7

1.6K 138 17
                                    

Upacara pun menyambut hangat siswa-siswi SMA Nusantara pagi ini, namun tidak sebaliknya.

Reeva pun berdiri di barisan anggota Osis lainnya tepat dibelakang siswa-siswi lain untuk memantau teman-teman sebayanya yang mengikuti upacara, sendari tadi Reeva mencari-cari Daffa yang tidak tampak batang hidungnya dijejeran Osis.

Jujur baru ini pertama kalinya Reeva mencari Daffa setelah mengenalnya kemarin-kemarin.

“Nah ini!” suara kepala sekolah membuat Reeva melirik ke tengah lapangan, Reeva pun terkekeh-kekeh begitu melihat Surya dan abangnya, Hanip. Sudah berjalan jongkok dari balik gedung sekolah ke tengah lapangan.

“Mampus lo bang Hanip! Salah sendiri kemarin nyembunyiin poster korea gue, gue kerjain balik lo!” umpat Reeva kegirangan melihat abangnya dihukum akibat dirinya yang mematikan alarm ponsel abangnya sebelum tidur. Sengaja ia balas dendam dengan cara seperti itu berhubung Hanip ini sangatlah cinta akan tempat tidurnya dan tidak akan bangun tanpa alarm.

“Ini generasi bangsa yang gagal produksi! Kalian ini ya cuma kalian bertiga aja yang selalu buat ulah!” sambung pak Kepsek membuat Reeva semakin tertawa.

Eh tunggu..

Bertiga? -Reeva

Sontak Reeva pun berjinjit dan melihat ke tengah lapangan, benar saja ternyata bukan hanya Surya dan Hanip tetapi juga Daffa alias Dave.

“Berdiri kalian didepan tiang bendera! Kalian jewer telinga satu sama lain! Satu kaki diangkat! Kalau ada yang gak ngelakuin sampai selesai upacara, bapak tambah hukumannya!” tambah pak Kepsek.

Reeva pun melihat jejeran angkatannya, tentu saja gadis-gadis disana sibuk kegirangan melihat Daffa didepan mereka.

Ada yang merekam, ada yang tersipu malu, ada yang pura-pura biasa saja tapi kegirangan, ada yang melompat-lompat kegirangan.

Tidak ada bedanya perempuan dan laki-laki, mereka sama-sama kagum dengan Daffa. Heran, padahal Daffa sedang dihukum. Curiganya yang laki-laki justru naksir Daffa, duh amit-amit.

Reeva pun melipat kedua tangannya didadanya sembari memperhatikan Daffa yang berdiri dengan satu kakinya yang diangkat dan menjewer telinga Surya yang menjewer telinga Hanip.

Walaupun anggota Osis, nyatanya Daffa sedikit menyimpang dari aturan sekolah. Ia memakai sepatu berwarna, dasi yang tak rapi, juga kerah seragam dibalik jasnya yang tidak dikancing.

“Pak, kok saya gak jewer siapa-siapa?” teriak Hanip merasa tak adil,
“Daffa jewer Surya, Surya jewer telinga saya, saya gak jewer telinga siapa-siapa nih pak ih gak adil”

“Ya kamu kan paling ujung” Jawab kepala sekolah dari mikrofon.

“Yaudah saya jewer telinga bapak aja biar adil gimana?” tanya Hanip dengan polosnya.

“Enak aja kamu ya gak sopan!” kesal bapak kepala sekolah mengundang tawa murid-murid bahkan guru-guru dilapangan.
“Sudah! Diam semua ini upacara!”

Upacara pun berlangsung dengan hikmat.

“Dave tuh? Waduh kapten basket kok telat!” Teriak Farrel tak lama kemudian, Farrel adalah salah satu anak Osis yang kebetulan berdiri disamping Reeva.

RUANG GANTI 2 [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang