선물 - HADIAH
●●● Kau harusnya memberi sesuatu yang luar biasa ●●●
Sebagai kejutannya, bukan?_ SYANA KIM_
"Jay... aku duluan." Ucap Lili, menengahi ketegangan yang ada.
"Ide bagus, pergilah." Kata David dengan nada mengusir.
"Tetaplah disini dan jangan kemana-mana." Ucap Jay sambil memegang erat tangan Lili agar ia tak kemana-mana.
David menatap tangan mereka yang tertaut dengan erat. Hatinya merasa panas dengan itu dan matanya seolah ada yang mengganjal disana. David tidak nyaman dengan itu.
"Ternyata bukan hanya rumor," ejek David.
"Itu tidak---"
"Katakan, aku tidak punya banyak waktu." Kata Jay dengan segera, memotong ucapan Lili.
"Aku hanya ingin memberitahumu kalau aku tak memakai rumah sakitmu lagi. Sangat tidak nyaman berada disana." Ungkap David yang arah pandangnya pada Lili saat menyebut kata tak nyaman.
"Baguslah. Pergilah sejauh mungkin dari kami." Ucap Jay dengan sarkas. "Dengan begitu, Lili akan baik-baik saja."
Smirk David tercetak jelas. "Tentu saja." Kata David penuh ejek. "Dan Kau..." menatap Lili dengan tajam namun ada sedikit kelembutan di balik itu, entahlah... "Hiduplah dengan baik dan jangan menjadi parasit."
Deg!
Ucapan David barusan membuat Lili serasa di tebas oleh pedang yang sangat mengkilap tajam. Sirna sudah harapan Lili yang setidaknya ia akan berbaikan pada David atau pun memberitahu yang sebenarnya meskipun ia tak akan percaya.
"Hyaakkk, Brengsek!"
Buk!
Jay menghadiahi David dengan tinjunya. Sudut bibir David robek karena pukulan yang begitu kuat dan sangat bertenaga. David sempat terhuyung ke samping. Tapi, sejurus kemudian David tertawa dengan itu.
Lili begitu shock melihat itu, terlebih lagi darah yang ada di sudut bibir David.
Jay kembali menarik kerah baju David dengan tak sabar dan menyeretnya sedikit. Jay kembali melayangkan pukulannya pada David. David menerimanya tanpa sedikit pun ada perlawanan.
Lili segera melerai mereka berdua. Meskipun tenaganya tak sebanding, tapi ia berusaha.
"Hentikan!!" Lili berusaha melepaskan tangan Jay dari kerah baju David. "Ku mohon hentikan!!" Teriak Lili lagi.
Jay terlalu kalut dengan emosinya. Ia tak mendengar satu kata pun yang Lili ucapkan.
Buk! Buk!
Dua pukulan tinjunya barusan membuat David tumbang. Wajahnya yang mukus kini di selimuti okeh banyak luka dan lebam. Kemudin Jay menhadiahinya dengan beberapa lagi. Ia mengahajar David dengan habis-habisan, meluapkan semua emosi yang ada lewat pukulan itu.
"Tidak!!" Sahut Lili, saat tubuh David ambruk.
Isak tangis Lili pun pecah. Ia menatap nanar David dan Jay bergantian.
David menatap sekilas Lili yang terisak dengan kerasnya.
Jay mengikuti arah kemana mata David dan itu membuat emosinya kembali naik.
"Bagaimana ini, hiks.... hiks..." Lili mencoba menyentuh wajah David namun itu segera di tepis oleh David sendiri.
"Ayo!" Jay menarik Lili dari sana. Lili sempat meronta, tapi tenanganya tak seimbang. Setengah menyeret, Jay terus berusaha membuat Lili meninggalkan David disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
D E L U T I O N
RomansaDunia yang kau lihat itu adalah palsu. Tapi, bagaimana pun aku menunjukkan dunia yang benar itu sama sekali tidak berarti untukmu. Aku sudah mati di dasar tebing yang dingin. Sejauh ini aku, aku sudah mengupayakan segalanya. Dalam hal apa pun aku la...