"Enak ya bisa bareng Raven selama acara."
"Jadi lo enak banget sih, Zo. Gue juga pengen."
Tuh kan. Gue tau yang kayak gini bisa terjadi.
Gue tersenyum manis. "Pacar kalian apa kabar kalau kalian begini? Kasihan juga, lho. Lagian kalian sih waktu itu nggak langsung menyalonkan diri."
Nana menghela nafas sedih. Tangan kanannya sibuk menggunting kertas putih menjadi potongan-potongan kecil yang nanti entah digunakan buat apa.
"Gue pikir itu bakal ngrepotin. Jadi gue gak menyalonkan diri. Lagian gue baru pacaran sama kakak kelas, ya kali gue mutusin seenak jidat," adunya.
Oh. Yaudah sih.
Gue gak peduli juga.
"Gue juga baru putus kemarin," lanjut Tiara.
Ih. Yaudah. Ngapain ngadu ke gue.
"Oh. Ya ... mau gimana? Udah terlanjur," balas gue sok baik. Basa-basi doang, oke?
Nana menghela nafas lagi. Ia membereskan buku-bukunya yang berserakan diatas meja dan memasukkannya ke dalam tas. "Ayo pulang aja, Ra. Zoe mah jahat."
Lo yang jahat, anak muda!
Tanpa bisa gue duga, dan gak bisa gue hindari, potongan-potongan kertas putih itu digenggam Nana dan langsung dibuang gitu aja ke atas kepala gue.
Lah!? "Nana!" seru gue. "Balik sini! Bersihin dulu!"
Nana cuma menjulurkan lidahnya. "Gak, yek! Byee."
Mati lo sana.
Duh. Potongan kertas yang digunting banyak yaelah! Ribet bersihinnya.
'Kan nggak lucu kalau nanti di jalan ternyata banyak kertas yang nyelip di rambut. Terus waktu naik motor kertasnya malah terbang-terbang.
Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh rambut gue bagian belakang. Tangan itu memainkan rambut gue, tapi gue harap dia bersihin potongan kertasnya, sih.
Nah, gue bersihin yang nyelip di poni aja.
"Udah, Zoe," ucap Raven sambil tertawa kecil.
"Makasih."
Tiba-tiba tangan Raven menarik ikat rambut gue. "Oy, Ven? Lo ngapain, sih?"
Dan ngeselinnya, tangannya nahan kepala gue biar nggak menoleh ke belakang. Tapi gue sempat melirik, mukanya kayak malu gitu, tapi dia rada sedih juga.
"Jangan noleh dulu," katanya.
"Lepas elah."
Tangannya menyisir rambut belakang gue dengan lembut. Dia juga gak ngomong apa-apa lagi setelahnya.
Aduh.
Sumpah.
Mendadak kayak suasananya romantis gitu saudara-saudara. Gue jadi gak enak sama dia.
"Raven."
"Gue suka sama lo, Zoe."
"Gue tau," balas gue.
"Gue kayaknya gak bisa move on."
Yha. Nyerah buat move on dia.
"Sampai lo punya pacar selain gue, gue boleh tetep kayak gini?"
Dih.
Kok mendadak lo imut sih, Ven?
"Gue pernah bilang kan, kalau gue biasa aja sama lo." Bohong! Itu bohong! "Tapi semua tergantung sama lo-nya aja. Emang lo betah sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
About Zoe {END}
Teen FictionGue, Zoe Violetta. Seorang cewek yang berusaha menutup dirinya, menjauhi pandangan orang-orang, dan hanya ingin melewati masa SMA biasa. Gue gak berharap ada sesuatu menarik di hidup gue. Tapi gue selalu berharap, setidaknya gue gak sendirian. Kalau...