35

1.6K 57 26
                                    

Hari demi hari saeron jalani, hubungan nya tak sama seperti dulu, Sehun yang menyibukkan diri, saeron yang sibuk akan kondisi sekarang, hatinya yang semakin hari semakin lelah.

Rasa jenuh pada dirinya tak kunjung hilang. Sehun hanya akan mencium saeron ketika akan menjelang tidur. Kenapa harus begini? Saeron sebenarnya ga kuat. Sakit.

"Akh!" Saeron tiba-tiba merasakan sakit di perutnya, tiba-tiba Saeron jatuh untung saja Joon Hyuk dengan cepat menangkap saeron. Dengan cepat jihoon mengambil mobilnya dan pergi ke RS ayahnya saeron.

---

"Ada apa  dengan saeron dok?" Tanya jihoon khawatir.

"Tidak apa-apa, hanya saja saeron akhir-akhir ini terlihat banyak memikirkan sesuatu membuat sang anak juga ikutan stress, tolong hindari hal itu dari saeron. Terimakasih" jelas dokter pada jihoon.

"Ah syukurlah, terimakasih dokter"

"Smaa sama, saya permisi"

Jihoon hanya menunduk sebentar kepalanya lalu berjalan masuk kedalam ruangan. Melihat saeron yang pucat Pasih itu membuat jihoon sakit. Tak pernah dia melihat saron sepeti ini. Ada apa dengan sahabat kecilnya ini.

"Chubby-ya"

"Hmm"

"Lo kenapa! Kenapa harus hadapi ini sendiri sae! Kenapa!" Jihun dengan tidak sadar menaikkan nada bicaranya.

"Jihun-ah" panggil saeron takut.

"Aish!" Jihun keluar begitu saja meninggal kan Jinyoung dan Joon hyuk.

Sreeet!

Pintu ruangan terbuka menampakkan Sehun dan orang lain, orang yang saeron kenal.

"Sayang! Kamu kenapa! Astaga"Sehun dengan paniknya mengecek semua tubuh saeron. Jinyoung dengan dinginnya menatap Nara.

"Eh Lo! Siapa Lo?"

"Penting banget buat Lo!"

"Brengsek!"

"Bae" panggil saeron lembut. Dengan spontan Jinyoung diam dan kembali dudu dengan napas yang memuncak.

"Yang lain tolong keluar" suruh Saeron.

"Eh Lo jalang! Keluar!" Usir Jinyoung menarik paksa Nara yang enggan keluar.

"Kenapa sayang?" Tanya Sehun dengan hati-hati.

"Tidak apa-apa. Jadi siapa dia?" Tanya saeron dingin.

"Dia, dia bukan siapa-siapa sayang"

"Ya sudah kalau begitu. Aku ingin sendiri. Ku mohon jangan ganggu untuk kali ini"

"Sampai kapan?"

"Biar waktu yang jawab"

"Maaf"

"Aku selalu maafin kamu hun. Apapun itu. Udahlah, aku ga mau anak aku kenapa2" dengan nada bergetar saeron mengucap kan hal itu. Air matanya mulai turun.

Ingin sekali Sehun menghapus air mata itu, hatinya sakit. Tapi kenapa dia tak bisa bercerita? Ada dengannya.

"Saeron-ah" panggi nam Joon Hyuk pada saeron yang terus menerus mengeluarkan air mata indahnya.

"Kamu tidak apa-apa?"

"Hmm, aku baik-baik saja"

Melihat saeron menahan sakit, entah kenapa dia pun ikutan sakit. Di mana otak seorang laki-laki yang tega menyakiti seseorang yang sempurna seperti saeron. Tidak pernah marah, emosian. Bahkan ketika dia di hujat tetap saja dia diam lalu kembali seperti semula.

My Husband Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang