4

2.2K 165 4
                                    

Ceklek!

"Alhamdulillah udah kebuka!" jerit Reeva kesenangan, Daffa pun hanya tersenyum melihat bu Rachel sudah terpajang didepan pintu dengan sebuah tongkat panjang.

"Mati gue" gumam Daffa dalam senyumannya.

"Surya! Hanip! Dave! Ayo ikut ke ruang bk!" omel bu Rachel berusaha membangunkan Surya dan Hanip.

"Ish! Gorila ganggu aja!" Ucap Hanip tak sadar dan masih bermimpi.

"KURANG HADJAR KAMU, HANIP!" teriak bu Rachel langsung membuat mata Hanip terbuka lebar.

"MA-MA-MAKASI EH MAAF MAKSUDNYA, BU!" Teriak Hanip yang langsung mendapat tarikkan telinga yang pedas dari bu Rachel.

"Heh? Surya? Ya? Surya!" panggil Daffa tiba-tiba panik melihat wajah Surya yang mendadak pucat tak berwarna.

Reeva pun langsung bergegas melihat Surya, suhu tubuhnya Surya sudah dingin bak es batu, ia terlihat antara sadar dan tidak sadar.

"Heh, ayo cepat bawa ke UKS!" jerit bu Rachel seketika panik.

Dengan sigap, Daffa pun segera membopong sahabatnya itu ke UKS diiringi Reeva.

Beruntung sudah tersedia dokter khusus untuk menjaga di uks SMA Nusantara itu, Surya pun langsung ditanganin begitu sampai di ranjang uks.

"Dok, minta kompres air hangat aja" ucap Daffa seolah tau apa tepat untuk Surya.

"Dia memang gitu, tubuhnya menyerap suhu disekitarnya jadi kompres air hangat aja biar mengimbangi suhu di dalam tubuhnya" ucap Daffa bak dokter, dokter hatinya Reeva eak eak.

"Daffa, kamu ikut saya ke ruang bk! Reeva kamu jagain Surya biar gak kabur ya! Surya itu biang keroknya!" ucap bu Rachel menarik Daffa.

Daffa pun pergi bersama bu Rachel, kini Reeva yang mengompres Surya setelah dokter tadi datang membawakan kompresan air hangat.

"Kamu jagain dia dulu ya, kalau udah sadar beritahu saya" ucap dokter meninggalkan Reeva dan Surya.

"Wirasurya pangestu" gumam Reeva mengeja nametag Surya.

Melihat Surya tertidur pulas di ranjang itu membuat Reeva lebih tenang kebanding melihat Surya yang berkeliaran kesana kesini membuat masalah.

Jujur saja seketika terlintas dibenak Reeva.

ganteng

Ketika melihat Surya saat ini.

Surya lebih baik diam, kalem, wibawa seperti ini ketimbang banyak bicara dan sok-sok layaknya bigboss.

Reeva yang tadinya duduk di kursi tepat disampig Surya pun berdiri dan mengambil kain kompres yang ada di kepala Surya untuk kembali dikuras di air hangat.

Ia pun mengembalikan kain itu ke kepala Surya dan melihat pipi kirinya Surya yang sedikit memar, ia berinisiatif untuk mengobati dengan obat hijau yang khusus untuk luka memar itu.

Jarak kursi dan tempat tidur yang besar membuat dirinya harus lebih dekat dengan Surya, namun tiba-tiba kedua matanya Surya terbuka perlahan-lahan.

Surya pun terkejut melihat wajah Reeva yang begitu dekat dengannya, seketika jantungnya mendadak berlari kesana kesini.

"Lo.. ngapain?" tanya Surya saat melihat Reeva juga mematung.

"Hah? oh gue tadi ngobatin luka yang di pipi kiri lo itu!" ucap Reeva kembali ke kursinya.

Surya pun langsung duduk di ranjang itu dan menghadap ke Reeva sambil tersenyum miring, mulai sudah sifat badboynya Surya keluar matang-matang.

"Lo, mau nyium gue ya?" tanya Surya kepedean tingkat dewa sembari menunjuk bibirnya.

"Ih! engga!" balas Reeva mendadak.

"Bohong! Lo naksir kan sama gue! Lo ngicer gue ya! Sejak kapan lo suka sama gue, hah? jawab aja! jujur!" semprot Surya dengan berbagai kepercayaan dirinya yang tiada batasan.

"Pede banget lo" ucap Reeva kesal.

Baru saja Reeva beranjak pergi, Surya sudah menarik tangannya dengan kuat membuat dirinya bertumpu pada pundaknya Surya.

Surya pun lagi-lagi tersenyum sinis, memang gelar badboy begitu mendarah daging dengannya.

"Gue tau lo suka sama gue" ucap Surya membuat Reeva mengerutkan alisnya,
"Dan gue baru aja suka sama Lo"

---•••---

"Widih, gimana capek gak ngurus ketiga manusia kampret itu?" tanya Vanesya, sahabatnya Reeva.

Melihat Reeva termenung tak merespon, Vanesya pun mengesekkan ujung kuku tangannya yang tajam ke atas mejanya Reeva. Suara decitan kuku itu pun menyadarkan Reeva.

"Apaan sih nes?" tanya Reeva sambil menutup telinga.

"Melamun aja!" Vanesya pun menghentikan kegiatannya yang mengganggu Reeva itu.

Reeva pun berdecak,
"ck! gue habis dengar sesuatu yang memualkan jiwa raga"

Reeva pun menghadap ke Vanesya itu,
"bang Surya! Yang nakal, bandel, bego, tukang ulah itu!"
"NGALUSIN GUE!"

"Loh emangnya bang Surya udah jadi tukang bangunan?" Sambar Lami dari belakang Vanesya dan Reeva.

"Loh? kok jadi tukang bangunan?" tanya Reeva.

"Tadi katanya ngalusin. Ngalusin pakai apa? pakai alat yang ngerapihin kayu itu ya?" tanya Lami yang lemotnya kebangetan.

"AU! CAPEK NGOMONG SAMA ELO!" kesal Reeva.

"Ngalus gimana, Re? gombal gitu?" tanya Vanesya.

Reeva pun mengangguk kuat,
"Mana dia kepedean lagi! kesel!"

"Tapi kalau diliat ya.. bang Surya itu ganteng kok" renung Vanesya membuat Reeva tersedak salivanya sendiri.

"Lo ngomong apa? lo lagi overdosis obat apa gimana?" kesal Reeva.

"Ya maksud gue lo cocok kok sama bang Surya kalau lo mau" angguk Vanesya.

"Astagfirullah, mending gue perawan tua aja dibanding sama dia!" kesal Reeva.
"Ini lo kok gak berkutik?" tanya Reeva melihat Lami merenung.

"Bang Hanip ganteng ya, Va" ucap Lami membuat Reeva ingin membuang kedua sahabatnya ini.

"Loh?! ini pada kesambet apaan?! kok mendadak naksir surdanip?" tanya Reeva.

"Eh tapi ya Va, kalau seandainya lo memang bersatu sama bang Surya-"

"AMIT-AMIT YA AMIT-AMIT GAMAU GUE SAMA KECEBONG KUNING GITU!" kesal Reeva memotong omongan Vanesya.

"Ya kan gue bilang seandainya!"
"Bang Surya itu bisa ngehancurin reputasi elo loh, ya secara lo ketua osis dan dia anak nakal! bolos mah pasti, ngerjain tugas juga boro-boro, ugal-ugalan, urak-urakan, ya intinya lebih baik jangan sama bang Surya deh" usul Vanesya.

"YANG BILANG GUE MAU SAMA BIANG KEROK ITU SIAPA?! HAH?!" kesal Reeva.

"ya kan gue membayangkan" jawab Vanesya.

"Daffa" ucap Lami membuat Reeva menoleh seketika.
"Kalau Reeva sama bang Daffa juga gak cocok"

"K-k-kenapa?" tanya Reeva.

"Habis bang Daffa itu terlalu serius loh, kalau dengan lo yang cuek gitu yang ada kalau pun jadian ya gak lama, pasti bentaran aja udah bosen" ucap Lami membuat bekas mendalam di hatinya Reeva.

"Ini kok pada jodohin gue sih?" kesal Reeva.

"Emang lo gak tau kutukan ruang ganti?" tanya Vanesya.

"Kutukan apa?"

"Barang siapa yang terjebak didalam ruang ganti.." ucap Lami,
"Maka dia akan berjodoh"

"Yang terjebak itu cuma elo, bang Daffa, bang Surya, terus..." tambah Vanesya tak lama terdiam.

Vanesya dan Lami pun bertatapan kemudian saling menatap Reeva,
"Jangan-jangan justru bang Hanip?!"

RUANG GANTI 2 [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang