"Len, kita putus aja".
Aku terbangun saat mendengar suara ketukan yang begitu keras dari pintu kos ku. Mataku sedikit memicing, dan dengan sigap segera mengambil ponselku. Menyalakan lampu senter yang ada di ponsel ku, sedikit merasa bodoh saat melihat saklar lampu yang tak jauh dari tempatku berdiri sekarang.
"Kenapa hidupin senter kalau ada saklar?", Gumamku.
Mimpi yang tadi terasa sangat menyeramkan, ditambah lagi suara ketukan pintu yang tak kunjung selesai.
Meneguk air putih serampangan dan segera mengambil sapu. Berjaga-jaga kalau ada orang cabul yang berniat menganggunya.
"Mati kau, akan aku tendang asetmu", ujarku sedikit bangga.
Takut-takut aku membuka pintuku. Menutup mata, sambil tetap menggengam sapu di tanganku yang mulai bergetar.
"Lena..."
Bruk
Belum sempat aku memukul aset berharga nya, pria itu segera ambruk menimpa tubuhku.
"Hey, apa-apaan ini. Kau sangat lancang".
Aku terus meronta. Memukul dengan keras pundak nya yang basah.
"Bajingan awas kau".
"Sst, bentar aja Len. Aku kangen".
Badan pria itu panas.
Vomment nya dong hehe, biar semangat nulis 😔😔
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalem - Hwang Minhyun ✔️
Fiksi Penggemar[COMPLETE] Minhyun yang kalem banget kaya tembok