31

1.6K 63 12
                                    

"jadi sekarang kamu cerita sama aku, kenapa Irene masih hubungi kamu?" Tanya saeron yang menatap wajah gelisah Sehun.

"Dia sakit, aku kasihan sama dia sayang. Dia ga ada teman, adiknya juga ga terlalu peduli sama dia, walaupun tetap jaga dia. Dia hanya butuh aku"

"Oh gitu, yaudah ayo kerumah sakit sekarang. Aku mau liat" saeron berdiri dan menarik tangan Sehun keluar.

"Kamu yakin?" Tanya Sehun.

"Hmm, aku cuma mau liat keadaan dia aja. Kenapa kamu takut gitu?"

"Aku cuma takut nanti kamu kecewa terus ning-"

"Stop!" Potong saeron dan berjalan menuju mobil mereka.

---

Sreet!

"Sehun" panggil seseorang dari dalam ruangan. Seketika senyumnya pudar karena ada sosok orang yang tak ingin dia jumpai sekarang.

"Irene aku bawa calon istri aku" ujar Sehun memeluk pinggang saeron kuat.

"Ah! Silahkan duduk" Irene berusaha sebaik mungkin. Waktunya tak lama, tidak ada gunanya berbuat tidak baik di ujung kematian saat ini.

"Kak kau sakit apa?" Tanya saeron to the point.

"Aku... Aku sakit kanker otak stadium akhir sae" jawab Irene dan menunduk kan kepala nya, menahan tangisnya sebisa mungkin.

Saeron berjalan ke arah Irene memeluk nya dan memberikan kehangatan di dalam pelukan.

"Kau pasti kuat kak, kau harus sabar" ucpa saeron menguat kan Irene sebisa mungkin.

"Tidak sae, aku tidak akan bertahan lama. Kondisi ku semakin memburuk. Hikss"

"Sshh sudahlah jangan menangis. Kau pasti bisa"

"Terimakasih sudah menghiburku. Dan maaf telah mengganggu mu selama ini"

"Ya tidak apa-apa"

"Maaf sae. Aku benar-benar minta maaf"

"Sudahlah kak, aku tidak apa-apa" saeron menitikkan air mata dan berusaha tersenyum di depan Irene.

"Terimakasih. Sehun kemarilah" Irene memanggil Sehun yang terpaku dengan adegan di depan matanya sekarang. Dia berjalan dan berdiri di samping saeron.

Irene memegang tangan keduanya dan menatap mereka satu persatu.

"Kalian berbahagialah selalu, aku mendukung kalian berdua. Jaga saeron untukku oh Sehun. Cukup kau sakiti dia. Dan terimakasih telah memaafkan aku saeron, aku beruntung bertemu dengan orang sebaik dirimu. Kau sangat berbeda dari kebanyakan orang. Ingat, hanya mautlah yang bisa memisahkan kalian" ucap Irene tersenyum tulus pada keduanya. Saeron menangis mendengar tutur kata dari mulut Irene. Walaupun sederhana dia terharu.

Setelah itu Irene menutup matanya dengan tenang.

"Irene! Irene!"

Garis spektrum menunjukkan tanda garis, tak ada lekukkan lagi dalam spektrum itu. Bunyi nya nyaring sekali. Membuat keduanya cemas dan ketakutan.

Saeron mengguncang tubuh Irene agar sang empu bangun. Tak kunjung bangun dokter masuk dan memeriksa Irene.

"Waktu kematian jam 10.30, Bae Irene"

Mereka menangis melihat kematian Irene. Sebegitu cepatnya Irene meninggalkan mereka dan dunia. Keluarga Irene dengan cepat berbondong2

---

Kematian bisa datang kapan saja dan dimana saja. Kita tak bisa lari dari kematian walaupun berjalan jauh sampai ke ujung dunia pun, kematian tetap akan mengejar.

My Husband Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang