Acaranya dimulai jam 4.
Tapi gak tau kenapa, gue udah berhadapan sama Hanny jam dua.
Awalnya gue disuruh datang jam tiga.
Seperti perintahnya, gue harus keramas. Gue iyain aja. Perintahnya, gue harus bawa bedak gue sendiri. Gue iyain aja. Perintahnya, gue harus bawa lipgloss gue sendiri. Tapi gue gak punya. Jadi, gue jawab aja gak ada.
Lah, dia malah suruh gue dateng jam dua.
Jahat emang. Padahal pakai lipgloss gak sampai setengah jam.
Udah gitu dia agak ngaret lagi. Ck. Ck.
"Yak, lepas ikat rambut dan jaket lo," perintah Hanny dengan tangan bersedakap di depan gue selayaknya diktaktor.
Gue nurut aja.
Hanny kalau ngamuk ngeselin. Gak deh, nyeremin dia. Soalnya gue nanti malah dipakein macem-macem lagi.
"Hmm .... Hmm ...." Hanny mengangguk-angguk, lalu tersenyum. "Sudah gue duga, lo itu cantik. Jadi gue sebenernya gak perlu repot-repot lagi. Tapi, Zoe, lo itu terlalu cuek."
Ya gimana. Gue takut penampilan gue diejek lagi kayak waktu itu.
"Gue make up dulu ya, baru lo pakai dress-nya. Terus, baru gue tata rambut lo."
Percayalah gais, gue cuma iya-iya aja. Soalnya gue gak paham beginian.
Tapi rasanya geli. Apalagi waktu gue disuruh tutup mata dan ada sesuatu di kelopak mata gue.
"Gue gak akan kasih macem-macem, tapi lo jangan geli. Kalau lo ngomong, gue kaget, bisa-bisa rusak semua."
Dan meski gue gak lihat, gue tau Hanny benar-benar tersenyum mengancam. Kayaknya, gue beneran jadi bonekanya sekarang.
Omong-omong, gue gak dikasih tau Raven bakal datang jam berapa. Kalau dia dateng jam 4, gue bakal iri banget.
Kenapa dia boleh dateng jam 4, sementara gue dateng jam 2. Dih. Kenapa cowok itu gak dandan, sih!?
Kenapa juga gue harus jadi cewek!?
"Raven datang jam 3," ucap Hanny tiba-tiba.
Buset. Si Hanny ini mendadak punya kemampuan baca pikiran gitu, ya? Esper.
"Tapi, dia masih ngurus soal lomba dulu," lanjut Hanny, "Jadi mungkin bakal kesini sekitar jam 4. Jangan kangen."
Amit-amit!
Ngomong soal lomba, gue sama Raven udah bisa dansa. Cuma ya gitu, kadang Raven ninggalin gue sendiri selama beberapa detik. Kadang juga dia diem sambil mengalihkan pandangan ke belakang.
Percayalah. Raven itu cowok ganteng tergakjelas yang pernah gue temui.
Beberapa menit kemudian, Hanny berhasil menyelesaikan dandanan gue. Bukan beberapa menit sih, mungkin sekitar setengah jam gara-gara gue bawel.
Ini pertama kalinya bagi gue.
"Ini, lo pakai di sini aja, gue jaga di luar," kata Hanny. "Di belakang lemari, tuh. Oke?"
"Gila," ceplos gue.
Hanny melotot. "Heh, gak usah cerewet. Pakai cepet."
Setelah itu dia keluar dan gue yakin dia lagi berdiri di depan sana sambil mengetuk-ngetuk menanti gue selesai. Gue bisa tau, soalnya pintu kelasnya diketuk-ketuk, seolah meminta gue untuk cepet.
Menurut gue, daripada Samuel atau Misael, Hanny masih jauh lebih mengerikan.
Gue memakai dress itu dengan cepat dan juga stocking putih. Setelah itu gue membuka pintu dan Hanny berhasil tersenyum lebar, kayak badut.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Zoe {END}
Teen FictionGue, Zoe Violetta. Seorang cewek yang berusaha menutup dirinya, menjauhi pandangan orang-orang, dan hanya ingin melewati masa SMA biasa. Gue gak berharap ada sesuatu menarik di hidup gue. Tapi gue selalu berharap, setidaknya gue gak sendirian. Kalau...