31

1.4K 151 6
                                    

Aku menggeliat saat merasakan tubuhku remuk entah karena apa. Mataku masi terpejam, mengantuk sekaligus merasa pegal saat mencoba menggerakan kedua tanganku. Sedikit meringis sakit saat mengangkat kaki untuk mengubah posisi tidurku.


Sialan, aku habis lari muter lapangan berapa kali sih?!. Rasanya aku sudah berhenti olahraga sejak bertahun-tahun yang lalu, terakhir kali saat SMA.


"Eungh".

Meluruskan tubuhku bukan ide yang baik. Nyawaku bahkan baru terkumpul 25% saat merasakan sebuah tangan besar melingkar di perutku.

Berat banget ini ga manusiawi. Apa jangan-jangan setan?, batinku, karena setauku aku hanya tidur seorang diri.

Atau jangan-jangan ada penyelinap?.


Merasa mulai bermasalah dengan jalan kerja otak, aku memaksakan membuka sedikit demi sedikit kedua mataku. Mengantisipasi pemandangan mengerikan seperti yang telah tergambar dalam otak mungilku.

Kakiku yang bebas sudah aku luruskan dan mencoba menendang udara saat merasakan sensasi dingin menyapa permukaan kulitku.

Kok dingin?

Sampai akhirnya otakku mulai bekerja rodi 2x lebih cepat, dan mataku sukses membulat dengan sempurna.

"LOH KOK AKU GAPAKE BAJU!", Teriakku terdengar menakutkan. Membuat tangan yang tadinya melingkar di perutku, sedikit berpindah tempat menjadi di..

dadaku?

SIALAN INI PELECEHAN NAMANYA.


Dengan emosi yang meletup-letup, aku menendang tubuhnya. Entah siapapun aku ga peduli dan dengan kedua tanganku menarik selimut dengan cepat. Menyembunyikan tubuhku dan sedikit terisak menyadari apa yang telah terjadi.

Bugh


"HUWEE MAMA ALENA UDAH GA SUCI LAGI".


"MINHYUN MAAFIN AKU".


"AKU MAUNYA ENA ENA SAMA MINHYUN".

Rancauku tak karuan. Aku menangis semakin keras saat seseorang memukul kepalaku dengan pelan.

"AKU GAMAU MATI DULU SUMPAH".

"TOLONG AKU TOLONG ADA ORANG CABUL".

"TOLONG LEPASIN AKU OM HUHUHU, AKU SAYANGNYA CUMAN SAMA MINHYUN".


"Sst Len berisik banget masih pagi juga. Ini aku kenapa ditendang?".

Aku mengalihkan pandanganku saat mendengar suara yang familiar menyapa gendang telingaku. Mataku semakin membulat saat melihat Minhyun tanpa busana.

"MINHYUN BAJUNYA DIPAKE , NANTI MAMA MARAH".


"ALENA GAMAU PUNYA ANAK KALAU BELUM NIKAH".


"MAMA MAAFIN ALENA".








"Astaga Alena diem ih aku ngantuk. Apa kamu mau aku serang lagi hm?".








Mungkin 1/2 chapter lagi akan tamat. Jadi aku mau nanya sama kalian. Apa feel yang ingin aku sampaikan, sampe ke kalian? Atau apa yang kalian rasain waktu baca ff ini? Biasa aja atau gimana? Aku pengen tau 😄

Kalem - Hwang Minhyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang