어늘이 - HARI INI●●● Jangan lupakan hari special yang ada ●●●
Dan pernah tejadi di hidupmu._SYANA KIM_
Lili tersenyum melihat Jay yang baru saja memarkirkan mobilnya di hadapannya. Jay turun dan membukakan pintu seorang putri saja. Sejenak Lili terkekeh dan melangkah masuk ke dalam. Jay hati-hati melindungi kepala Lili agar tak terbentur dan bahkan ia tak akan membiarkan seekor nyamuk pun menggigit kulit putih Lili.
"Kita akan mampir lebih dulu ke restoran. Kau tidak keberatan, kan?" Kata Jay lembut setelah duduk di kursi kemudi dan menyalakan mesinnya. Lili menoleh bingung pada Jay, "untuk apa ke sana?" Itu kata yang keluar begitu saja dari bibir mungilnya.
"Mau aku ubah menjadi kebun binatang," jawab Jay sambil memutar bola matanya. Ia melajukan mobilnya dengan nyaman sekali. Tak pelan dan juga tak cepat.
Alis Lili semakin menggkerut. Ucapan macam apa itu. Lili tahu Jay memang sangat kaya tapi mendengar akan mengubah restoran sebagai kebun binatang itu terdengar konyol sekali. "Kau serius ingin mengubahnya menjadi kebun binatang? Aneh sekali. Akan lebih baik kau mencari lahan yang lebih cocok untuk itu di banding kau mengubah restorannya. Sangat di sayangkan sekali jika sebuah restoran cantik yang menjadi sasarannya." Ucap Lili berpendapat.
"Aish! Benar-benar!" Jay menatap sedikit tajam kepada Lili dan mencibir kesal ke arahnya. "Dasar bodoh!" Tentu saja Lili berteriak protes karena Jay mengatainya bodoh tanpa sebab, terlebih di berikan tatapan seakan Lili telah melakukan kesalahan.
"Tentu saja kita makan malam disana. Kau ini bodoh atau polos, sih." Kata Jay bersungut-sungut karena Lili tak mengerti dengan niatnya.
"Itu salahmu. Seharusnya kau mengatakan itu dari tadi." Lili tak terima di salahkan. Makanya dia melemparnya kembali pada pemiliknya.
"Haa... baiklah... baiklah... aku lah yang salah. Maafkan aku tuan putri." Jay membungkuk sedikit sebagai permintaan maafnya. Seluet senyum kemudian tercetak di wajah masing-masing.
Mereka akhirnya sampai. Sebuah restoran yang terletak di tengah kota Seoul menjadi pilihan mereka.
Jay menuntun Lili masuk. Lili menangkap hal yang pertama di restoran itu, gaya barat. Semuanya sangat mewah sekali disini, terlebih lagi Jay sudah mereservasi tempat sebelumnya. Maka, ikutlah mereka dengan salah satu staff disini menuju tempat yang di maksud. Ini lebih seperti private room. Privasi disini menjadi nomor satu atau entahlah... Lili hanya beranggapan saja.
Jay menarik kursi dan mempersilahkan Lili untuk duduk. Kemudian Jay juga ikut duduk berhadapan dengan Lili. Lili mengambil buku menunya yang memiliki desain yang indah. Melihat harga yang tak masuk akal pada menu-menu itu membuat mata Lili membulat seketika. Ia harusnya sudah tahu bagaimana nanti dengan makanannya mengingat restoran ini sangat mewah sekali. Bahkan, makanan yang sering ia makan saja berharga tinggi disini.
Lili mendongak menatap Jay yang sudah memberitahukan pesanannya pada pelayan.
"Kau sudah memilih menunya?" Tanya Jay, lalu menyuruh pelayan tadi bergegas ke Lili untuk mencatat menu yang Lili inginkan.
"Jay..." ucap Lili dengan nada risih. Jay mengangkat sebelah alisnya sebagai bentuk tanya. "Kita pulang saja yah," Lili tidak enak mengatakannya tapi ia juga tak nyaman berada di tempat seperti ini. Lili bukanlah orang yang baru merasakan restoran seperti ini, ia dan ibunya dulu sudah sering sekali di ajak oleh Ayahnya ke tempat-tempat mahal seperti ini. Tapi, situasi ini sulit. Jay bukan Ayahnya dan itu membuatnya tak enak hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E L U T I O N
RomansaDunia yang kau lihat itu adalah palsu. Tapi, bagaimana pun aku menunjukkan dunia yang benar itu sama sekali tidak berarti untukmu. Aku sudah mati di dasar tebing yang dingin. Sejauh ini aku, aku sudah mengupayakan segalanya. Dalam hal apa pun aku la...