BAB 15

249 52 4
                                        


시작 = MULAI

●●● Bagian yang rusak. Itu lah yang harus kau ●●●
mulai lebih dulu. Perbaiki hingga tak rusak lagi.

_DAVID LEE_

|
|
|
|

Ny. Lim masuk ke dalam kamar inap putrinya. Ruangan ini cukup besar sekali dan fasilitasnya sangat lengkap. Bingkisan makanan yang di bawa oleh Ny. Lim kemudian di letakkan di atas meja. Beliau kemudian mengedarkan pandangannya ke segala sudut ruangan tapi tak menemukan keberadaan putrinya. Ny. Lim kemudian, berganti dengan membuka bingkisan yang berisi makanan dan menatanya sangat rapih.

Tak lama, Jay dan Lili datang. Lili berada di kursi roda dengan Jay di belakangnya yang setia berada di sampingnya. Lili yang tadinya cekikikan berubah menjadi kaget melihat ibunya yang tengah tertidur di sofa dengan posisi yang tak nyaman. Ia juga menatap makanan yang di bawa oleh ibunya.

"Ibu..." kata Lili setengah kaget tapi detik berikutnya ia merasa bersalah melihat ibunya tertidur seperti itu. Jay mendorong masuk ke dalam dan menuju sofa.

Jay mengambilkan selimut dan menyelimuti Ny. Lim. 

"Kenapa Ibu bisa ada disini?" Gumam Lili heran.

Jay menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia bahkan berdehem menetralisir tenggorokannya yang tidak apa-apa.

"Aku yang memberi tahunya." Kata Jay dengan ragu.

"Apa?! Sudah ku bilang untuk tidak mengatakannya. Aish!"

"Lalu apa yang harus aku katakan? Ibumu selalu menanyakanmu terus-menerus."

Lili mencibir kesal atas itu. Ibunya terbangun akibat pertengkaran kecil itu.

"Eoh, ibu..." ujar Lili mendapati ibunya yang terbangun.

"Apa kau sudah makan?"

Lili menggeleng sambil menatap banyak makanan yang di masak oleh ibunya. Padahal, ia tadi sudah makan siang bersama Jay dan juga Yoo Ji serta teman-temannya yang lain.

"Ayo makan. Ibu memasak banyak agar kau cepat pulih." Ny. Lim mencari sumpit yang masih ada dalam bingkisannya dan membagikannya.  "Jay, kau juga duduklah." Ajak Ny. Lim.

Lili menyuap demi suap. Ibunya kemudian memberikan potongan telur dadar gulung di mangkuknya. "Makan lah yang banyak," sambil tersenyum hangat.

Mata Lili berbinar menatap lauk itu. Potongan ingatan tentang lauk kesukaannya dan juga Ayahnya terputar jelas dalam benaknya. Bagaimana keduanya selalu saja merebutkan potongan terakhir. Lili memakannya dalam satu suapan besar. Air matanya di tahan sangat kuat hingga hidungnya lah yang berair. "Enak..." kata Lili sambil tersenyum lebar dan kembali melahap makanannya lagi.

_____

Syana sudah memutuskan untuk pulang dari rumah sakit, setelah David juga melakukan hal yang sama. Ia kini termenung menatap layar ponselnya tapi jiwanya seperti tak berada disana.

"Siapa sebenarnya yang melakukannya," gumam Syana.

Saat ia di rumah sakit, ia mengunjungi ruang keamanan untuk mengambil rekaman cctv yang merekam dirinya di hari itu, tentu saja itu untuk menghilangkan atau menghapus agar tak seorang pun tahu terutama David. Tapi, rekaman itu sudah tak ada lagi, padahal Syana yakin betul cctv saat itu sedang menyala dan berfungsi dengan baik. Terutama di dalam lift. Syana tak mengerti dengan itu. Ia menanyakan apakah cctv rusak pada saat itu atau kah ada hal lainnya. Tapi, jawabannya adalah mereka tidak tahu soal ketiadaan rekaman cctv pada sekitar waktu itu. Rekaman lain ada tapi itu bukan menunjukan keberadaan Syana dan Lili.

D E L U T I O NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang