BAB 10

258 50 1
                                    


너 아무깃더 아니야 ! - KAU BUKAN SIAPA-SIAPA !

●●● Hidup memang kejam, bukan? Itu lah kehidupan ●●●
di dunia yang mengerikan ini.

|
|
|

_SYANA KIM_

Syana tersenyum miring ketika menonton serial drama di tv yang tengah menampilkan adegan dimana seorang wanita baru saja mendapat tamparan keras di wajahnya oleh wanita yang baru saja datang.

Syana terus menikmati tiap detik adegan itu. Ia teringat akan bagaimana David yang sudah sangat membenci Lili. Pandangan jijik dan juga enggan yang di berikan oleh David sangat membuat Syana menatap riang layar televisinya.

"Kasihan sekali, itu pasti sangat sakit." Komentar Syana saat adegan berikutnya wanita penyerang tadi mengguyurnya dengan  sup udon yang ada di atas meja pesanannya. "Kau harus kuat dan  juga balas dendam. Dramanya tak akan seru jika begitu, bukan?" Tambah Syana setelah melihat bagaimana wanita yang di tampar tadi menangis sesegukkan.


Syana beralih pada ponselnya dan memencet nomor 1 pada keypadnya dimana kemudian nama David tertera sebagai tujuan panggilan teleponnya. Senyum samar Syana masih mengental di wajahnya.

"Kau dimana?" Tanya Syana setelah David mengangkatnya.

"Aku di rumah." Jawab David seadanya.

"Apa boleh aku ke situ? Hari ini terlalu banyak hal yang terjadi." Ujar Syana dengan suara pelan. Hampir saja suaranya itu tak terdengar oleh David.

"Uhm... Datanglah."

"Benarkah? Aku berangkat sekarang."

Syana mematikan ponselnya dan perlahan ia tampak sumringah. Dengan cekatan ia bergegas keluar kamarnya. Rumahnya tampak sepi. Memang beginilah... Ayahnya sudah tiada karena penyakit bawaan yang ia miliki. Syana menatap sejenak sebuah bingkai foto dimana disana ia dan ayahnya tersenyum bahagia saat hari pelulusannya.

"Aku akan melakukan yang terbaik ayah. Jangan khawatirkan aku. Berbahagialah dengan ibu disana." Mencium foto itu lalu kemudian keluar dan mengunci pintunya.

Syana tiba di rumah David. Sebuah rumah yang dengan pagar coklat tua yang tingginya sekitar 3 meter. Syana menekan bel yang ada pintu itu. Hanya menekan satu kali, pintu pagar tersebut terbuka di situlah Syana masuk dengan langkah yang bahagia.

Syana menanggalkan sepatu hak tingginya saat ia memasuki rumah David. Syana masuk dan menunu ke pantry dimana david berada, ia sedang membuat jus. Syana kemudian meletakkan kantong plastik bawaannya di atas pantry. Pandangan Syana mengitari sekeliling, ia tampak tengah mencari seseorang.

"Dimana Ibumu?" Tanya Syana setelah tak menemuka sosok yang di cari atau pun mendengarnya. "Apa beliau sudah tidur?"

"Ibu sedang melancong ke Busan. Bibiku  sebentar lagi akan melahirkan." David menyodorkan Syana jus yang ia buat.

"Woah... waktu begitu cepat sekali berjalan." Syana lalu meminum jus tersebut.

"Mau minum untuk merayakannya? Aku kebetulan membawa soju." Menunjuk kantung plastim bawaannya.

"Tidak... aku masih banyak pekerjaan." Tolak David dengan ramah.

"Ayolah... sedikit saja, setuju?" Meyakinkan David.

D E L U T I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang