"Len, kalo aku ga ketemu kamu kira-kira istriku udah berapa ya?".
Aku mendelik, menatap Minhyun kesal saat pria itu melontarkan pertanyaan tak berbobot nya.
"Mana ada yang mau sama kamu", aku membalas acuh. Mencoba kembali fokus menonton Pororo yang menggemaskan, ga kaya Minhyun, nyebelin.
"Ada tuh, nyatanya kamu kan yang ngejar-ngejar aku duluan?".
Minhyun menaik turunkan alisnya. Membuat emosiku meletup-letup karna Minhyun mengganggu acara menonton Pororo, belum lagi tangan nya yang gabisa tenang terus-terus makanin jelly favoritku yang tersisa setengah.
"Yah abiskan!", Gerutuku kesal. Aku merengut, membuat Minhyun menarik kedua pipiku keras-keras.
"Ishh apaan sih", omelku sambil menepis tangannya yang kini sibuk mengipasi pipiku yang memerah.
"Kamu gemesin banget sih Len, jadi pengen aku karungin aja biar ga ada yang naksir".
Kebalik kali, harusnya kamu yang aku kurungin biar ga suka tebar pesona kemana-mana. Suka ga sadar diri sih!.
"Serius deh Len, kalau aku ga ketemu kamu pasti istriku udah banyak".
Tuk.
"Sakit ih Len jahat banget akunya dipukul", kesal Minhyun yang hanya aku tanggapi dengan decakan sebal. Sudah berumur masih sempet-sempetnya tebar pesona ck.
"Istriku banyak pasti tetep aku ga bahagia Len", lanjutnya lagi membuat aku harus menebalkan kuping karna ketika Minhyun mulai bercerita ga akan ada titik bahkan sampai pagi pria itu akan tetap berceloteh tidak jelas.
"Kenapa gitu?".
"Soalnya cuman kamu sih yang gemesin, yang lainnya bosenin. Contohnya mantan".
"Halah dulu juga kamu sayang-sayang".
Minhyun dan aku tertawa lepas. Aku sampai sekarang bahkan ga percaya kalau ternyata Minhyun yang dulu aku kejar, sekarang udah sah jadi suami aku.
Padahal dulu Minhyun liat aku aja engga :(
"Makasih Hyun, kamu udah mau respon aku hehe. Jatuh cinta sepihak itu ga enak".
Minhyun mengecup pipiku dengan cepat.
"Kamu tau ga apa yang buat aku suka sama kamu?".
Aku menggeleng. Membuat Minhyun tersenyum simpul dan segera menyembunyikan wajah dengan telapak tangannya. Uh gemas!!
"Senyum kamu Len. Kamu memang jarang senyum, tapi sekalinya senyum--",
Minhyun menghentikan ucapannya. Dengan wajahnya yang memerah Minhyun menatapku sekilas. Salah tingkah.
"Rasanya duniaku runtuh. Apalagi kalau kamu senyum karna aku dan cuman buat aku".
Wajahku memerah, membuat aku bergerak dengan gelisah saat Minhyun menatapku dengan senyuman manisnya. Aku selalu suka dengan cara Minhyun menatapku. Huhu adem, jadi ambyar terus kan!!.
"Jadi pengen karungin kamu terus aku lempar ke sungai biar ga ada yang lihat senyum kamu. Soalnya senyum kamu bikin diabetes, gabaik untuk kesehatan".
Loh, ga kebalik Minhyun?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalem - Hwang Minhyun ✔️
Fanfic[COMPLETE] Minhyun yang kalem banget kaya tembok