Aku menutup mata rapat-rapat telingaku agar tidak mendengar ucapan Mama pada Kakak soal kejadian di sekolah yang sudah lama berlalu.
Aku tau. Itu salahku!
Itu salahku!
Itu salahku!
... Jadi aku gak boleh marah. Aku gak boleh kayak gini terus.
Aku mengambil hapeku dan membuka aplikasi berwarna ungu. Seseorang dengan profil bergambar gajah hijau muda dengan background hijau tua mengirimkan pesan baru padaku.
'Hei, apa kabar? Lama, ya, gak ngobrol. Kamu tau, tadi aku habis membentak mereka, lho!'
Aku tersenyum. Aplikasi anonim ini membuatku bertemu dengannya, seseorang yang sama sepertiku.
Sama-sama disalahkan oleh hidup dan sama-sama menjadi aib keluarga.
'Hai, Yayan! Kamu hebat!'
Sebenarnya namanya bukan Yayan, aku tau itu. Tapi dia juga mengenalkan dirinya sabagai Yayan, jadi aku memanggilnya begitu. Dia juga lebih tua dariku, dia kelas 1 SMA.
'Ehehe.' Lalu dia mengirim pesan lagi, 'Setelah itu aku dibawa ke BK dan aku menceritakan semuanya.'
Yayan itu keren.
Dia yang bilang padaku, bahwa aku tidak salah. Dia yang bilang padaku kalau aku hanya mengkhawatirkan Gege. Dia bilang padaku, kalau aku tidak perlu memikirkan itu dan aku hanya perlu menjalani kegiatan seperti biasa. Dan dia satu-satunya orang yang tau cerita sebenarnya dari kejadian itu.
'Orang tuaku membicarakanku lagi.' tulisku.
'Hah!? Kok gitu, sih!? Itu udah berapa tahun yang lalu!? Mereka kok masih bicarain itu' balasnya cepat.
Aku terkikik.
'Gak usah didengerin. Mending kamu pakai headseat aja. Dengerin musik yang bagus dan tutup rapat-rapat mulutmu. Kamu bukan aku, Zo, jadi kamu gak perlu repot-repot membentak mereka.'
.
.
.
"Lo lagi, lo lagi!" seru Lily. "Kenapa lo selalu mengambil kebahagiaan orang!?"
Aku melirik laki-laki yang berjalan pergi meninggalkan kami. Apa aku salah lagi? Tapi aku gak ngapa-ngapain. Karena dia mengajakku ngomong, ya aku tanggapi.
Seharusnya aku gak membalas omongannya, ya?
"Lo ngomong apa ke pacar gue!?" tanya Dian.
"Dian, lo harusnya gak usah ngajak omong Zoe. Gue udah kasih tau 'kan, Zoe itu sok jual mahal. Dia bener-bener—"
Ucapan Lily terputus oleh ucapan temannya sendiri yang memandang gue dengan pandangan sulit dijelaskan.
"Ular."
Apa?
Aku gak tau maksudnya. Tapi kenapa rasanya ... sesak?
"Lo ular," ulang Sashi. "Mending gue peringatkan semua anak laki-laki di kelas buat gak deket sama lo lagi."
Lily mendorongku ke gudang sekolah dan mengunci pintunya.
Kenapa aku gak bisa bergerak? Aku ... nggak bisa melawan. Aku takut.
"Ahahaha!"
KAMU SEDANG MEMBACA
About Zoe {END}
Teen FictionGue, Zoe Violetta. Seorang cewek yang berusaha menutup dirinya, menjauhi pandangan orang-orang, dan hanya ingin melewati masa SMA biasa. Gue gak berharap ada sesuatu menarik di hidup gue. Tapi gue selalu berharap, setidaknya gue gak sendirian. Kalau...