Beberapa bulan kemudian,
Tok. Tok.
Hm?
Siapa yang mau bertamu pagi-pagi gini?
"Mama!" panggil gue agak keras. "Ada tamu!"
Kebiasaan gue, kalau ada orang yang mengetok pintu selain keluarga gue, gue pasti langsung teriak manggil Mama. Padahal gue yang bukain juga gak masalah.
"Sana bukain pintunya!" sahut mama dari dapur gak kalah keras. "Mama sibuk!"
Dengan sedikit rasa kesal karena harus bangkit dari posisi pewe, gue meletakkan setoples kue kering cokelat dan berjalan menuju pintu. "Iyaa ... cari siapa—" Seketika gue melotot tak percaya. "Raven!?"
Kenapa dia di sini?
Dengan wajah polos tanpa dosa, cowok itu tersenyum. "Pagi, cari Zoe, nih. Zoe-nya ada?"
Nah. Mulai 'kan, gajenya.
Gue mendengus, lalu membalas ucapannya kesal. "Zoe-nya gak ada. Masih tidur."
"Oh ... em, kalau gitu nanti saya jemput lagi deh," balasnya melanjutkan akting.
Ha?
Lo ngomong 'jemput' ini beneran gak, sih?
"Emang mau dibawa ke mana si Zoe?" tanya gue heran.
"Niatnya saya mau bawa jalan-jalan, 'kan kasihan akhir minggu gini di rumah. Kalau kulitnya makin pucat, kekurangan vitamin D gimana? Saya yang repot dong."
"Jawab yang bener."
"Beneran. Saya mau bawa Zoe pergi."
Oke, cukup.
Gue mengibaskan tangan. "Bukannya hari ini lo ke perusahaan bokap lo?"
"Oh? Udah berhenti?" tanya Raven. 'Kan lo yang mulai duluan, elah! "Emang harusnya gue ke sana, tapi gue minta cuti hari ini."
Emang bisa gitu, ya?
"Terus lo mau bawa gue ke mana? Maksud lo 'jemput lagi' itu apa?"
"Kayaknya lo belum mandi. Dan pagi-pagi biasanya lo rada sensi. Jadi menurut gue, lebih enak kalau pergi jam 9-an. Jadi nanti gue jemput lagi jam 9," jelasnya.
Emang, gue belum mandi.
Gimana ya .... Ini tuh hari sabtu, libur Bos! Terus ini juga masih jam 8! Ya kali gue mandi sekarang! Hari libur gini sih biasanya gue mandi jam sepuluh!
"Terus, lo mau ke mana sekarang? Pulang?"
"Gak. Mungkin gue bakal mampir ke rumahnya Elang sambil nunggu lo."
Elang? Yang ada lo malah gangguin tidurnya. Gue yakin dia pasti masih ngorok dan mimpi indah di jam segini.
Gue menghela napas dan membuka pintu lebar-lebar. "Gak usah. Tunggu aja di dalem. Gue mandi dulu."
Raven tersenyum manis. "Boleh?"
"Iya. Udah cepet."
Tangannya terulur dan merapikan rambut gue. "Seenggaknya, bangun tidur, rapikan rambut lo dong."
Gue rada kagum dengan kemampuannya merapikan rambut cewek. Kayaknya dia juga sering nguncirin rambut gue jauh lebih rapi daripada gue sendiri.
Apa dia sering kayak gini, ya?
"Ven, lo sering rapihin rambut orang, ya?" tanya gue.
"Enggak. Emang kenapa?" katanya balas bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Zoe {END}
Teen FictionGue, Zoe Violetta. Seorang cewek yang berusaha menutup dirinya, menjauhi pandangan orang-orang, dan hanya ingin melewati masa SMA biasa. Gue gak berharap ada sesuatu menarik di hidup gue. Tapi gue selalu berharap, setidaknya gue gak sendirian. Kalau...