¤ 힘들어 - SULIT ¤
Tidak mengapa jika dunia menghakimiku.
Tapi
Jika itu kau sendiri, aku akan hancur ber-
Keping-keping.●●● Lili Hwang ●●●
Korea
13 Desember 2019Haaa.....
Akhirnya aku menginjakkan kakiku lagi disini. Bertahun-tahun aku meninggalkan negara ini membuatku selalu merindukannya ketika aku berada di negeri orang lain. Aku benar-benar merindukannya.
"Lili!!"
Seseorang yang memanggiku barusan adalah Jay, sahabatku. Dia sahabatku sejak aku kecil dan dialah yang selalu menemaniku dan mendengarkan semua ocehanku selama aku berada di Peru. Yeah, di Peru bukan di Venezuela. Mmhh... sebut saja aku mendapat sedikit keberuntungan lagi.
Aku melambaikan tanganku padanya. Banyaknya orang beralalu lalang di hadapanku tak sekalipun mengacaukan pandanganku padanya. Wajar saja ini adalah bandara dan hari ini begitu padat sekali.
Aku menyeret koperku menuju Jay yang menungguku disana. Semakin dekat padanya, ia meregangkan kedua tangannya menunggu pelukan sambutan dariku juga. Aku tersenyum melihatnya, dia memang tidak berubah sedikit pun.
Dengan sengaja aku berjalan terus melewatinya, itu berhasil membuatnya sedikit terkejut lalu kemudian mengejarku dan memposisikan dirinya berjalan disampingku. Koper bawaanku sudah dalam kendalinya juga.
"Hyak... kau tidak merindukanku?" Protesnya padaku.
"Tidak sama sekali." Ucapku datar.
"Kenapa? Apa karena ketampananku ini membuatmu tidak mengenaliku lagi?" Sambil mengedipkan matanya padaku. Hampir saja aku muntah karena kelakuannya ini.
"Tampan jidatku! Lagi pula, setiap hari kita bertukar kabar hampir sepuluh kali. Untuk apa aku merindukanmu."
"Sifat buruknya masih belum di buang."
"Apa kau bilang?"
"Tidak... tidak ada."
Dengan segera ia memasukkan koperku ke dalam bagasi dan menuntutku masuk ke dalam mobil. Ia lalu kemudian melajukan mobilnya membawaku pulang ke rumah yang sangat aku rindukan.
_____
"Ibu, aku pulang" sahutku saat pertama kali menginjakkan kakiku ke dalam rumah. Jay dengan setia berada di belakangku tentu saja masih dengan koperku.Bau harum masakan menggoda indra penciumanku. Ibuku pasti membuat makanan yang enak. Ku suruh Jay terlebih dulu membawa koperku ke kamar sedang aku langsung ke dapur menemui ibuku di sana.
"Ib--"
Belum selesai aku memanggil, bibirku langsung menutup dengan sendirinya. Rasa kesal sekaligus benci menyelimutiku. Aku menatap tajam pada orang yang sangat tidak ingin ku lihat lagi dalam hidupku. Gara-gara dia aku kehilangan semuanya. Semuanya....
"Kau sudah sampai rupanya. Duduklah, makanannya akan segera matang." Kata ibuku dengan ramah.
Pandanganku masih tak beranjak pada dia. Dengan beraninya dan tanpa malunya dia tersenyum polos dan tanpa dosa padaku. Lalu kembali membantu ibuku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E L U T I O N
RomanceDunia yang kau lihat itu adalah palsu. Tapi, bagaimana pun aku menunjukkan dunia yang benar itu sama sekali tidak berarti untukmu. Aku sudah mati di dasar tebing yang dingin. Sejauh ini aku, aku sudah mengupayakan segalanya. Dalam hal apa pun aku la...