2 : Orang yang duduk di belakang gue.

100 13 0
                                    

Sejujurnya, gue belum hafal sama nama anak sekelas gue. Jadi, sampai dua hari setelah gue pertama kali ngomong sama orang di belakang, gue gak tau namanya.

Jahat emang.

Gue baru tau waktu disuruh kelompokan depan belakang. Itu pun gue liat nama di buku catatannya.

Raven Praditya A.

Refleks gue mikir, 'A'-nya apa?

Tapi gak mungkin gue tanya gitu aja.

Nah, waktu kelompokan itu gue tau deh si Raven ini anak kayak gimana. Sejujurnya, Raven ini absurd. Tipe garing yang gak bisa akrab sama gue.

Dan gue baru inget juga kalau gue cuma akrab sama dia dalam hal anime.

Tapi ya, saudara-saudaraku tercinta, kalian tau gak sih kalau Raven itu cakep.

Ini langka, bagi gue yang gak pernah ngomong orang ganteng atau cantik.

Beneran deh, Raven itu cakep. Rambutnya agak panjang dan kadang nutupin wajahnya, matanya belo, gak ada sipit-sipitnya dan itu keliatan imut banget. Belum lagi suara yang tipenya gue suka banget, adem gitu.

Tambahan, senyumnya sangat manis.

Yah, tapi ini gue, Zoe Violetta, cewek sok jaim yang gak pernah ngomong kalau dia suka sesuatu.

Jadi, gue cukup berpura-pura biasa aja ke dia.

Oh ya, Raven itu baik.

Bagi gue, sih. Gue gak tau dia baiknya ke semua orang atau emang dia baiknya biasa aja.

Yang jelas, dia sering ajak gue ngomong kalau gue duduk sendirian di kelas. Dia juga senyum kalau mata gue gak sengaja tatapan sama dia.

Iya, beneran. Gue nggak bohong.

Sambil senyum dia selalu nanya, "Apa?"

Ya jelas gue langsung geleng-geleng dan mengalihkan pandangan lagi.

Sebenarnya, beberapa kali gue disuit-suitin sama anak-anak cowok yang juga sering ngomong-ngomong ke gue soal anime. Mereka bakalan lomba siulan kalau tau Raven senyum ke gue.

"Aduh, Raven, lo gak usah senyum gitu elah."

"Senyum lo itu gak ngefek ke Zoe."

"Zoe gak doyan sama manusia. Ya, 'kan, Zo?"

Jelas aja gue mengangguk. Yah, senyum Raven emang imut. Tapi gue lebih suka senyum shota berambut merah yang tsundere di ponsel gue.

Tapi kalian tau, Raven cuma ngeiyain mereka sambil bilang. "Gak papa dong. Biar nanti Zoe gak begitu tertuju dengan film. Biar dia suka manusia juga."

Bagus beneran. Alasannya bagus banget sumpah. Efeknya hebat banget ke gue.

Dan duar! Ucapannya terjadi. Gue suka sama Raven.

Yah, tapi gue tetap seorang Zoe. Gue nggak mau, lebih tepatnya berusaha sekuat tenaga untuk nggak stalking dia.

Gue gak mau cemburu. Gue gak mau suka sama orang.

Habis yang namanya cowok itu adalah makhluk paling ngeselin.

>•<

"Oy, Ven!"

"Ha?"

"Nobar, kuy!"

"Nobar apaan?"

"Gak tau. Liat aja entar."

"Gak. Gue masih mau ngerjain tugas dulu."

About Zoe {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang