BAB 22

284 43 9
                                        

사랑한다고 - AKU MENCINTAIMU

Yang aku tahu, aku milikmu dan
Kau adalah milikku

●●● JAY CHO ●●●●

Jay dan Lili duduk berdampingan menunggu kedatangan Ahjussi yang sudah sangat Lili nantikan. Lili tampak berusaha tenang, lain halnya dengan Jay yang tampak agak sedikit gelisah.

Tak lama, seseorang pria yang berusia 40-an muncul di hadapan mereka. Ruang yang mereka gunakan berbeda, Ahjussi itu verada di satu ruangan yang semput di dalam sana dan hanya berbataskan kaca bening pada mereka berdua.

Tatapan Jay dan Lili begitu intens menatap pria dengan nama Ko Seung Jo dengan nomor tahanan 3681. Pria itu hanya menampakkan penyesalan yang mendalam pada Jay dan Lili.

"Aku putri dari orang yang telah kau tabrak  malam itu." Ucap Lili. Tangannya menggenggam kuat permukaan celananya.

"Maaf... Aku sangat menyesal." Kata pria itu dengan rasa penuh bersalah. "Dan juga, aku minta maaf padamu, Nak." Menatap Jay sekilas dengan mata yang memerah.

Jay menelan salivanya dengan susah payah. Bayangan detik-detik Ayah Lili tertabrak dan terpental ke aspal jalan membuatnya merasa sesak. Jika saja tak ada pembatas, mungkin Jay sudah lebih dulu bertindak diluar dugaan.

Lili menarik napas samar. Ia meyakinkan dirinya kalau ia tak mendengar apa pun hari ini, terutama ucapan Syana.

"Sebenarnya, aku tak menyalahkan Paman atas ini. Aku memahami perasaan Paman yang saat itu pasti ketakutan setelah menabrak Ayahku, terlebih lagi Paman memiliki sebuah keluarga. Aku memahami perasaan Paman, sangat. Paman tidak perlu merasa bersalah seperti itu."

Jay dan pria itu tertegun mendengar pernyataan Lili barusan. Ini di luar dugaan. Biasanya, orang lain akan mengumpat, mengutuk, dan hal-hal lainnya. Tapi, Lili?

"Aku sangat menyesal, Nona. Andai saja aku beristrahat sedikit saja dan tidak bersikeras mengemudi dalam keadaan lelah, kejadian itu tak akan pernah terjadi. Maafkan aku...." membungkuk 90 derajat pada Lili.

"Aku juga minta maaf atas itu, karena sudah membuat Paman di penjara dan menerima cemoohan sebagai pembunuh. Aku sangat minta maaf..."

"Hwang Lili...." tegur Jay. Lili benar-benar orang yang kelewat baik dan mendekati kata bodoh. Tidak, Lili memang bodoh.

"Tidak... Aku memang pantas mendapatkannya. Aku akan membayarnya disini. Sekali lagi, aku minta maaf. Aku sangat menyesal. Terima kasih sudah memaafkanku."

"Siapa bilang aku memaafkan Paman?" Kata Lili yang seketika membuat atmosfer berubah drastis. Jay dan pria itu menatap tanya sekaligus bingung.

"Aku akan memaafkan Paman jika Paman cepat keluar dari sini dan berkumpul lagi dengan keluarga Paman."

Seluet senyum merekah samar di bibir pria itu. "Ya! Terima kasih, Nona. Kau sangat baik sekali. Terima kasih...."

Lili membalasnya dengan senyuman yang manis. Sekarang ia merasa lega sekali. Tak ada beban sedikit pun. Rasa dendam, marah dan lainnya menghilang begitu saja. Lili kembali tersenyum cantik dan bernapas dengan lega.

______





Lili menatap ke jalanan dengan senyum yang masih merekah. Sesekali juga ia mengikuti musik yang sedang di putar. Jay terkadang menggeleng melihat tingkah Lili. Entah kenapa, Lili merasa seperti ini. Lili juga tak tahu, kenapa ia semerasa lega ini.

Jay tiba-tiba menepikan mobilnya secara mendadak dan itu berlangsung sangat cepat hingga Lili tidak punya kesiapan atas itu dan berakhir kepalanya membentur dashboard mobil.

D E L U T I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang