Sudah satu minggu sehun di rumah sakit, sudah satu minggu itu juga saeron sabar menghadapi sehun yang sangat enggan berbicara pada dirinya. Dan satu minggu ini pula bae jinyoung menempel padanya. Sebenarnya siapa yang salah? Ah, sudahlah.
Perban yang ada pada sehun belum juga lepas, kecuali pada kepalanya sudah sembuh. Untung operasinya berjalan sangat lancar. Kedua tangan sehun tidak bisa digerakan untuk saat ini. Tapi untuk tangan kanan bisa. Saeron masih setia menjaga sang kekasihnya ini. Besok pagi sehun sudah di perboleh kan pulang tetapi belum bisa bekerja dalam waktu yang cukup lama. Sehun setiap 2 kali seminggu harus kerumah sakit untuk cek up.
"sehun makan nasinya" ujar saeron yang melihat sehun hanya memainkan ponselnya itu.
Saeron menghela nafas berat lalu menghampiri sehun dan duduk di pinggir kasur, sehun menoleh dan menatap bingung.
"dimakan! Dan berhentilah menatap ponsel itu!"
"kenapa lo marah sih! Aneh" ucap sehun melihat saeron dengan tajam
"tidak akan aku jawab. Makan!" ancam saeron dan menghela nafas.
Sehun dengan kesal memakan makanannya itu. Sehun sebenarnya merasa bersalah pada saeron. Tapi ini cara satu-satunya agar dia bisa melihat apakah saeron benar-benar mencintainya.
Flashback on
Mamah sehun masuk kedalam ruangan itu, melihat anaknya sudah bangun lansung memeluknya. Sehun masih sangat bugar walaupun kondisinya sangat parah.
"sayang kamu sudah sadar? Ada yang sakit?"
"udah mah, saeron mana?"
"saeron ada diluar, dia benar-benar khawatir sama kamu nak. Kamu lama bangunnya"
"berpa lama?"
"hampir dua bulan"
"mah aku mau minta tolong"
"apa?"
"aku udha bilang sama dokter bahwa katakan pada mereka aku amnesia sementara, aku ingin menguji saeorn saja. Apakah dia benar-benar mencintaiku"
"sayang jangan menyiksa menantu mamah begitu. Dia sangat terpukul saat ini"
"ayolah mah, aku sangat mencintainya dan aku ingin lihat reaksini. Tidak akan lama paling Cuma beberapa hari"
"baiklah"
Flashback off
"saeron, kemana jihoon?" tanya sehun yang mellihat saeron sedang berkutat pada buku pelajarannya.
"dia sedang belajar, sebentar lagi kami akan ujian semester" jawab saeron tanpa menoleh pada sehun.
"ohh"
Setelah itu tidak ada percakapan sama sekali. Sehun telah kembali tidur dan saeron masih belajar. Jujur, sehun ingin sekali memeluk gadis kecilnya itu. Tapi karna niat utama ingin mengerjai sang calon istri jadi dia akan menahannya.
---
"sehun semua barang kamu udah siap, sekarang kamu duduk di kursi roda yah?" ucap saeron yang menunjukkan kursi roda dekat brankar milik sehun.
"tidak, aku bisa jalan sendiri, ga perlu pake beginian"
"nanti kamu jatuh sehun. Janga keras kepala"
"terserah aku mau jalan"
Saeron membawa tas itu dengan kesal lalu membantu sehun berjalan.
"keras kepala!"
Sehun hanya tersenyum melihat tindakan saeron. Sehun terus-terusan melihat saeron dari samping. Cantik. Tidak ada yang kurang. Sepanjang jalan ke arah lift mereka melewati tempat administrasi, semua suster melihat kagum ke arah sehun. Itu membuat saeron merasa kesal tapi dia harus bisa bersikap biasa saja.
Itu bukannya oh sehun CEO termuda itu. Wah~ sangat tampan
Dia benar-benar pangeran didunia nayata
Mereka cocok. Cantik dan tampan
Sehun, kenapa bisa di rumah sakit ini. Kasihan.
Begitulah ucapan-ucapan receh yang merek keluarkan. Sekarang merek sudah sampai di luar rumah sakit. Menuggu jemputan. Keluarga mereka sangat sibuk saat ini. Orang tua sehun pergi ke paris menjenguk sang nenek sedangkan orang tua saero pergi ke jerman dan bang daniel sedan ada ujian.
"kemana jihoon? Kenapa lama sekali?"
"sabar sehun sayang. Dia baru di jalan"
"kenapa memanggil aku sayang? Aku bukan siapa-siapa kamu"
"aish! Sakit aja menyebalkan. Sial banget punya calon suami kaya gini" dumel saeron
Sebuah mobil hitam berhenti di depan mereka, pemiliknya keluar. Saeron membulatkan mata ketika melihat siapa yang keluar. Jihoon dan juga jinyoung. Kenapa dia bisa bersama jihoon. Oh gosh, apa yang harus saeron lakukan saat ini?
"hai sayang. Maaf menunggu lama" jinyoung menyambut saeron yang masih cengo akan kedatangannya dan juga kalimat yang asing itu.
"ha?"
"kamu kenapa? Yaudah ayo. Biar aku yang membawa pria ini kedalam"
"tidak, aku tidak ingin disentuh olehmu. Biarkan saeron yang mengaturnya"
"tidak bisa, nanti dia bisa luka karna membantu mu"
"bae, udah ya. Aku capek"
Jinyoung menghela nafas lalu mengangguk, mengambil ahli tas yang ada pada saeron dan membawanya ke bagasi.
Saeron membantu sehun untuk masuk kedalam mobil, setelah melihat posisi sehun sudah baik-baik saja baru dia pindah ke kursi belakang. Tapi ketika di buka jinyoung lebih dulu masuk dan duduk disebelah sehun. Tentu saja sehun marah melihat jinyoung, terlebih lagi ketika cowok ini memanggil saeron dengan sebutan 'sayang'. Ingin sekali mengatakan pada saeron saat ini juga bahwa dia sedang berpura-pura.
"bae kenapa duduk dibelakang?"
"no baby, kamu didepan. Oke"
"but-"
"big no!"
"oke"
Sehun benar-benar sudah tidak tahan lagi. Siapa cowok ini sebenarnya? Kenapa mereka terlihat sangat akrab, bahkan sehun belum pernah melihat cowok ini. Dan bahakan saeron menuruti perkataan cowok ini.
"chub?"
"hmm?"
"saeron?"
"kenapa bae?"
"nanti malam kita dinner ya?"
"i can't?"
"why?"
"i can't tell u oke jangan paksa"
"sorry babe"
Jihoon melihat ke arah kaca, melihat sehun yang sudah menahan amarah. Bahkan saeron lupa bahwa dia sedang bersama sehun saat ini. Dia merasa akan semakin banyak masalah yang di hadapi saeron. Terutama jinyoung, bahkan masalah irene saja belum selesai. Jihoon dengar irene sudah mencari sehun kemana-mana, reza bungkam ketika irene menanyakan keberadaan sehun.
.
.
.
.
tbc
udah mantan masih juga deket.
taulah ya kaga bisa move on dari bidadari:
jangan lupa voting! biar aku semangat!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Oh Sehun
Fanfictionseorang gadis remaja yang masih menduduki kelas 2 sma dia korea selatan. Memiliki sikap dan sifat yang banyak disukai oleh orang banyak, dia dari keluarga yang ternama memiliki banyak teman dan sahabt. hingga tiba waktu dimana dia di jodohkan dan di...