33

1.5K 57 24
                                    

1 Minggu setelah pulang dari swiss, saeron merasa aneh melihat Sehun, yang terkadang gelisah, terkadang berbicara sendiri. Padahal semalam mereka sudah melakukan hal yang harus di lakukan oleh suami-istri.

Sekarang Sehun tengah mengobrol dengan seseorang lewat telfon. Saeron tahu untuk menanyakan kan ini.

"Sayang" panggil saeron, Sehun terkejut dan gugup melihat saeron. Saeron mengernyitkan keningnya dan menatap bingung ke arah suaminya.

"Kamu sini deh, duduk di sebelah aku" ucap saeron yang menepuk sofa kosong di sebelahnya. Sehun dengan takut duduk hati-hati di sebelah saeron.

Saeron memegang hangat tangan Sehun dan menatap teduh sehun agar suaminya itu bisa tenang.

"Sayang, kamu kenapa? Mau cerita" tanya saeron lembut, agar tak menimbulkan masalah.

"T-tidak ada sayang. Aku cuma capek ngurusin kantor aja" elak Sehun mengalihkan pandangannya pada saeron.

"Kalau kamu ga cerita, aku bisa berpikir yang tidak-tidak Sehun. Katakan ada apa? Apa yang bisa aku bantu?"

"Sayang, ga ada. Kamu ga perlu khawatir ya,hmm" ujar Sehun berusaha tenang kepada saeron. Di hatinya dia merasa sakit berbohong pada istri tercinta nya. Dia sangat amat menyayangi saeron.

"Yasudah kalau ga mau cerita. Kamu tidur yah. Aku rindu kamu" manja saeron pada Sehun. Sehun tersenyum dan mengangguk tanda menerima nya.

Mereka berjalan tanpa berbicara sedikit pun, sampai di kasur mereka memeluk satu sama lain dan sibuk dengan pikiran masing-masing juga.

Saeron harap pernikahan mereka akan baik-baik saja kedepannya begitu juga dengan Sehun. Sehun sangat mencintai saeron. Butuh perjuangan mendapatkan saeron.

Perjuangannya yang begitu maksimal hingga bisa memiliki saeron menjadi miliknya seutuhnya. Melepaskan nya begitu saja itu sangat tidak mungkin bagi Sehun. Sehun takut.

---

Hari ini saeron makan sangat banyak, apapun yang terlihat enak dia makan, sampai jihoon dan Jinyoung kewalahan menemani saeron. Ngomong-ngomong soal jinyoung, dia belum bisa move on dari saeron, mencintai saeron teramat dalam itu kesalahan terbesar Jinyoung saat ini. Jinyoung merasakan bahagia dan juga  sedih karena cinta pertamanya tak menjadi pendamping hidupnya.

"Sae, lu makan banyak banget sih! Ntar gendut lho"

"Suka suka gua dong!"

"Babe, kamu lagi hamil?" Tanya Jinyoung menatap saeron yang sedang memakan cake termahal di caffe.

"Ga tau, masa iya hamil. Masih baru juga"

"Ga menutup kemungkinan babe, periksa aja yah"

"Ga mau kerumah sakit!" Saeron tiba-tiba marah pada Jinyoung. Jinyoung kaget.

"Saeron kenapa marah-marah sih. Apa yang salah?"

"Jihun tinggalin Jinyoung, saeron marah!"

Jihoon menatap marah pada Jinyoung, Jinyoung tersenyum sepeti orang tidak bersalah, dan menyusul jihoon dan saeron ke luar.

"Sayang, kenapa marah sih?"

"JANGAN PANGGIL SAYANG LAGI! UDAHALAH SAERON MARAH!"

"Bae, udah susah nenangin ini anak tau ga!"

"Maap"

Jihoon mengejar saeron yang berjalan cepat di depan, Jinyoung cuma bisa berjalan di belakang, karena takut di marahi saron lagi.

---

"Jihun, ke tempat bunda yuk. Kangen"

"Bunda bukannya pergi ke tempat nenek yah?"

My Husband Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang