11 : Sengaja

54 6 0
                                    

Sebenarnya gue benci kalau kerja kelompok di rumah gue.

Soalnya itu bakalan ribet dan gue gak mau keluarga gue tau karakter gue gimana kalau sama temen.

Aneh emang alasannya. Tapi emang gitu.

Untungnya sekarang gue lagi beruntung karena orang tua gue lagi pergi. Jadi, gue bisa tenang.

Raven: Rumah lo yang paling depan, 'kan?

Zoe: Iya.

Raven: Gue udah di depan, nih.

Gue segera keluar kamar sambil merutuk dalam hati.

Kenapa harus dia yang datang duluan coba?

Emang sih Raven kayaknya udah gak mikirin soal itu lagi, tapi gue gak enak sama dia.

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu itu, gue merenung, memikirkan percakapan yang selama ini Raven dan gue lakukan.

Dan ternyata memang, gue jahat banget sama dia.

Meski gak secara frontal, gue sering ngomong kalau cowok dunia nyata itu ngeselin. Tapi karena waktu itu Raven cuma ketawa, gue pikir dia gak masalah.

Ternyata gue emang jahat!

"Hai," sapa Raven, dengan senyum manis yang khas.

Gue tersenyum canggung. "Motor lo masukin aja."

"Oke," ucap Raven sambil menuntun motornya. "Orang tua lo di rumah?"

Gue menggeleng jujur. "Enggak. Lagi pergi."

"Jadi ... lo sendirian?" tanya Raven canggung.

Iya. Dia rada gak enak gitu mukanya.

Lagian siapa sih yang gak canggung kalau lo ke rumah gebetan habis ditolak, cuma berduaan lagi.

GUE JUGA CANGGUNG SEBENERNYA!

"Bentar lagi kakak gue pulang," jawab gue.

"Kakak lo? Kuliah?"

"Enggak. Kelas 3 SMA."

"Di mana?"

"Di SMA sebelah itu. Yang SMA anak pinter-pinter."

Raven terkekeh. "Oh, ya?"

"Iya. Gue gak keterima di sana."

Mendadak senyum Raven kembali mengembang. "Baguslah. Gue jadi ketemu lo."

Wadoh.

Gue harus bereaksi seperti apa sekarang!?

"Dih gombal," cibir gue.

Gue juga gak tau kenapa gue bisa ngomong gitu!

"Masuk aja," ucap gue. Iya, sebagai tuan rumah 'kan gue harus baik.

"Gue nanti aja. Gue tunggu anak lain dulu di sini," balas Raven. "Lo masuk aja, oke?"

Yha. Pengertian banget, sih.

Terus gue-nya kenapa sok jual mahal!?

"Oh. Mm ... oke."

Gue mau bales kayak gimana lagi selain begitu!?

Jadi, gue masuk aja. Duduk di ruang tamu sementara Raven duduk di kursi bertekstur kayu depan rumah.

Gue juga, sebenarnya gak mau canggung kayak gini.

Tapi mau gimana lagi?

Gue takut, sih.

Gue takut kalau nanti disinisin. Selain itu, gue takut kalau itu terulang. Secara gue emang bukan anak yang menarik.

About Zoe {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang