26

1K 87 10
                                    

Saat jam istirahat siang, Reeva pun memisahkan diri dengan kedua sahabatnya untuk pergi ke ruang ganti. Ya, di jam seperti ini tak heran jika rambut mulai gersang dan bedak luntur. Makanya, banyak siswi yang menyerbu ruang ganti dan para siswa hanya bisa mengantri setelah seluruhnya siswinya selesai. Kalau masuk di saat siswi-siswi itu berdandan ria, maka akan muncul teriakan maut mengandung bahasa binatang.

#Pengalaman pribadi author

Reeva pun hanya membenarkan rambutnya, sedangkan melihat siswi lainnya sibuk memakai lipstick, bedak, maskara, parfum, dan sebagainya. Reeva memang simple, tidak suka berdandan disekolah kecuali ada hal-hal yang penting.

"Siang, Irene" sapa siswi yang ada ruang ganti sesaat setelah Irene masuk, mereka semua tersenyum ramah. Padahal saat Reeva dan siswi lain masuk mereka hanya diam saja.

Sontak Reeva melirik kebelakangnya dari kaca yang ada didepannya. Pantas saja, Irene bagai bidadari diantara mereka semua.

"Siang juga, jejeran kacanya penuh?" tanya Irene melihat seluruh cermin di ruang ganti telah digunakan untuk berdandan.

"Lo bisa disini kok, gue juga udah selesai" ucap salah satu siswi yang langsung tergesa-gesa memasukkan alat make-upnya dan pergi setelah Irene berterimakasih.

"Irene, lo pakai foundation apa? Pakai lipstick apa?" tanya salah satu siswi disana.

Irene terdiam sejenak kemudian tertawa, "Gue ga suka make-up terlalu tebal, cuma bedak biasa dan lipgloss kok" jawabnya sambil tersenyum manis.

"Pantas dia cantik, natural ternyata" tambah siswi lain dan langsung disetujui oleh yang lainnya.

"Tapi, ga dandan juga terlihat buruk sih. Kucel.. hihihi" sambung Irene lagi.

Reeva yang sedang membenarkan jam tangannya pun melirik Irene yang ada disampingnya, entah mengapa ucapan Irene ini cukup menyinggung perasaannya.

"Reeva ga dandan tuh" ucap salah satu siswi, ini benar-benar menyudutkan Reeva.

Irene pun melihat Reeva, "Reeva?" ulangnya. "Reeva mah cantik banget, bahkan lebih cantik daripada gue" sambungnya sambil melihat siswi lain.

"Hah? Masa sih?" ulang yang lainnya secara bergiliran.

"Reeva kan ketua Osis, dandan itu haram" tambah yang lain lagi.

"Te-la-dan"

"Dandan itu HA-RAM, guys!"

Sindir siswi-siswi di dalam ruang ganti. Jujur, mereka kesal sejak pemilihan ketua Osis justru Reeva yang terpilih. Pemungutan suara terbanyak adalah Reeva dan yang mendukung mayoritas siswa bukan siswi. Ya, ini hasutan abangnya alias Hanip yang cukup terkenal dikalangan siswa SMA Nusantara karena Hanip yang mudah bergaul.

"Pilih adek gue! Sempat ketawan nama lo kaga milih adek gue, kita cerai!" itulah yang Hanip ucapkan pada teman sebayanya pasca pemilihan ketua Osis.

"Bukan gitu, gue mana pernah bilang gitu" jawab Reeva berusaha santai.

"Iya, lagian Reeva cantik kok" ucap Irene, "Pas sama abangnya sih, bang Hanip ituloh!"

Degg---

Ucapan Irene ini mengarah ke mana sebenarnya? Pujian atau justru sindiran?

"Jelaslah Reeva cantik kalau sama abangnya, kan abangnya ganteng bukan cantik" sambung Irene membuat yang lain tertawa, bagi mereka ini lelucon.

"Irene lucu juga ya" puji yang lain. "Lo pasti udah ada pacar ya, Ren?"

"Pacar? Belum lah! Hahaha!" tawa kecil Irene sambil menutup bibirnya.

Malas mendengar perbincangan ini, Reeva langsung saja pergi dari ruang ganti.

"Reeva" panggil seseorang membuat langkah kaki Reea dilorong terhenti, Reeva pun menoleh dan ternyata yang memanggilnya adalah Irene. Gadis cantik nan manis itu mendekatinya. "Pulang sekolah.. ada waktu ga?"

Reeva terdiam sejenak, "Buat?"

Irene pun tertawa kecil, "Sedikit konyol sih, cuma ayo jalan-jalan sehabis pulang sekolah"

Sontak batin Reeva berteriak tumben?!!!!.

"Mendadak gini, kenapa?" tanya Reeva to the point.

"Ah.... Engga apa sih, cuma pengen kenal lebih dekat sama lo" jawabnya, " Lo kan adiknya bang Hanip"

Reeva mengerutkan kedua alisnya, "Terus?"

Irene mendekat dan memukul imut lengan Reeva, "Dekatin gue sama bang Hanip dong" bisiknya.

Wait...

Ini Irene bukannya dekat sama Dave kemarin? Kok nyasar ke Hanip? -Reeva

"Hehehe" tawa Irene dengan bertingkah imut.

"Va" panggil Surya yang datang dari arah belakangnya Reeva, "Ga ke kelas? Bentar lagi masuk loh"

"Eh! Bang Surya" panggil Irene yang langsung memegang tangannya Surya dengan senyuman manis.

Surya pun melihat tangan Irene yang memegang tangannya, sontak ia langsung menepisnya dengan sinis. "Siapa ya?"

"Hm? Irene, Bang" jawab Irene sambil membelakangkan kedua tangannya.

Surya terdiam sejenak, "Oh, kita ga terlalu kenal, jangan sok akrab" jawabnya. "Gue aja baru tau lo dari Dave"

Pedas HAHAHAHAHA

"Surya" panggil Reeva berusaha membuat Surya tidak terlalu menyakitkan dalam berceloteh.

"Lo ga pakai bang? Bang Surya gitu?" tanya Irene bingung. "Aaah... Mudah juga ya bergaul sama temannya abang kandung sendiri"

"Maksudnya?" tanya Surya mendadak gedek dengan ucapannya Irene.

"Em... Sekolah kita kan punya tatakrama" jawabnya, "Keknya udah ga berlaku buat Reeva ya, Bang?"

Sontak Surya terdiam mencerna ucapan Irene yang sedang tersenyum manis namun bertutur kata sinis.

"T-tunggu, maksud lo gimana?" tanya Surya berusaha positif menanggapi ucapan Irene.

"Duluan ya" jawab Irene dengan tersenyum manis sambil mengelus lengannya Reeva dan melirik Surya sekilas kemudian berjalan pergi.

"Dave deket sama anak kek gitu?" tanya Surya heran mengingat Daffa sedang diiming-imingi dekat dengan Irene. "Sinting"

Reeva hanya berjalan pergi meninggalkan Surya, tak menanggapi ucapan Irene pula.

"Nape lu, tong" sapa Hanip menepuk pundaknya Surya.

"Mikir gue" jawab Surya masih melamun namun sadar jika Hanip disampingnya. "Dave kok bisa deket sama Irene sekarang?"

"Lah?!" Hanip mendadak panik, "Irene sekarang dimana?"

"Mana gue tau, kelasnya lah mungkin" jawab Surya sambil menaikkan singkat kedua bahunya.

"LAH IYA?! EMANGNYA KELAS 11 IPS 1 UDAH PINDAH KE KELAS 10 BAHASA 1?!" teriak Hanip, "Tadi kan gue liat Dave dikelasnya, terus lo bilang mereka udah deketan sekarang! Emangnya kelasnya Irene yang di pojokan gedung udah dipindahin ke kelas kita?!"

"Bangsat lu" umpat Surya kesal, "DEKET HUBUNGANNYA, ANJENG! BUKAN RAGA, JASMANI, TUBUH, ATAU ORGANNYA!"

"Oooooohhhhhh" jawab Hanip dengan mulut yang seperti lingkaran, ya lingkaran setan.

"Lemah gue ngomong sama lu" Surya memegang kepalanya sendiri. "Membangkitkan gelora bara dan butuh stamina yang cukup buat dengar jawaban lu"

"Cailah, gue kan ga tau. Emangnya kenapa? Bagus lah kalau Dave deket sama Irene" jawab Hanip.

"Kok lu bisa ngomong gitu?"

"Lah iya, coba kalau Dave dekatnya sama Pak Toni, atau sama Pak Anwar. Serem, njir. Ntar timbul bibit-bibit LGBT, Lelaki Ganteng Berhati Tersesat" jawab Hanip bergidik ketakutan.

"Sialan lu" jawab Surya langsung pergi meninggalkan Hanip.

"Ditinggal lagi gue" Hanip memanyunkan bibirnya dan mengejar Surya yang semakin jauh.

RUANG GANTI 2 [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang