BAB 7

277 57 4
                                    

¤¤¤ 여기 갓지 - SAMPAI DISINI SAJA ¤¤¤

Keberanian itu bukan hanya sekedar kau
membuang semua rasa takut dan menghadapinya tanpa gentar.
Tapi, keberanian yang ku tahu adalah
Keluar dari semua rasa tidak nyaman ini dan berdiri
menunjukkan pada dunia yang mengerikan ini
kalau aku akan terus melawannya, apa pun itu!

●●● LILI HWANG ●●●

Aku menatap punggung Jay yang pergi setelah mengantarku kesini. Rumah Sakit Hwangeon, disini lah aku akan memulai hidupku sebagai seorang dokter magang. Instalasi Gawat Darurat-nya pasti akan sangat padat. Bukannya, begitu... aku tidak mendoakan orang untuk mengalami kecelakaan atau lainnya. Akan tetapi, aku hanya berpikir demikian karena ini merupakan rumah sakit terbesar di Seoul. Aku merupakan dokter residen pada bagian

Aku masuk ke dalam dan langsung menuju ruang ganti dengan sangat terburu-buru. Ada rapat pertemuan hari ini yang merupakan penyambutan pada setiap residen disini. Aku tidak tahu apa itu dan akan bagaimana situasinya. Kurasa hanya akan menajdi perkenalan dan pengenalan lainnya.

Segera aku menuju loker yang tertuliskan namaku. Loker nomor 4. Sial! Aku mendapat loker kematian. Dari sekian loker, kenapa aku mendapat angka ini. Meskipun sedikit tak terima, aku dengan cepat mengganti bajuku dengan seragam putihku. ID Card-ku dan beberapa alat lainnya seperti stetoskop, pulpen, serta penlight. Aku juga tak lupa menguncir rambutku menjadi satu. Sudah tak ada lagi yang aku lihat disini. Ku rasa aku akan terlambat. Haaaa, nasibku!

Aku perlahan membuka perlahan pintu ruangan. Banyak sekali dokter yang hadir disini. Apa ini benar acara penyambutannya? Aku mengira hanya akan ada bagian tim ku saja, tapi kenapa yang datang sebanyak ini? Ini seperti mirip dengan seminar. Seseorang menjelaskan sesutu di depan sana dan lainnya mendengarkan dengan seksama. Aku melangkah pelan dan mendudukan diriku pada salah satu kursi. Aku memilih kursi paling sudut sekali.

"Selanjutkan aku akan menyampaikan bagian pentingnya." Kata Dokter yang berumur sekitar awal 30-an. Ia mematikan layarnya yang tadi sempat ku lihat ada beberapa grafik naik turun yang entah apa maksudnya itu.

"Inilah ruginya jika kau terlambat," ucapku menasihati diriku sendiri.

"Hai. Aku Nam Bong Yoon dari departemen bedah jantung." Ucap seorang pria.

Aku menoleh ke sebelah kiriku. Yang ku dapat hanya seorang dokter paruh bayah, namun dia adalah wanita bukan seorang pria dengan suara serak tadi.

Aku tersenyum dan menundukkan kepalaku sejenak saat dokter paruh bayah itu menatapku, setelah itu aku kembali fokus ke depan lagi.

Hufft... kenapa aku sangat gugup sekarang ini. Tidak... tidak jangan sekarang. Tubuhku memproduksi keringat dengan cepat dan rasa cemas menyerangku kembali. Aku menutup mataku dan mengambil menarik napas halus. Beginilah diriku, aku menderita gangguan kecemasan sosial atau Social Anxiety Disorder. Ini bukan penyakit sejak lahir, ini terjadi setelah aku mendapat beberapa perlakuan tidak adil, menjadi anak yang di rundung, dan menjadi seseorang yang dilihat sebagai penjahat.

Gangguan ini sering datang tiba-tiba ketika aku berada di khalayak ramai atau bertemu dengan orang baru. Aku tidak ingin mengkomsumsi obat penenang apa pun. Aku tidak ingin bergantung dengan hal-hal seperti itu. Aku tidak mau melakukannya, yang ku lakukan hanyalah menenangkan diriku dengan caraku sendiri. Aku sudah melaluinya bertahun-tahun dan aku juga sudah sangat terbiasa dengan ini.

Jalannya rapat tak aku dengarkan karena sibuk menenangkan diriku sendiri. Pria yang menyapaku tadi? Entahlah aku juga tidak ingin tahu dan sepertinya dia tidak berbicara padaku. Selesai saling memperkenalkan diri di departemen masing-masing, kami selanjutnya di arahkan menuju UGD.

D E L U T I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang