24

901 86 2
                                    

Hari ini Daffa sudah siap dengan seragam sekolahnya, ia kini sudah berada di dalam mobil digarasinya.

"Siap?" tanya ayahnya yang ada disampingnya.
"Kalau ada yang bicara atau nanya macem-macem, abaikan aja"

Daffa pun menarik topi hitamnya dan maskernya untuk menutupi hidung dan bibirnya.

"Siap gak? Kalau engga kamu izin aja" ucap Ardean lagi.

"Siap gak siap" jawab Daffa santai.

Pintu garasi pun terbuka dan pagar rumah mereka pun juga telah dibukakan oleh penjaga rumah mereka.

Seketika wartawan yang tadinya ada didepan pagar rumahnya pun ricuh menyerbu masuk dan menanyakan berbagai hal dengan kamera yang bertebaran mengerumuni mobil mereka.

Daffa hanya diam terpaku melihat wartawan itu dari dalam mobil, cahaya blitz dari kamera sedikit menyilaukan matanya.

"APA ANDA SENGAJA MENJATUHKAN TIM SENDIRI PADA SAAT LOMBA KEMARIN?!" teriak salah satu wartawan yang terdengar jelas di telinga Daffa.

"TOLONG JAWAB KAMI!"

"APA MOTIF ANDA MENGALAH PADA TIM LAWAN?"

"APA ANDA BERPURA-PURA CEDERA?"

"APA ITU CEDERA YANG SERIUS?"

"MENGAPA ANDA MEMILIH UNTUK-.."

"KAPAN AKAN MENGKLARIFIKASI...-"

"APA HUBUNGAN ANDA DENGAN SANG IBUNDA BAIK ATAU-.."

Beberapa yang terdengar sekilas ditelinga Daffa yang melihat dibalik kaca mobil, ada pula terdengar tanggapan yang tak senang dengannya.

Dengan cepat, mobil mereka pun melaju meninggalkan rumah.

Dalam perjalanan, Daffa dan ayahnya hanya berdiam diri saja seolah merenung.

"Kapan mama pulang?" tanya Daffa tiba-tiba.

"Bentar lagi juga-"

"Bentar lagi juga pulang, mungkin gak lama lagi, paling udah di pesawat" sambar Daffa yang sudah tau jawaban ayahnya selalu sama.

Ardean pun melirik anaknya sekilas.

"Tapi udah berbulan-bulan ga sampai-sampai, emangnya mama naik pesawat apa sih kok lama bener" tambah Daffa lagi dengan nada yang sedikit ketus.

Mereka berdua pun kembali berdiam diri, bingung harus berbicara apa lagi.

"Ada ga sih keluarga kek kita, Pa?" tanya Daffa lagi.

"Hm?"

"Iya, keluarga canggung. Jujur, Dave ga tau makanan kesukaannya mama sama papa. Dave ga tau apa aja kesukaan mama sama papa. Mau nanya juga malu, ga ditanya juga masa seorang anak ga tau hal sepele gitu. Bahkan Dave ga tau tanggal berapa kedua orang tuanya Dave ulang tahun" jelas Daffa dengan pelan namun cukup membuat Ardean menelan salivanya sendiri.

"Kita makan sama mama juga cuma 3 kali seumur hidupnya Dave, itupun waktu umur 5 tahun sisanya ga pernah" tambahnya lagi.

Lagi-lagi ayahnya Dave, Ardean. tak menjawab anaknya.

Sesampainya disekolah, Daffa pun turun. Tanpa salam, tanpa pamit, alias langsung pergi. Ardean pun hanya menghela nafas dan pergi.

Daffa memasuki gerbang sekolahnya.

"ITU DAFFA!" teriak seseorang dibelakang Daffa membuat Daffa menoleh.

Ternyata para awak media menyerbunya, Daffa pun berlari dengan tergopoh-gopoh. Satpam pengawas gerbang sekolah pun tak cukup menahan mereka semua.

RUANG GANTI 2 [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang