BAB 13

256 57 17
                                    


눈 - MATA

●●● Seberapa jauh kau bisa melihat sesuatu? ●●●
Tanyakan itu pada ke inginanmu, bukan
pada hatimu

_SYANA KIM_

Empat tahun yang lalu....

Suasana dalam kelasku cukup ramai. Aku termasuk orang yang beruntung dapat masuk di kelas ini. Selain karena aku giat belajar, aku juga mendapat sponsor yang tentunya itu dari orang yang sangat ku kenal dan juga keluargaku. Keluarga Hwang sangat baik terhadap aku dan ayahku. Mereka seperti keluarga kami yang sangat hangat, bahkan aku dan Lili yang merupakan putri tunggal mereka sangat akrab denganku.

Aku ikut tertawa saat Lili kalah dalam permainan kami yaitu menyebutkan film dari dua suku kata sebagai hukumannya ada sesuatu yang akan menanti, itu tidak di ketahui.

Lili merengut karena kalah. Aku lalu berunding dengan Na Hyo Ji membuat kesapakatan dalam menentukan hukuman. Senyum kami  mengembang seketika saat mendapat titik terang.

"Kau siap, Lili?" Tanyaku dengan sumringah, Hyo Ji tak bisa menyembunyikan gelak tawanya hingga ia tertawa terbahak-bahak.

"Jangan menakutiku! Katakan apa hukumannya. Kalian membuatku takut, tahu." Kata Lili cemas-cemas.

"Hukumanmu ada disana," kata Hyo Ji sambil menunjuk ke arah David.

"Jangan, aku tidak mau" Lili menggeleng kuat dan menatap kami dengan pandangan memelas.

"Kau hanya perlu mengakui perasaanmu padanya," Kataku mengungkapkan hukumannya.

"Tidak! Aku tidak bisa melakukannya." Elak Lili.

"Lagi pula kau memang menyukainya. Jadi, apa masalahnya?" Komentar Hyo Ji setengah berbisik.

Lili merengut dan menghentak-hentakan kakinya ke lantai. Ia sesekali melihat ke arah David dengan wajah yang ngilu. Kami berdua perlahan mendorong Lili agar segera pergi mengungkapkan perasaanya. Kami berdua sumringah saat Lili  sudah berada di depan meja David, kedua telinga kami pasang sebaik-baiknya untuk mendengar lebih jelas apa yang Lili katakan.

"Woah... dia benar-benar melakukannya." Kata Hyo Ji saat David menatap Lili yang mulai gugup. "Aku berharap mereka benar-benar berkencan. Mereka berdua sangat serasi, iya kan Syana?"

"Lagi pula ini hanya permainan, bukan hal yang serius. Jangan terlalu berharap," kataku mencoba untuk tetap tenang. Sebenarnya aku tak suka mendengar Hyo Ji mengatakan hal-hal omong kosong seperti itu. Tidak mungkin, keduanya akan berkencan. Itu tidak akan pernah terjadi.

Kami lalu kembali fokus.

"D-Da.. David..." panggil Lili dengan tergagap karena gugup. Dia berada dalam masalah sekarang, terlebih lagi David menatapnya tanpa sedikit pun ekspresi. Aku menatapnya puas untuk itu.

"Ayo, Lili! Kau pasti bisa!" Ujar Hyo Ji menyemangati Lili sambil membuatk kepalan tangan di udara. Entahlah, ia mendengarnya atau tidak.

Aku tak peduli dengan mereka berdua. Pandanganku hanya ku tujukan pada David. Aku penasaran bagaimana dia bereaksi. Dingin seperti biasa atau kah akan mencair.

D E L U T I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang