PART 14

94 10 9
                                    

Ananda melangkahkan kakinya menuruni tangga bersama Aditya disampingnya, dan semua orang menatap ke arah Ananda tanpa terkecuali Farhan Alatas yang menundukkan pandangannya. Ananda menatap satu persatu anggota keluarga yang sedang berkumpul lalu bunda Nia menghampiri ananda sambil merangkul putri satu-satunya.

"Ayo nak kita duduk, dan keluarga nak Farhan sudah jauh-jauh mendatangi rumah kita loh. Masa muka kamu masih menunduk nak." ujar sang Bunda sambil memegang tangan anaknya.

"Hm.. mungkin Kak Ananda malu Bunda, dikirain Kakak ini adalah lamaran untuknya." ujar Alvin dengan polosnya membuat seluruh isi rumah tertawa.

"Hush Alvin kebiasaan itu mulut engga bisa di rem ya ucapannya" ucap Aditya menatap sinis adiknya

"Lah emangnya mulut Alvin mobil apa kak, yang harus nge rem mendadak saat ada wanita cantik di depan mobil Alvin" ucap Alvin dengan menatap sang kakak, sedangkan Farhan masih menunduk dan Aditya bengong melihat kedua orang tua Farhan.

"U,, ummi,, Abi,, kenapa kalian ada disini" ucap Aditya saat melihat kedua orang tua Farhan Alatas.

"Astaga ternyata dunia sempit yah Abi, Alvin kenapa tidak memberitahu jika nak Aditya ini saudara kalian" ucap sang Ummi sambil mendekati Aditya dan mencium keningnya.

"Hahahaha bener ya Bunda yang dikatakan Bu Fatimah dunia ini sempit Ayah sampai lupa jika dulu bukannya nak Farhan ini satu kampus dengan anak kita yak.." ucap sang Ayah membuat Farhan dan Aditya bertatap muka.

"Farhan Alatas!! ternyata kamu yang akan mengkhitbah Ananda. Ayah kalau begitu Adit setuju-setuju saja jika teman seperjuangan waktu jaman kuliah akan menjadi adik ipar Aditya" ucap Aditya sambil mengusap bahu Farhan.

"Yee orang baru lagi kesini Dit, masa iya langsung khitbah kan ini baru proses menuju ta'aruf" ucap Farhan tersenyum

"Jangan lama-lama ta'arufnya adik saya ini sudah tidak sabar menjadi seorang istri loh" Aditya meledek Ananda dan yang diledeknya hanya menatap sinis sang kakak.

"Sudah, sudah sebaiknya ayo kita makan dulu baru berbicara pada pembahasan selanjutnya" ucap Ayah Surya pada para tamu.

Mereka semua berjalan ke ruang makan berbeda dengan Ananda dan Farhan yang hanya diam di ruang keluarga sambil menunduk.

"Aduhh,, kenapa harus terjebak permainan dari si Alvin. Jika tau kalau Aditya Pratama adalah kakaknya wess mending engga usah jadi lah" ucap Farhan dalam hati.

Ananda yang merasa canggung dan berdiri ingin menghampiri para keluarganya di ruang makan tersentak saat satu kekar tangan mencengkal tangannya dan Ananda menatap bola mata Farhan.

"Ma, maaf bukan maksud saya tidak sopan memegang tangan kamu. Perkenalkan saya Farhan Alatas yang akan dijodohkan oleh dirimu" ucap Farhan dengan polos dan melepaskan tangannya dari tangan Ananda sedangkan yang ditatapnya hanya diam saja dan berjalan ke ruang makan, Ria melihat sang kakak yang sedang diam.

"Heh malah diam kak, ayoo udah ditunggu semuanya untuk makan. Apa jangan-jangan kakak terkesima dengan calon kakak yah, walaupun kita baru bisa menatap bola matanya saja" ucap Ria sambil tertawa.

"Hus, udah ayo kita menuju Ummi dan Abi" potong Farhan dan berjalan menuju ruang makan. Mereka makan dalam diam terkecuali Farhan dan Ananda yang sibuk dengan fikirannya masing-masing. Lalu mereka semua membahas di ruang tamu untuk lamaran pada putra dan putri mereka.

"Bagaimana nak Farhan, kapan kamu akan melamar putri kami Ananda Sekar Pratama" ucap Surya Pratama pada Farhan dan keluarganya.

"Mungkin dalam waktu satu minggu saya akan kembali untuk melamar putri bapak dan ijinkan saya untuk berbicara sebentar pada putri bapak" ucap Farhan sambil menatap seluruh keluarga secara bergantian.

"Tentu boleh nak Farhan asal ditemani oleh Adit yah. Karena kalian belum ada ikatan takut ada ke khilafan" ucap sang Bunda pada Farhan, sedangkan Ananda menatap Aditya dan sang kakak hanya mengagguk menandakan dia setuju. Lalu mereka berbincang di taman belakang dengan jarak yang tidak jauh, Aditya hanya berdiri di teras melihat adiknya berbicara dengan calon suaminya.

"Ada apa kau menyuruh saya untuk berbicara hanya berdua dengan kamu" ucap ketus Ananda.

"Jangan jutek seperti itu pada calon suamimu sendiri Ananda, saya tau mungkin ini sangat mendadak buat kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan jutek seperti itu pada calon suamimu sendiri Ananda, saya tau mungkin ini sangat mendadak buat kita. Tapi saya jujur akan menjadi imam yang baik dan suami yang setia pada istrinya, saya akan mencintaimu sama seperti saya mencintai Ummi saya. Karena Abi pernah bilang jika cinta itu adalah fitrah dan mencintai sesama manusia juga merupakan suatu fitrah yang diberikan Allah SWT. Dalam ajaran atau syariat islam, cinta kepada manusia adalah seharusnya merupakan perwujudan dari cinta kepada Allah SWT. Oleh sebab itu saya akan mencoba mencintaimu mulai detik ini Ananda, dan saya berjanji tidak akan membuatmu menangis apalagi membuatmu tersakiti ini adalah janjiku." ujar Farhan panjang lebar sementara Aditya hanya tersenyum melihat mereka berdua berbicara.

"Ijinkan saya untuk memikirkan ini semua, saya akan lebih senang jika kamu berbicara pada Ayah saya menyangkut keseriusan kamu pada saya. Tetapi saya juga butuh waktu untuk menata hati saya untuk kamu Dr. Farhan Alatas" ucap Ananda lalu berjalan menghampiri sang kakak dan berjalan duluan menuju ruang tamu.

"Udah Han, jangan difikirkan masalah ini. Nanti saya yang akan membujuk Ananda untuk menerima sahabat saya ini" ucap Aditya sambil merangkul bahu Farhan dan mereka berjalan menuju ruang tamu.

"Bagaimana keputusannya nak Farhan. Apakah kamu masih ingin melanjutkan hubungan ini atau ingin berhenti sampai disini" ucap Surya Pratama

"maaf ayah, minggu depan farhan akan mengkhitbah Ananda Sekar untuk menjadi istri sekaligus pelengkap imam Farhan" ucap Farhan tersenyum dan semua keluarga mengucap Hamdallah.

"Baiklah kalau begitu Pak Surya, kami akan kembali minggu depan dengan membawa seserahan dan yang lainnya. Akhirnya nak Ananda akan menjadi putri kami" ucap sang Abi Ali. Mereka semua pamit untuk kembali pulang dan Ananda langsung memasuki kamarnya.

########################

Seminggu kemudian, tepat nya hari minggu pagi Farhan telah rapih dengan setelan jas nya. Juga Ria yang cantik dengan kebaya berwarna pink.

"Aku penasaran sama calon kakak itu, Larissa bilang dia cantik tapi memang agak galak" ujar Ria membenarkan dasi kakak nya yang terlihat miring.

"Jangan kan kamu dek, kakak aja belum tau wajah nya tetapi saat kakak melihat bola matanya itu menyejukkan banget dek, sepertinya dia engga galak hanya dia belum terlalu kenal dengan keluarga kita saja, toh nanti juga kalau kakakmu ini menikah dengan diri nya pasti dia akan luluh dengan pesona ketampanan kakak" ucap Farhan sambil mengacak-ngacak hijab Ria.

"Yehh, punya kakak kok pede banget yah, mentang-mentang hari ini mau melamar Kak Ananda jadi begini nih terlalu tinggi tingkat ke pedeannya. Nanti kalau udah ditolak aja mau bilang apa huh" ucap Ria sambil berjalan menuju ruang tamu.

"Yee,, enak aja jangan do'ainnya begitu dong dek. Tapi cocok kan sama kakak mu yang paling tampan ini" ucap Farhan sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Ummi Kak Farhan kepedean hahahah." ucap Ria sambil berlari menuju Sang Ummi yang sedang merapihkan beberapa seserahan yang akan di bawa.

_______________________________tbc_____________

bogor, 17 mei 2019

salam hangat sekarpuji07

fragmented memories (kenangan yang terukir) -revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang