BAB 23

260 44 4
                                        


넌, 난, 우린... - AKU, KAMU, DAN KITA

Hanya akan ada satu orang yang benar-benar
Memiliki hati ini. Dan ku harap, kata 'Kita'

Akan bertahan selamanya.

●●● LILI HWANG ●●●

Jay terbangun di pagi hari. Dengan mata yang masih terpejam, ia tersenyum saat aroma Lili menusuk ke indra penciumannya. Dieratkannya lagi pelukannya pad Lili. Lili masih berada dalam mimpi indahnya dan ia pun mencari posisi nyaman setelah ia sedikit terbangun karena tangan yang melingkar di perut Lili makin posesif. Lili membalikkan tubuhnya hingga kini mereka tidur saling berhadapan.

"Selamat pagi, Liliku..." ucap Jay lembut dan mencium puncak kepala Lili lalu turun ke keningnya.

Lili hanya menjawab dengan gumaman singkat. Ia masih mengantuk sekali.

Jay tak memaksa Lili untuk menjawabnya, ia lebih memilih mendekatkan kepala Lili lagi ke dada bidangnya, membiarkan Lili mencium aroma tubuhnya sebanyak mungkin.

______

Jay kini sudah berada di dapur, lengkap dengan celana hitam panjang dan kameja putihnya, masih memakai pakaian sebelumnya. Lagi pula ini bukan rumahnya dan tentu saja tidak ada pakaiannya di rumah Lili untuk berganti.

Dengan wajah seri dan aura bahagia, ia melangkah ke kulkas. Senyumnya berganti dengan sumringah yang lebar setelah melihat isi kulkas Lili. Hanya ada telur, ramen, dan sisa kimchi. Mau tidak mau Jay akan mengolah ini saja. Sebenarnya, ini diluar  ekspetasinya. Ia tadi membayangkan dirinya memasak makanan yang enak untuk Lili. Jay bukan orang yang pandai memasak. Tapi, secara spontan naluri chef-nya yang entah kapan ia miliki mendadak muncul untuk membuatkan masakan enak yang akan ia hidangkan untuk orang yang ia cintai, Hwang Lili.

Jay mengeluarkan bahan-bahannya yang ada dalam kulkas. Setelah, meletakkan di pantry, ia baru teringat kalau Lili tak memiliki nasi untuk itulah ia bergegas memasak nasi lebih dulu.

Jay kini sedang memotong bawang bombay untuk campuran ramen. Bagian lengan kamejanya lengania gulung ke atas secara asal di tambah dua kancing bajunya bagian atas memang sengaja ia tak kancing. Jay benar-benar sosok pria idaman.

Ding! Dong......

Ding! Dong....

Jay melirik ke arah pintu dengan sebelah alis terangkat. Ia penasaran siapa yang bertamu di pagi hari di rumah Lili. Setelah memasukan bahan-bahan yang ia iris, ia menunggu masakannya matang terlebih dahulu lalu kemudian bergegas ke pintu untuk melihat siapa yang datang.



_____

Lili terbangun dari tidur ayamnya. Sejak Jay tidak sengaja membuat Lili terbangun tadi, ia tak lagi bisa melanjutkan tidurnya walaupun ia sudah mencoba. Mata Lili makin terbuka lebar saat aroma ramen memasuki indranya. Ini pasti Jay yang sedang membuatnya.

Lili hampir saja melompat dan berlari ke dapur, namun ia teringat akan kejadian kemarin yang tentu saja ia sekarang tak memiliki pakaian apa pun di balik selimutnya.

"Buatkan denganku!! Aku juga ingin!" Teriak Lili lantang dari kamarnya. Yah... jika tidak begitu, Jay mungkin tak bisa mendengarnya dengan baik.

Setelah selesai berbenah diri dan membereskan kamarnya yang seperti kapal pecah, Lili dengan tampilan celana hot pant hitam dan T-shirt biru keluar dari kamarnya menuju dapur. Nalurinya yang ingin segera menyantap ramen membuatnya melupakan semuanya. Ia sesekali bersenandung dan tersenyum sendiri, entahlah... apa itu karena ramen atau hal lainnya? Terserah Lili saja. Ia benar-benar orang yang tidak bisa di mengerti menggunakan akal pikiran manusia normal, beruntung lah ia memiliki sosok Jay yang selama ini ada untuknya.

D E L U T I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang