가지마 - JANGAN PERGIHal yang paling ku takuti di dunia ini bukanlah
Orang-orang yang telah merusak hidupku atau membuatku
Tak nyaman bahkan hanya untuk bernapas. Tapi yang ku takuti
Adalah kehilangan satu per satu orang terkasihku●●● HWANG LILI ●●●
|
|
|
|
|Syana berlari dengan air matanya yang sudah tumpah. Ia meninggalkan David sendiri di atap sekolah itu. Ia bahkan tak berbalik lagi. Syana tak peduli bagaimana para siswa melihatnya saat ia berlari dengan keadaan seperti itu. Tapi, jelas tersirat di wajahnya kalau ia tidak dalam keadaan baik-baik saja.
_____
DAVID POV
Aku masih berdiri menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi ke langit. Aku mengedarkan pandanganku ke segala penjuru di atap sekolah yang telah memberiku banyak kenangan. Ku pandangi tempat dimana aku pernah memberi kejutan ulang tahunnya disini. Memori itu terputar dengan sangat pelan seakan menghukumku akan semua kenangan itu.
Ku alihkan lagi pandanganku ke depan. Dimana Lili saat itu hampir saja mati konyol disini. Egoku saat itu membuatku menyesalinya sekarang. Mengingat ketika Jay yang menyelamatkannya membuatku tak henti memaki diriku sendiri karena meninggalkan mereka saat hendak jatuh bersama. Aku adalah pecundang terbesar di dunia kotor ini. Dunia yang penuh dengan kebusukan.
"Aku pamit dulu" ujarku pada guru-guru yang sudah berjasa disini selama ini. "Baiklah. Datanglah sesering mungkin," ucap Pak Nam sembari menepuk bahuku. Aku tersenyum lalu membungkuk dan berlalu pergi setelah itu.
"David..." panggil Bu Choi. Aku berbalik dan menatap tanya padanya. "Kau tadi bersama Syana, kemana dia?" Sebelah alis ku terangkat. Aku tersenyum padanya, "Dia pulang lebih dulu. Tiba-tiba ia harus mengisi siaran yang di tinggalkan temannya." Tentu saja itu bohong, itu hanya alasan yang ku buat-buat saja. "Begitu rupanya. Hati-hati..."
Aku akhirnya membungkuk kembali dan melenggang pergi dari mereka. Saat di gerbang sekolah, aku masih sempat berbalik menatap sekolah yang masih terlihat sama hanya saja ada beberapa yang sudah di rehab dan juga di tambahkan beberapa fasilitas lainnya. Seperti gedung baru yang tadi ku lihat di samping ruang musik. Sepertinya itu mirip aula.
_____
LILI POV
Haaa...
Persendianku rasanya akan putus dengan sendiri. Ku rebahkan tubuh yang lelah ini di atas ranjang yang tak terlalu empuk. Hanya aku sendiri disini, karena aku baru saja berganti shift dengan yang lain sedangkan yang lainnya aku tak tahu dimana.
Ku tatap langit-langit yang cukup remang. Jay dan David.... kedua orang itu makin mengusikku. Jay sahabatku yang makin menambah perhatiannya dan kelembutannya padaku lebih dari sebelumnya, sedangkan David... entahlah, aku tak tahu kenapa dia bersikap aneh akhir-akhir ini. David bahkan selalu menungguiku seperti biasa di depan rumaku seperti kebiasaannya dulu ketika ia mengantarku pulang sekolah. David berubah 360 derajat di bandingkan sikap arogan dan dinginnya terhadapku, seperti David yang ku kenal dulu.
Haaaa.....
Kembali aku menghela napas yang berat. Setidaknya lewat itu beban yang ada di pundakku perlahan luntur. Perlahan mataku menutup. Ku rasakan pasokan oksigen yang ku hirup memenuhi paru-paruku. Aku membuka mataku dan menggeleng kuat. Tidak... ku rasa David benar-benar memiliki maksud lain. Dia pasti sedang berusaha membantu Syana seperti yang telah dilakukannya selama ini. Mengingat ia bersaksi saat itu membuatku marah akan pernyataannya yang terus menuduhku dan mengatakan kalau aku memang berniat melakukannya. Aku harus lebih berhati-hati kali ini. Aku tidak ingin membuang-buang waktuku untuk meratapi nasib buruk yang telah menimpaku. Setidaknya aku masih memiliki orang yang masih ada di sisiku selama ini, ada ibu dan juga Jay. Kurasa itu sudah sangat cukup untukku.

KAMU SEDANG MEMBACA
D E L U T I O N
RomansaDunia yang kau lihat itu adalah palsu. Tapi, bagaimana pun aku menunjukkan dunia yang benar itu sama sekali tidak berarti untukmu. Aku sudah mati di dasar tebing yang dingin. Sejauh ini aku, aku sudah mengupayakan segalanya. Dalam hal apa pun aku la...