PART 19

92 8 7
                                    

Seminggu kemudian Ananda menunggu jemputan Farhan di depan teras rumah nya karena mereka akan fitting baju pengantin dan menuju tempat percetakkan kartu undangannya, lima menit kemudian Farhan sampai dan menyalakan klakson mobil nya. Ananda menghampiri Farhan dan ternyum saat melihat wajah tampan nya.

" Maaf ya Nanda, Mas telat menjemput kamu tadi ada beberapa pasien yang harus aku tangani. Sebelum keburu sore sebaik nya kita berangkat sekarang yah," ucap Farhan dan mengusap pipi Ananda, dengan berat hati Ananda sedikit menjauhi tangan Farhan dan cemberut.

"Kebiasaan Mas telat dateng nya, untung aja sayang kalau engga Nanda bakalan memutuskan untuk tidak mau menjadi istri Mas Farhan karena terlalu sibuk tidak pernah memikirkan bagaimana calon istrinya." Desis Ananda berlalu masuk kedalam mobil dan duduk disamping kemudi. Farhan menghela nafas perlahan dan memasuki mobil duduk di depan kemudi nya dan memakai sabuk pengaman untuknya.

"Nanda udah dong jangan marah begitu sama Mas, sekarang sebaik nya kamu pakai sabuk pengamannya terlebih dahulu yah baru kita berangkat ke butik dan mengambil undangannya." Farhan menatap Ananda dan tersenyum melihat tingkah laku calon istrinya itu.

Didalam perjalanan hanya ada keheningan, Ananda sibuk menshare undangan pernikahan ke grup teman-teman dia dan tak lupa menshare di media sosial dengan mentage Farhan Alatas. Ada beberapa notifikasi masuk ke ponsel Ananda banyak yang mendo'akan mereka berdua untuk kelancaran pernikahan mereka.

 Ada beberapa notifikasi masuk ke ponsel Ananda banyak yang mendo'akan mereka berdua untuk kelancaran pernikahan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


1.200 like 500 comment

Fitri_diana " wihh Ana akhir nya kamu di pinang juga setelah sekian lama sahabatku ada yang naksir juga, lancar ya Ana sampai hari H nanti"

Vita  "Barakallah ya Ana, Insya Allah aku datang sukses ya acara nya nanti Aamiin"

Begitulah beberapa komentar dari sahabat Ananda, mereka terbiasa memanggil Ana pada gadis tersebut. Beberapa menit kemudian mereka sampai di butik lalu Ananda melepaskan sabuk pengamannya dan berjalan keluar mobil tanpa memperdulikan Farhan. Mereka memasuki butik sahabat dari Bunda Nia, Ananda melihat-lihat koleksi kebaya syar'i di beberapa patung sedangkan Farhan melihat-lihat tuxedo di beberapa pakaian pria.

"Nanda bagaimana jika aku pakai ini." Farhan memegang jas putih dan biru dongker di kedua tangan nya.

"Hm.. cocok juga sih Mas coba bantu pilih baju kebaya nya buat Nanda ayoo!" Rengek Ananda pada Farhan, lalu mengikuti kemana arah Ananda berjalan, Tante Windi melihat Ananda yang datang bersama calon suaminya pun membantu Ananda memilih-milih pakaian pengantin.

 cocok juga sih Mas coba bantu pilih baju kebaya nya buat Nanda ayoo!" Rengek Ananda pada Farhan, lalu mengikuti kemana arah Ananda berjalan, Tante Windi melihat Ananda yang datang bersama calon suaminya pun membantu Ananda memilih-milih pakaian p...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
fragmented memories (kenangan yang terukir) -revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang