Dicky terus membersihkan lukanya shanty dan rangga menatap shanty sinis, sedangkan shanty menundukkan pandangannya karena merasa bersalah pada dicky dan rangga.
" maaf sudah merepotkan kalian" ucap shanty
" kamu ini wanita yang bener-bener gila yang pernah saya temui. Kamu hampir mengorbankan masa depanmu dengan bunuh diri. Dimana fikiran jernihmu, jika ada masalah sebaiknya bicarakan baik- baik bukan seperti ini menyusahkan saja" ucap rangga ketus
" sudah rangga, engga baik berkata seperti itu pada wanita. Kau ini selalu saja bertengkar dengan shanty." Ucap dicky sambil membersihkan lukanya.
"aargghh sakit," shanty meringis kesakitan
" curang sekali staf di rumah sakit itu,, kau yang terluka tapi mereka malah membawa dokter itu yang pingsan karena phobia ketinggian, apa kata orang jika dokter ternama takut pada ketinggian" ucap dicky yang membuat mereka bertiga gelak tawa. Dicky selesai membalut luka do lengan juga kaki shanty dengan P3K.
" aahh, terima kasih.. bukan begitu kak, emm siapa nama mu hehehe,, aku shanty" ucap shanty sambil tersenyum.
"panggil saja gue dicky, engga enak pake bahasa baku kaya orang kantoran aja hahahaha... tapi lo bisa jalan kan?" tanya dicky memeriksa luka di kaki shanty.
" emm, saya rasa sih masih bisa pelan-pelan mungkin" shanty mencoba berdiri namun terhuyung dan reflek dicky memegang lengannya.
" kalau begitu lo ke rumah gue dulu deh.. tapi kita naik grab aja ya, karena gue engga bawa kendaraan" ajak dicky
"tapi ky, saya kan bukan siapa-siapa kamu, saya juga saat ini engga punya siapa-siapa" shanty termenung menatap aspal.
"hari ini kita sahabatan,, jadi lo sahabat gue bener engga rangga." Dicky menaikkan sebelah alisnya sambil menatap rangga.
" terserah kalian lah " ucap rangga sambil memainkan ponselnya.
Tak lama kemudian mobil grab yang dipesan dicky pun sampai.
" yuk, tuh grab nya sudah sampai kita kerumah ya" dicky memapah shanty menuju mobil grab yang dicky sewa.
Mereka berdua menuju rumah dicky sedangkan rangga menuju apartementnya dan tebing itu pun kosong. Sementara ananda dan nuy menuju sebuah restoran ternama di kawasan kota bogor sambil berbincang masalah kak adit dan usaha mereka.
" kak adit nekat banget sih nuy, heran sampai melawan phobia nya seperti ini deh, kalau udah repotkan kita juga" ujar ananda pada nuy yang duduk berhadapan dengannya sambil meminum jus alpukat kesukaan nuy.
" i don't know lah ananda,, setau saya sih cewe itu bilang kakak kamu itu yang udah menanganin nenek nya waktu sakit dulu.. semacam dendam begitu.." jawab nuy sambil menatap ananda.
" yaa se engganya nuy dendam sampai mau bunuh diri,, bahkan ayah pernah mengatakan jika sesama manusia itu jangan pernah ada rasa dendam bahkan Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidaklah seseorang memaafkan kedzaliman (terhadap dirinya) kecuali Allah akan menambah kemuliaannya," (HR. Ahmad, Muslim dan Tirmidzi). Dan adapula larangan untuk membalas dendam dalam Qur'an surah Asy syuro ayat ke 39-43 menyebutkan : Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri setelah teraniaya tidak ada satupun dosa atas mereka, sesungguhnya dosa itu atas orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas di muka tanpa hak. Mereka mendapat adzab yang pedih. Tetapi orang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang amat utama," (QS. Asy Syuro: 39-43)." Ucap ananda sambil memakan roti bakar kesukaannya dengan menatap nuy.
" tadi juga udah saya jelaskan ananda, tetapi ya wanita itu sangat keras kepala" tutur nuy sambil tersenyum.
" eeh, tapi tunggu deh itu cewe kaya nya.. oh iya masya Allah dia yang ngumpet di bagasi mobil kak aidt waktu itu.." ananda mengingat kejadian saat dia membuka bagasi mobil sang kakak.
" maksud kamu apa ananda? Engga paham saya" timpal nuy mengernyitkan alis nya.
" pokok nya cerita nya panjang buangett.. inti nya saya harus cari tau cewek itu siapa.. kamu duluan ke butik ya, saya harus menemui kakak saya dulu bye.." pamit ananda dan berlalu dari hadapan nuy.
" dasar aneh itu anak,, tapi cewek tadi kasian juga luka-luka begitu.. staf rumah sakit malah nolongin kakak nya ananda yang pingsan .. orang yang mempunyai jabatan tuh beda ya" pikir nuy sambil menghabiskan jus dan makanannya dan berlalu menuju butik tempatnya bekerja tak lupa membayar BILL tadi.
Ananda menuju rumah sakit mengendarai mobil alvin tak lama kemudian dia sampai di rumah sakit karya bhakti pratiwi.
" aku harus cari tau cewek itu, jangan-jangan dia yang berniat jahat lagi sama kak adit.." gerutu ananda berlari menuju kamar dimana aditya di rawat.
Brruuukkk..
Bahu ananda tertabrak seseroang yang sedang terburu- buru.
" maaf,, maaf dok.. saya buru-buru" ujar ananda pada seorang pria yang tak lain merupakan dokter di rumah sakit ini juga. Dokter itu merupakan dokter farhan menatap ananda dari atas hingga bawah.
"dok,,hey hellow.. malah ngelamun, kalau mau ngelamunin istrinya jangan melihat ke arah saya terus.. emang saya apaan" ucap ketus ananda sambil melambaikan tangan nya ke wajah farhan.
" eh, iya engga apa-apa kok.. saya juga terburu-buru.. saya juga minta maaf mbak,, ehh saya tidak melamunkan istri saya kok, Lagian saya belum menikah" sahut farhan tersenyum.
" wah dokter sama seperti kakak saya, udah berumur tapi belum menikah. Ya sudah saya mau bertemu kakak saya dulu, permisi" ujar sekar membalikkan badannya sebelum melangkah dia melihat farhan dan tersenyum lalu ananda memasuki kamar aditya.
"kok masuk ruang rawat si adit sih.. siapa ya cewek itu,, ceweknya adit mungkin tapi manis sih.. semoga aja dia jodoh saya kalau aditya engga mau sama dia di pepet dalam do'a engga apa-apa kali ya" lirih farhan memasuki ruangannya.
____________________________tbc______________________
KAMU SEDANG MEMBACA
fragmented memories (kenangan yang terukir) -revisi
Non-Fictionبسم الله الرحمن الرحيم Farhan seorang dokter umum yang sedang melangsungkan pendidikan S2 di luar negeri.. dia harus terpisah dengan kekasih halalnya untuk beberapa waktu.. Farhan prov.. "Aku sangat merindukanmu ananda bagaimana kabarmu.. apakah ka...