Ananda masuk ke ruang keluarga bersama dengan bunda nia, dibelakang bunda nia alvin berjalan sambil menahan tawanya. Aditya dan surya yang melihat kelakuan ibu dan anak itu tersenyum.
"duduklah sayang kau pasti lelah ya" ujar bunda pada ananda yang menunduk.
"i,, iya bunda ananda masih kangen sama bunda."ananda memeluk bunda nia sambil membenamkan wajahnya pada dada nya.
"eehh, kenapa anak bunda sangat manja ya ayah?." Tanya bunda pada sang suami.
"entahlah bunda mungkin dia benar-benar sangat merindukanmu bunda" ucap ayah surya sambil memegang tangan aditya.
"ayah, alvin mau cerita ni.." ucap alvin sambil duduk disebelah kanan bunda
"silahkan nak, ceritalah dan ayah penasaran kenapa kamu sangat ingin menjodohkan kakakmu ananda dengan pria yang kamu pilih sayang" ucap surya sambil menatap aditya dan alvin
Saat aditya ingin menjawab pertanyaan dari sang ayah, mendapatkan lemparan bantal sofa dari ananda lalu alvin tertawa.
"hahahaha, kak ananda perasaan kak aditya belum berbicara masa sudah dilempari oleh bantal sofa apalagi kalau beneran ayah menyetujui perjodohan ini" ucap alvin sambil meledek ananda.
"bunda alvin bener-bener nyebelin, ka adit awas saja jika kakak jujur aku akan bener-bener engga nanya pada kalian semua" ucap ananda sambil memeluk nia.
"maaf kak ananda, begini ceritanya ayah. Rencananya alvin ingin menjodohkan ananda dengan teman relasi kerjanya yang bernama kak farhan alatas. Dia juga seorang hafidz, dokter dan relasi kerja yang baik, beliau juga bekerja di rumah sakit karya bhakti pratiwi ayah" bukan aditya yang menjawab pertanyaan sang ayah melainkan alvin. Sedangkan yang menjadi topik pembahasan malah sudah ingin menjerit dan pergi dari ruang keluarga itu.
"ananda benarkah itu nak, kenapa kita tidak coba untuk melihatnya dulu dan mengajaknya silaturrahmi kerumah ini sayang. Kedengarannya itu tidak buruk untuk menjodohkanmu dengan pria itu, dan bukankah rumah sakit dimana farhan bekerja itu masih satu tempat kerja dengan kakakmu aditya". Ucap surya sambil memegang tangan sang putri kesayangannya.
"tapi ayah ananda mohon jangan paksa aku untuk menikah dalam waktu cepat karena masih ada kak aditya yang belum menikah sama sekali. Mana mungkin ananda melangkahi kak aditya untuk membina rumah tangga." Ucap ananda dengan nada sedikit ketus.
"iya sayang ayah paham, tapi lihatlah adikmu alvin dia juga sudah siap untuk menikah. Ayah tau ini memang berat buat kamu sayang tapi setidaknya lupakan masa lalumu dan ingat kau masih punya masa depan yang sudah menunggumu nak"bujuk surya tak kalah elak.
"sekali engga tetap engga. Ananda masih mau seperti ini bunda, ananda engga mau ninggalin rumah ini dan kak adit"ucap ananda sedikit bergetar karena menahan tangisnya, sedangkan nia memeluk ananda lebih erat dan menasehatinya.
"nak ingatlah umurmu saat ini sudah dua puluh dua tahun, sudah saatnya kau menikah sayang. Sedangkan kakakmu aditya dia masih mau meneruskan S2nya sayang. Oleh sebab itu kamu boleh melangkahi aditya untuk menikah lebih dahulu." Ucap nia sambil menatap aditya. Sedangkan yang ditatapnya dia hanya mengangguk paham.
"iya yang di katakan bunda benar dek, kakak ikhlas jika kamu yang menikah lebih dahulu. Kamu tetap akan menjadi adik kecil aku, dan jangan sungkan jika calon suamimu nantinya memarahimu atau memukulmu. Kakak akan selalu melindungimu dek." Ucap aditya sambil tersenyum tulus.
"sekali engga tetap engga" ananda bangun dan berlari ke kamarnya sambil menangis.
"kakak bagaimana ini nak" ucap bunda yang khawatir pada keadaan ananda saat ini.
"Adit yang akan menenangkan ananda bun, aku ikhlas jika ananda duluan menikah dan untuk alvin jangan coba-coba untuk bertingkah konyol lagi kamu" ucap aditya yang hendak berdiri dan berjalan menuju lantai dua dimana kamar ananda dan aditya terletak. Alvin hanya tertunduk dan bahagia yang melihat jika tujuannya untuk menikah dalam waktu dekat dengan wanita yang dia cintai.
"dan untuk alvin, kau bisa bicarakan pada farhan untuk bersilaturrahmi kerumah ini dengan keluarganya." Ucap surya pada anak bungsunya
"siap ayah, akan alvin laksanakan" ucap alvin dan berlari ke kamarnya
"ayah apakah ini tidak terlalu cepat untuk menikahi ananda?." Tanya nia sambil menaruh kepalanya di dada bidang surya pratama.
" tidak bunda, ini demi kebahagiaan ananda dan alvin. Apalagi alvin juga sudah mempunyai calonnya untuk menikah" ucap surya pratama sambil mengusap khimar yang dipakai bunda nia.
"tapi ayah lihatlah putri kecil kita sedih sekali dan apalagi aditya dia yang rela berkorban demi kebahagiaan kedua adiknya" ucap nia dia memegang tangan surya sambil menatapnya.
"sudahlah bunda, ayah sangat capek ayo kita istirahat besok ayah harus kembali bekerja dikantor dan kamu juga besok harus bekerja di rumah" ucap surya lalu berdiri menuju kamarnya bersama sang istri.
Disisi lain ananda menangis di dalam kamarnya lalu aditya berdiri di depan kamar sang adik sambil mengetuk pintunya.
" dek, buka pintunya ada yang ingin kakak tanyakan pada kamu" aditya mengetuk pintu kamar ananda tetapi tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar.
"pergi dari kamar aku kak, ananda ingin sendirian dulu. Aku mohon jangan ganggu ananda untuk saat ini" ucapan ananda membuat aditya sakit setiap melihat sang adik meneteskan airmatanya. Lalu aditya mengambil kunci cadangan yang biasa disimpan oleh sang bunda di vas bunga di atas meja dekat pintu kamarnya. Aditya masuk dan melihat kamar sang adik berantakan.
" dek, maafin kakak ya ini sudah keputusan ayah untuk menikahimu secepatnya. Dan kakak tidak bisa berbuat apa-apa jika ayah sudah membuat keputusan." Ucap aditya yang sudah duduk disamping sang adik
"tetapi kak, ananda tidak kenal pada pria itu dan ananda belum mau untuk menikah dalam waktu dekat. Ngertiin perasaan ananda untuk saat ini bisa dong kak, ananda mohon tidak ingin menikah dalam waktu cepat" ucap ananda sambil menangis sendu.
"baiklah nanti kakak akan mencari cara bagaimana baiknya. Kakak kesini ingin menanyakan sesuatu padamu dek." Ucap aditya sambil mengusap khimar yang dipakai sang adik.
" apa yang ingin kakak tanyakan pada ananda" ananda duduk dan menatap aditya dengan intens.
" dek, tadi tuh kakak denger kamu teriak.. liat apa sih kamu di bagasi ??." tanya aditya sambil merangkul sang adik lalu ananda merogoh kantung baju gamisnya dan memberikan kunci mobil aditya.
" kepooooo.. udah ah aku mau tidur besok masih ada yang harus aku kerjakan kak" ucap ananda dengan sedikit mendorong tubuh adit.
"ayolah dek, kakak penasaran tau kamu enggak biasanya teriak seperti itu" ucap aditya lagi.
"enghh, anu kak.. hem.. tadi tuh ada,, ada kecoa iya benar kecoa yang sangat besar dan terbang kearah aku.. jadinya aku sedikit berteriak saat membuka bagasi.." ucap ananda sambil berbaring dan memunggungi sang kakak.
"okey kalau begitu.. besok pagi kakak berangkat subuh jadi kamu bisa kan berangkat kerja sendiri atau minta antar sama alvin" ucap aditya sebelum keluar kamar sang adik.
"okey siap kak aditya yang paling ganteng.. ananda udah besar kok bisa berangkat sendiri atau minta antar sama ayah dari pada diantar oleh alvin pasti di ledekin lagi." Ucap ananda sedikit menutup matanya karena lelah.
"yasudah kamu tidur besok kerja pagi dan jangan terlambat untuk bangun shalat tahajud dan subuhnya ya de" ucap aditya sambil mencium kening sang adik lalu menyelimutinya dengan selimut dan keluar kamar ananda dan aditya menuju kamarnya untuk beristirahat.
#maaf ya untuk part ini sedikit kurang sama feelnya
______________________________tbc_________________
KAMU SEDANG MEMBACA
fragmented memories (kenangan yang terukir) -revisi
Non-Fictionبسم الله الرحمن الرحيم Farhan seorang dokter umum yang sedang melangsungkan pendidikan S2 di luar negeri.. dia harus terpisah dengan kekasih halalnya untuk beberapa waktu.. Farhan prov.. "Aku sangat merindukanmu ananda bagaimana kabarmu.. apakah ka...