BAB 14

259 54 3
                                    

이유 - SEBUAH ALASAN

●●● Baik sekarang pun itu tak merubah ●●●
apa pun.

_LILI HWANG_

(Empat tahun yang lalu)

Desas desus dua hari ini sudah makin menghebohkan. Kemarin tak terlalu ramai, apa lagi melihat Lili yang seperti melamunkan sesuatu. Dan hari ini... sebelumnya hanya sekedar desas desus sekarang telah menjadi kenyataan. Lili ke meja David dan mengajaknya ke kantin bersama, tak hanya itu dia juga memanggilnya dengan sebutan oppa yang makin membuat seisi kelas berteriak.

Beritanya sangat cepat meluas. Tidak heran bagaimana itu terjadi, secara mereka berdua lumayan terkenal juga di sekolah ini. Yang satu karena ketampananya, yang satu karena anak konglomerat.

Aku tak peduli lagi bagaimana mereka bersenang senng atau apa pun itu. Aku kembali menyibukkan diriku dengan berbagai soal-soal lagi. Dengan cara ini, aku akan mulai menjauh dari keributan yang ada.

Hampir setiap hari aku melakukan hal yang selalu. Lili juga sibuk bersama David, dan Hyo Ji juga mengerti kalau aku sudah berkutat di depan buku. Aku hanya sesekali melihat Lili dengan Jay akhir-akhir ini. Sepertinya dia bernasib sama denganku.

Ayahku belum juga pulang. Kurasa ia akan terlambat lagi hari ini. Aku hendak kembali lagi untuk belajar yah karena aku tidak boleh menyia-nyiakan waktuku untuk bermalas-malasan. Tapi, alat-alat tulisku sudah kehabisan. Bagaimana aku belajar jika seperti ini. Lembar soal tidak akan terisi dengan cepat jika kau tidak belajar namun masih mengharapkan nilai yang baik. Belajar adalah kuncinya untuk mendapat hal yang sempurna.

Aku menuju ke toko alat tulis. Aku mencari-cari terlebih dahulu apa yang harus ku ambil. Terkadang hal seperti ini sesuai mood-ku. Aku terpikat akan sebuah gantungan kunci yang lucu, aku teringat akan punyaku yang sudah usang. Saat ku tanyakan harganya, aku terhenyak saat David berada disini juga.

"Kau membeli suatu untuk Lili?" Tanya David melihat gantunga yang ku pegang.

Aish... sialan!
Ini pasti berhubungan dengan ulang tahun Lili. Aish kenapa aku berada disini sekarang.

"Iya. Kau sendiri?"

"Aku juga. Tapi, aku bingung apa yang harus ku berikan padanya."

"Tak apa. Aku bisa membantumu."

"Benarkah. Terima kasih."

Kami langsung mencari hadiah untuk Lili. Hatiku sebenarnya enggan tapi karena David aku mau tidak mau harus melakukannya. Kami pindah ke toko lainnya, disana aku melihat sebuah kalung yang sangat cantik, kalung dengan dua serpihan hati yang apa bila di satukan akan menjadi hati yang sempurna dan sangat cantik. Aku menyukainya, sangat suka. Suatu saat nanti aku akan memilikinya bersama David.

Namun, detik berikutnya hatiku mendadak perih. David memilih kalung itu sebagai hadiah untuk Lili. Aku memanas seketika namun ku tahan sekuat mungkin. David bahkan mengukir nama mereka disana. Aku ingin berteriak, kalau itu milikku!

Ku sunggingkan senyuman semanis mungkin saat ia bertanya akan pendapatku tentang kalung itu. Setelah selesai, atas rasa terima kasihnya aku mendapat imbalan karena bantuannya. Pilihanku jatuh pada syal yang berwarna biru.

Aku pulang dengan barang bawaan yang ku beli dan di berikan oleh David. Aku menatap syal biru dan gantungan kunci itu, rasa kecut mengalir begitu nyata saat ku lihat kedua barang itu, lalu teringat juga akan kalung tadi.

"Haruskah aku menyerah sekarang?"

Aku menghela napas berat. "Benar... Aku harus menyerah. Lagi pula ini hanya karena masa puber saja. Saat aku sudah dewasa nanti, aku pasti akan menemukan yang lebih baik."

D E L U T I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang