어떻게 믿어요 - BAGAIMANA CARANYA AGAR PERCAYA?
●●● Ular itu sangat pintar dan picik. Dia akan melakukan ●●●
apa pun untuk menyebarkan bisanya agar
mangsanya tak bisa berbuat apa-apa- Lili Hwang -
Keheningan meliputi kamar Lili. Ia sangat menyayangkan apa yang telah terjadi hari ini. Bertengkar dengan Jay, tak pernah sekali pun ia inginkan. Benar... jika mereka sering bertengkar, tapi itu hanya sebatas guraun berbeda dengan hari ini. Saat Lili tiba di rumah sakit tadi ia tidak sengaja bertemu dengan David dan seperti biasanya David menatapnya dengan enggan dan segera memalingkan pandangannya dari Lili. Kini, sekarang benar-benar menjadi sendirian. Orang yang ia percayai tak disangkanya telah membohonginya. Bukan hal yang buruk, tapi hanya saja Lili belum terima dengan semua ini.
______
Jay menenggak kembali wine-nya. Ia sekarang berada di gudang tempat penyimpanan wine. Wine yang sudah berumur sepuluh tahun menjadi pilihannya. Sekali lagi, Jay menuangnya ke gelas dan menenggaknya dalam satu tegukan.
"Ku pikir kau tulus membantuku. Ku pikir kau berbeda. Ku pikir kau satu-satunya yang bisa aku percayai selain ibuku. Aku tidak menyangka, kau melakukan hal seperti itu."
"Selama ini, aku mempercayaimu...."
Jay menuang dan menenggaknya dengan cepat. Ia lalu mengusap wajahnya dengan sangat frustasi. Sambil menatap nanar gelasnya dan berkata, "bahkan gelas ini sama saja seperti tadi."
PRANGGG!!!
Gelas yang tadi berada dalam genggamannya kini telah hancur berkeping-keping di lantai setelah ia lemparkan pada dinding di hadapannya untuk melampiaskan semuanya. Selepas itu, Jay melangkah dengan tubuh yang terhuyung-huyung karena mabuk. Bahkan, beberapa serpihan gelas pecah yang berhamburan di lantai tak ia rasakan ketika menembus kulit kakinya.
______
Syana terlihat membuatkan kopi hangat untuk David yang tengah memeriksa naskah baru untuk film garapannya lagi. Drama yang di sutradarainya baru saja selesai dan dua hari lagi akan di tayangkan. Syana selesai mengaduk kopi buatannya dan kemudian bergegas membawanya ke meja dimana David bekerja.
"Minumlah... ini bisa membantumu untuk terjaga." Syana duduk di depan David dan memberesken kertas-kertas yang berantakan.
"Jangan di sentuh!" Seru David, saat Syana baru saja mulai untuk membereskannya.
Syana seketika melepaskan secarik kertas yang ia pegang.
"Biarkan saja seperti itu." Kata David lagi.
Syana lalu kembali dalam posisi duduknya semula. Ia tak melakukan apa pun dan hanya bisa mendengar suara kertas yang dibalik, seruputan kopi yang di minum David, dan juga jam yang berdetak.
"Aku sudah bertemu dengan Lili," ucap Syana menghancurkan keheningan yang menggerogotinya. David sontak mendongak dan menatapnya penuh tanya akan ucapannya barusan.
"Kebetulan saat itu aku membantu Ahjumma dan tidak ku sangka ternyata hari itu Lili baru saja pulang dari luar negeri." Syana lalu mengatup bibirnya kuat-kuat kemudian menunduk setelah itu.
"Kau akan baik-baik saja?" Tanya David, setelah itu ia kembali fokus dengan naskahnya.
"Uhm.. aku baik-baik saja. Aku masih ingin berbaikan dan menjadi temannya lagi." Kata Syana terdengar tulus.

KAMU SEDANG MEMBACA
D E L U T I O N
RomanceDunia yang kau lihat itu adalah palsu. Tapi, bagaimana pun aku menunjukkan dunia yang benar itu sama sekali tidak berarti untukmu. Aku sudah mati di dasar tebing yang dingin. Sejauh ini aku, aku sudah mengupayakan segalanya. Dalam hal apa pun aku la...