Saat Nuy mengendarai mobilnya menuju butik dia melihat seorang wanita yang berdiri di pinggir jembatan lalu dia menepikan mobilnya dan keluar dari mobil tersebut untuk membantu gadis tersebut.
"eehh, cewek cewek jangan bunuh diri " teriak Nuy sambil berlari menuju Shanty.
"please jangan gagalin acara saya,, saya udah bener-bener hampa tanpa nenek.. dan sekarang saya sendirian." Lirih Shanty nyaris tak terdengar.
"kamu pikir hidup saya bahagia?. Bohong jika saya bilang iya, saya juga banyak masalah tapi saya tidak berfikir untuk mengakhiri hidup serpeti kamu.. karena saya fikir hidup saya tidak akan sempurna jika bukan saya sendiri yang mengubah semuanya. Kita mempunyai dua takdir,, takdir pertama ketetuan untuk kita dari rahim sampai kita dewasa, kedua takdir yang Allah buat untuk kehidupan kita itu bisa kita rubah dengan tekad kita sendiri. Please come on turunlah kita berbagi cerita sama-sama." Tutur Nuy mendekat ke arah shanty.
" stooppp disitu jangan mendekat atau aku akan benar-benar loncat" ucap Shanty sambil mellihat kebawah tebing tinggi.
" kamu itu seorang wanita muslimah, pasti kamu tau tentang larangan untuk bunuh diri seperti ini. Bunuh diri adalah salah satu perbuatan yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan sudah pasti merupakan dosa besar, apapun alasannya. Hal ini terdapat dalam firman Allah, dalam surat An-Nisa ayat ke 29-30 yang artinya:
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. An Nisa': 29-30). Apakah kamu sudah paham pada ucapan saya barusan" tutur Nuy.
Shanty menatap dengan tatapan kosong, di sisi lain Aditya sedang menyetir menuju rumah sakit tiba-tiba di kejutkan dengan banyak orang yang sedang berkumpul di pinggir jembatan yang dia lalui, dengan menurunkan kecepatan mobil nya Aditya melihat kesamping jalan, di lihat nya Nuy rekan kerja Ananda yang sedang mencoba membujuk seseorang yang dia lihat di rumah sakit, Aditya menurunkan sedikit kaca mobilnya lalu menanyakan pada seorang warga.
"permisi pak, kenapa banyak orang disini dan apa yang terjadi" Aditya merapihkan snellinya.
"itu mas, ada seorang wanita yang ingin bunuh diri." Ucap warga.
"Astaghfirullah al-'Adhim iitu perbuatan yang dibenci Allah, ini tidak boleh di biarkan" Aditya melihat ke arah tebing dan melihat Shanty.
(Anggap aja ini tebing yang akan shanty terjun yah😂😂)
" itu kan cewek yang di rumah sakit, yang waktu itu neneknya meninggal karena komplikasi .. engga mungkin dia mau bunuh diri seperti itu." Lirih Aditya. Namun fikirannya bimbang di berhentikan nya mobil yang dia kendarai lalu setengah berlari menuju tempat nuy, dan membelah gerombolan orang-orang yang berkumpul.
" saya kira kamu wanita yang kuat, tapi yang kamu lakukan salah besar" ujar Aditya mendekat ke arah Shanty.
" kamu, dokter yang menanganin nenek saya kan?. Pergi kamu, saya membenci kamu" teriak Shanty mundur dan terus mundur namun Aditya terus melangkah maju mendekati shanty. Keseimbangan Shanty buyar dengan tidak sengaja kaki nya tergelincir jika saja Aditya tidak dengan sigap menggapai lengan Shanty, sampailah Shanty pada jurang yang curam. Sementara Aditya sedikit melemas dan bercucuran keringat saat melihat ke bawah jurang yang curam.
" Nu,, Nuy,, sa,, saya minta tolong telpon staf rumah sakit dan juga kedua adik saya" ujar Aditya gemetar dengan keringat dingin bercucuran.
"ba.. baik kak" Nuy mengangguk lalu mengambil ponselnya untuk menelpon ananda dan pihak rumah sakit.
" assalammu'alaikum Ananda, bisakah kamu ke Leuwikaret, Klp. Nunggal apakah bisa sekarang karena ini menyangkut dokter Aditya" ucap Nuy pada sambungan telepon.
" apa maksud kamu Nuy, kenapa kau bilang ini menyangkut kakakku, apa yang terjadi padanya" ucap Ananda sedikit cemas pada kakaknya.
" cepatlah kamu ke lokasi bareng dengan alvin sekarang" ucap Nuy
" baiklah kau jaga kak Aditya aku dan Alvin akan kesana" Ananda memutuskan sambungan telepon dan bergegas ke parkiran sambil mencari Alvin.
Ananda mencari alvin dan memegang bahu Alvin saat bersandar di mobilnya.
" untung kamu belum pulang, ayo cepat kak Aditya dalam bahaya" ucap Ananda sambil memasuki mobilnya.
" a.. apa maksud kakak, dimana kak Adit" Alvin malah balik tanya pada Ananda.
"cepat masuk mobil nanti kakak jelasin yang terpenting keselamatan kak Adit saat ini" Ananda sedikit memukul tangan Alvin agar cepat menuju lokasi.
Dilokasi sudah ada ambulance dan beberapa perawat untuk membantu Aditya dan Shanty lalu mobil yang ditumpangi Alvin dan Ananda sampai.
"Vinn,, itu kak Adit" tunjuk Ananda sesaat sesudah turun dan menunjuk pinggiran tebing.
" kak Adit, ya Allah kak.. bertahan lah tim dari rumah sakit akan menolong kalian" ucap Ananda dan Alvin bersamaan. Direngkuh nya sang kakak, saat staf rumah sakit datang dan membantu mengevakuasi Aditya dan Shanty. Tak lama kemudian aditya pingsan. Sedangkan shnaty meringkuk di pinggir jembatan dengan terus menangis dan luka di kaki juga lengan nya dia biarkan begitu saja.
Di sisi yang bersamaan dicky dan rangga mencari wanita yang kemarin mereka temui dan mendapat kabar dari nuy bahwa shanty melakukan bunuh diri kembali. Mereka langsung menuju lokasi tersebut dengan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
" hey, kau terluka sebaiknya di obati terlebih dahulu lukamu itu.. nanti infeksi" suara itu mengingatkan shanty dengan seseorang yang dia kenal beberapa jam yang lalu. Shanty melamun saat melhat wajah pria itu.
Dia suara dicky prasetya, lelaki yang membuat nya tenang saat kejadian serupa seperti ini.
"kamu,, maaf saya sudah banyak merepotkan.. tapi.." ucap shanty menggantung saat dicky membersihkan luka nya dan juga mengobatinya dengan perlahan.
________________________tbc____________________
KAMU SEDANG MEMBACA
fragmented memories (kenangan yang terukir) -revisi
Non-Fictionبسم الله الرحمن الرحيم Farhan seorang dokter umum yang sedang melangsungkan pendidikan S2 di luar negeri.. dia harus terpisah dengan kekasih halalnya untuk beberapa waktu.. Farhan prov.. "Aku sangat merindukanmu ananda bagaimana kabarmu.. apakah ka...