40 : Makan siang (?)

42 4 0
                                    

"Ven."

"Hm?"

"Kenapa lo gak bilang kalau kesini?"

Raven nyengir. "Biar lo gak bingung."

Ah. Iya sih. Gue pasti rada panik kalau tau Raven bakal ngajak gue ke restoran bintang 5, yang biasanya cuma gue liat kalau lewat aja.

Tapi itu beda lagi!

Sekarang gue lagi pakai baju yang enggak banget!

Apalagi kalau nanti disuruh lepas jaket, baju gue cuma kaus biasa! Gak cocok kali gue datengi restoran bintang 5 dengan pakaian ala rakyat jelata!

"Udah, ayo masuk" ajak Raven menarik tangan gue.

Sebenernya Raven juga cuma pakai baju biasa sih. Ah, tapi dia itu cakep, pakai apapun juga bakal keliatan berkelas.

Cih. Curang itu namanya.

"Mau ngapain disini?" tanya gue heran.

"Nyokap ngajakin lo makan. Gue mah ikut aja."

Oh.

Ngeselin ya.

Sebisa mungkin gue mengalihkan pandangan dari semua orang yang makan siang di ruangan besar ini. Mereka bener-bener kaya keluarga kerajaan. Pakaiannya keliatan mahal banget, broh. Gue dibawa Raven melewati mereka.

Bentar.

'Melewati'?

Ini mau kemana sih!?

"Nyokap udah pesen ruangan biar bisa ngomong dengan leluasa."

Oh. Waw. "Ven, kok kayanya repot banget ya? Mm... Sori kalau gue ngrepotin."

"Enggak. Itu nyokap gue sendiri yang pengen. Tenang aja."

Tapi dari kemarin gue merasa kalau gue itu agak merepotkan. Gak, gak, bukan 'agak' lagi. Gue memang merepotkan.

Cewek macam apa yang gak bisa dandan? Cewek macam apa yang gak punya dress? Bahkan semua orang udah bisa naik motor, gue malah tetep dianter jemput.

Kayanya gue emang rakyat jelata.

"Mama."

Gue langsung mendongak dan menatap nyokap Raven yang tersenyum manis ke gue. Gue harus ngomong apa sekarang!?

"Siang, tan."

"Tante kangen sama kamu, nak."

Aw.

Bahkan mama gak pernah ngomong gitu.

"Ayo duduk."

"...Iya."

Akhirnya gue berbicara panjang lebar sama Raven dan nyokapnya. Mulai dari sekolah, saudara, dan kafe-rumah makan keluarga yang baru kemarin itu, juga orang tua.

Kalau ditanya ya gue jawab dengan jujur dong. Gue juga rada jelasin soal kafe-rumah makan keluarga itu. Berkat itu gue tau kalau Hanny juga teman SMP Misael sama Raven, yang otomatis sama Frei juga. Pantas dia keliatan akrab banget dari awal sama mereka, meski lebih akrab sama Misael sih.

"Kalian tau gak, sebenernya kalian berdua juga pernah ketemu waktu kecil, lho."

Gue terkejut dan langsung menatap wanita di depan gue dengan heran. Tanpa perlu gue bertanya, nyokap Raven sudah lebih dulu menjelaskan.

"Waktu itu, kalau gak salah, papa kamu jadi wakil perusahaannya buat datang ke acara kami."

'Kami'? Maksudnya perusahaan tante?

About Zoe {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang