3 : Kakak baik hati

104 13 0
                                    

Hanya menegaskan, kakak di sini bukan kakak di rumah. Soalnya kakak gue di rumah gak ada baik-baiknya sama sekali.

Oke, abaikan masalah keluarga gue.

Gue emang anak yang pendiam dan gak banyak bicara. Tapi di kelas ada satu anak yang pinter.

Namanya Misael aja.

Beneran, namanya beneran Misael doang.

Udah, gak lebih, gak kurang. Biasanya, dia dipanggil Missy. Tapi sebagai cewek jaim, gue gak mungkin manggil dia Missy.

Nah, waktu itu, berhubung dia wakil ketua kelas dan ketua kelasnya, Hanny, lagi gak masuk, gue harus kumpulin tugas ke dia.

"Misael di mana?" tanya gue ke Nana, teman sebangku yang lagi sibuk main SS BTS di hapenya, jadi gak bisa noleh.

"Gak tau, ya," jawab Nana. "Bukannya dia di belakang sama cowok-cowok?"

Gue langsung menoleh ke belakang, tempat anak-anak cowok lagi ngumpul mabar.

Gak ada Misael di sana.

Emang Misael bukan tipe anak yang suka main game sampai segitunya. Dia juga bukan tipe anak yang suka nonton anime.

"Gak ada."

"Di kelas sebelah mungkin," lanjutnya.

"Ngapain?"

"Gak tau, ya, biasanya dia di kelas sebelah."

"Oh, oke."

Sejujurnya, gue pengen minta Nana buat temenin gue. Tapi berhubung Nana kayak serius gitu, gue jadi terpaksa pergi sendiri.

Untungnya gue masih beruntung. Baru aja gue keluar kelas, gue udah lihat Misael dari arah kiri.

Misael langsung heran waktu gue lihat dia. "Hm?"

"Misael, tugas," ujar gue pelan sambil memberikan buku ijo gue.

"Oh ...." ucap Misael pelan lalu menerima buku tersebut. "Zoe, kalau mau, lo gak perlu repot-repot panggil gue Misael. Lo boleh panggil gue Missy."

Nah, ngomongnya gitu.

Tapi gue tetep panggil dia Misael gara-gara canggung kalau tiba-tiba manggil Missy.

Sejak saat itu, Misael jadi baik gitu. Apalagi dia duduk di depan meja gue, jadi kalau dia noleh ke belakang, dia otomatis lihat gue.

Waktu itu, gue nggak ngerjain tugas gara-gara sengaja, males, dan gue juga nggak bisa ngerjain. Nana juga belum ngerjain. Jadi gue refleks mengeluh sekaligus ngomong ke diri sendiri. "Gak ada gitu yang mau minjemin tugas."

Itu gue beneran gak berniat minta orang. Lagian setelah gue lihat-lihat lagi, gue agak bisa ngerjain sendiri.

Dan hebatnya, Misael noleh. "Belum ngerjain, Zo?"

"Iya. Boleh nyontek, gak?"

Dengan tenang, Misael mengangguk. "Iya. Nih," katanya sambil memberikan buku. "Kenapa gak bilang dari tadi? Cepet ya, bentar lagi udah harus dikumpulin."

Dan saat itu juga, gue pengen menghapus nama kakak gue yang asli dari KK dan ganti dengan nama Misael.

>•<

"Zo."

"Hm?"

"Kalau lo ditembak, lo bakal iyain, nggak?"

Gue mengangkat alis heran menatap Ajeng. "Apa?"

"Kalau lo ditembak, lo bakal iyain, nggak?" ulang Ajeng bertanya lagi.

About Zoe {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang