia baik sayang keluarga dan pria idaman banget apalagi di tempat kerja banyak wanita yang tergila-gila pada nya." Ucap Aditya sedangkan Ananda mengepalkan tangannya saat Aditya mencoba menasehati nya.
"A.. apa maksud kakak, Nanda tidak mau membahas nya saat ini masih ada waktu 29 hari lagi Ananda menjawab pinangan dari dokter Farhan." Ucap Ananda sambil memegang bucket bunga dan buku catatan yang di berikan oleh Farhan.
"Seperti nya ada yang menghindari pembicaraan ini tetapi masih saja menatap hadiah pemberian calon suami nya nih, engga baik loh dek menunda-nunda niat baik seseorang untuk menikahi wanita yang di cintai nya." Ucap Aditya pada Ananda dan memegang bahu nya
"Sejak kapan kakak tau jika dia mencintai ku, aku masih belum siap untuk membuka hati lagi kak." Ucap Ananda
"Fikirkan baik-baik dek, jangan sampai kau menyesal jika Farhan sudah pergi dari hidup mu. Ini kesempatan besar untuk mu dek." Ucap Aditya mengusap rambut Ananda dan berjalan ke luar dari kamar adiknya.
Ananda duduk di depan meja rias nya dan melihat semua seserahan yang di berikan oleh Farhan untuk diri nya, Ananda membuka buku catatan yang di berikan oleh Farhan tadi pagi. Lalu Ananda mulai menuliskan untaian kata dengan tinta hitam pada kertas tersebut.
Dear calon imamku, senin, 15 februari 2019
Kemarin pagi tepat hari minggu seorang pria sudah meminangku di depan ayah dan keluarga besar,,
Dia,
Pria yang aku tabrak saat berada di lorong rumah sakit dimana kak aditya di rawat. Saat itu entah kenapa hati ku bergetar saat menatap dia untuk pertama kali nya.
Dia,
Pria yang selama ini selalu ada di fikiran ku semenjak kejadian itu, entah kenapa perasaan kehilangan saat tadi kak adit mengatakan jika dia menjadi incaran wanita di luar sana.
Dia,
Pria yang bernama farhan alatas, pria berkulit putih dan tampan ya walaupun tidak beda jauh dengan kakakku. Aku hanya ingin jika dia jodoh ku maka dekatkan lah, jika dia bukan lah jodoh ku maka buat lah aku untuk melupakan cinta ku pada nya..
Untukmu wahai calon imam ku..
Ku selipkan namamu mulai saat ini dalam setiap do'a ku..
Anna uhibbuka fillah wahai calon imamku..
Farhan alatas...
Tertanda calon makmum ku
Ananda tersenyum saat membaca ulang ukiran tulisan nya, dia tersipu malu saat menyebutkan nama Farhan alatas. Lalu Ananda menutup buku catatannya dan bersiap untuk menjalankan sholat subuh dan sarapan bersama keluarga. Pukul setengah enam tepat Ananda sudah siap dengan gamis nya untuk menuju butik dan dia menuruni tangga menuju dapur menghampiri Bunda Nia. Sementara di depan pintu bel berbunyi menandakan ada tamu sepagi ini.
"Allviiinn! tolong buka kan pintu, coba kamu lihat siapa yang bertamu sepagi ini." Ucap Ananda dengan menaikan nada bicara nya satu oktaf
"Kebiasaan iih Alvin terus yang di suruh, Alvin lagi mengirim email ke client untuk acara siang ini kak. Jangan ganggu dulu kalau mau kakak saja yang membuka pintu nya sendiri." Ucap Alvin yang sedang duduk di ruang keluarga sambil memangku laptop kesayangannya.
Ananda berjalan dengan cepat menuju pintu depan rumah nya lalu membuka nya perlahan tanpa melihat siapa tamu yang datang sepagi ini.
Ceklek..
"Bundaa, aku ingin sarapan pisang panggang coklat keju ya Bun." Teriak Ananda di depan pintu.
"Assalammualaikum calon makmum ku." Ucap Farhan sambil membawa bucket bunga dan tas kecil yang berisi bekal sarapan untuk Ananda.
"M,, mas Farhan kenapa bisa ada disini." Ucap Ananda terbata-bata dan menundukkan pandangannya.
"Ehh ada nak Farhan, ayo masuk nak kita sarapan bersama. Ananda kamu kebiasaan yah ada tamu malah tidak di suruh masuk." Ucap Bunda Nia
"Assalammu'alaikum Bunda, maaf Farhan pagi-pagi udah datang rencananya hari ini mau ada acara metting sesama dokter bersama Adit. Jadi sekalian saja Farhan mampir ke sini Bunda, oh iya Farhan bawa sarapan pagi yang dibuatkan Ummi untuk kalian dan ada bekal makan siang special untuk Ananda dari Ummi." Ucap Farhan.
"Panjang umur kamu Han pagi ini datang baru saja saya mau menelpon kamu ayo masuk ada yang ingin saya bicarakan sama kamu." Ucap Aditya menarik tangan Farhan semua orang duduk di meja makan untuk sarapan pagi berbeda dengan Ananda dari tadi hanya memainkan sendok dan garpu nya tidak memakan sama sekali sarapan yang dibuat Bunda dan Ummi Fatimah.
"Kak Ananda, Alvin duluan yah lebih baik kakak bareng dengan kak Adit saja yah. assalammu'alaikum." Alvin mengecup punggung tangan kedua orang tua nya dan berlari menuju parkiran mobil nya. Ananda yang bengong dengan perkataan Alvin pun hanya diam dan mengambil tas nya lalu berjalan menuju ruang tamu.
"Kak Adit, aku duluan berangkat yah bentar lagi taksi yang aku pesan sampai assalam"baru saja Ananda ingin mengucapkan salam Farhan berdiri di sampingnya.
"Batalkan pemesanan taksi nya dan saya yang akan mengantarkan kamu." Ucap Farhan dengan nada dingin.
"Iya benar sayang Bunda tidak mau kamu berangkat naik taksi mending kamu bersama Farhan berangkat nya atau Bunda tidak akan mengijinkan kamu berangkat ke butik." Ucap Bunda sedangkan Ananda hanya mengerutkan bibirnya membuat Farhan ingin sekali mencium pipi nya.
"Astagfirullah han, buang jauh-jauh fikiranmu dia belum halal bagimu." Lirih Farhan yang tak di dengar oleh siapapun, Ananda hanya diam dan berjalan duluan menuju parkiran.
"Bunda, Ayah aku berangkat dulu assalammu'alaikum." Farhan mengecup punggung tangan kedua suami istri itu.
"Haann, bareng yah." Ucap Adit berlari sambil membawa tas kerja nya dan tak lupa snelli nya.
______________________________tbc_______________
KAMU SEDANG MEMBACA
fragmented memories (kenangan yang terukir) -revisi
Non-Fictionبسم الله الرحمن الرحيم Farhan seorang dokter umum yang sedang melangsungkan pendidikan S2 di luar negeri.. dia harus terpisah dengan kekasih halalnya untuk beberapa waktu.. Farhan prov.. "Aku sangat merindukanmu ananda bagaimana kabarmu.. apakah ka...